1. ujub dengan nasab anak
Misalnya, ahlul bait yang merasa tinggi karena nasabnya. Nasab tinggi hendaknya diiringi dengan ketaqwaan dan tidak perlu kita banyak berbangga dengan keturunan.
2. ujub dengan penampilan
Dapat berupa kecantikan, gaya, dan keindahan tubuh. Ada orang yang di siksa Allah karena pakaian yang ia pakai. Seolah lupa bahwa parasnya yang indah itu adalah nikmat dari Allah, bisa saja Allah berkehendak mencabut nikmat tersebut lewat luka diwajahnya, kecelakan lalu rusak wajah atau tubuhnya. Ingatlah dengan kisah seorang wanita kulit hitam yang mana sering dianggap tidak terlalu menarik daripada yang berkulit putih, namun karena kesabarannya (menghadapi penyakit ayan/epilepsi), ia janjikan masuk surga jika ia bersabar.
Barang-barnag mahal yang membuat orang jadi sombong atau ujub. Inilah yang berbahaya. Ibu-ibu dan pemudi bila di karuniakan oleh Allah sebagian dari kekayaan hendaklah bertaqwa kepada Allah, jangan digunakan untuk beli barang-barang branded. Yang Allah nilai adalah hati dan amalan seseorang, bukan fisiknya.
3. ujub dengan kekuatan dan kecerdasan
Sebagaimana kaum 'Ad yang sombong karena kekuatan mereka, mereka lupa bahwa yang memberikan kekuatan itu adalah Allah yang lebih kuat dari mereka. Karenanya mereka di timpa azab.
Terkadang ini menimpa orang yang suka nge-gym. Bisa saja Allah mencabut nikmat itu, karena bukan berarti punya tubuh kuat bisa selamat. Hendaknya bersyukur kepada Allah bahwa segala nikmat yang Allah berikan adalah amanah.
Ujub dalam hal kecerdasan diantaranya tidak mau musyawarah dan mendengarkna ulama, dan menyelisihi pendapatnya. Pelakunya harus ingat bahwa akal yang Allah berikan itu harus disyukuri, bisa saja kepalanya terbentur hingga kecerdasannya hilang, na'udzubillah.
4. ujub dengan jumlah yang banyak
Misalnya, anak yang banyak, penolong, pengikut, pembantu, dan harta. Terkadang seseorang terpedaya oleh banyaknya pengikut, padahal hal itu tidak menentukan kedudukannya disisi Allah.
Untuk apa kita bangga dengan jumlah yang banyak padahal kita sendirian nanti dikubur, dihari kebangkitan kita juga sendiri, semua orang lari dari kita. Ujub dalam hal harta seperti kisah dua pemilik kebun di surah Al-Kahf.
5. ujub dalam berafiliasi dengan penguasa zalim
Ujub karena dekat dengan penguasa zalim dan ini adalah puncak kebodohan. Sekalipun ada penguasa yang adil, kita juga tidak boleh ujub bila berafiliasi atau dekat dengan mereka. Penguasa punya tugas yang berat dan itu adalah amanah dari Allah dan juga akan diminati pertanggung jawabannya.
***
InsyaaAllah pekan depan kita akan masuk ke amalan hati yang kedua yaitu Tawakkal. Alhamdulillah pembahasan riya' dan 'ujub cukup panjang ya, semoga Allah mudahkan kita untuk mengamalkan ilmu ini.
Baarokallahu fiikum
Semoga Allah memberkahi kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
UFA Class: Silsilah Amalan Hati
Non-FictionAmalan hati itu adalah amalan yang terus menerus, seperti ikhlas, qona'ah, tawakkal, dan takut kepada Allah. Maka ini terjadi terus menerus. Sementara amalan badan ada batasannya seperti shalat. Bila shalatnya selesai maka selesai pula amalannya. B...