Bagian 3

9 2 0
                                    

Hari ini mood Saga benar-benar hancur, kenapa? Jawabannya karena orang di sebelahnya saat ini tidak henti-hentinya menyeretnya kesana kemari dari pulang sekolah. Bahkan ini sudah malam, dan dia tidak memikirkan apapun selain berbincang dengan dua teman perempuannya yang masing-masing membawa pasangan mereka. Ah andaikan mereka sedang tidak di tempat umum tentu sudah sejak tadi dia tinggalkan perempuan tidak tau diri ini. Tapi Saga sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdebat dan melawan, jadi dia membiarkan dirinya di bawa kemana perempuan ini mau.

“Eh Lo gak mau ganti baju dulu apa Fi? Emang gak bau keringet ya? ”

Iya iya, bau banget, cepetan pulang!

“Ahaha bentar lagi juga mau pulang, ngabisin minum dulu.”

Saga mengusak rambutnya frustasi. Dia melihat ke sekitar untuk meredakan emosinya. Awas saja jika besok dia telat sekolah orang yang namanya Fiya ini harus menerima ganjarannya.

Eh, itu bukannya Eva ya?

Saga melihat ke seberang jalan dan disana ada orang yang sedang jalan sendirian memakai Hoodie pink dan rambut yang di gerai, entah kemana. Saga berdiri dan berjalan menuju Eva yang ternyata masuk ke dalam supermarket.

“Eh, Saga lo mau kemana? Gue ikut-”

“Gak, lo tunggu sini aja. Ada yang mau gue beli.”

Seakan perintah yang tidak bisa di bantah, Fiya diam tidak membalas, dia memasang wajah cemberutnya. Tapi bukan Saga namanya kalau tidak peduli, dia pergi tanpa peduli pendapat yang lain.

Dia berjalan dengan sedikit berlari untuk mengejar orang yang tadi. Dia masuk ke supermarket dan mencari keberadaan orang itu.

“Eva” panggilnya. Dan orang itu menoleh melihat siapa yang memanggilnya. Dan benar saja dia Eva, Saga berjalan menghampiri tapi Eva menghindar dengan mengabaikan dirinya.

“Eh Lo mau kemana?”

Pertanyaan Saga tidak dijawab dan dia malah ditinggal pergi ke kasir. Setelah membayar belanjaannya dia berjalan keluar dengan terburu-buru.

“Eva bentar!” Saga menarik pergelangan tangan Eva mencegahnya untuk pergi.

“Lo marah ya? Maaf, gue gak bermaksud menyinggung perasaan Lo siang tadi.”

“Iya.”

Satu kata yang keluar dari mulut Eva cukup membuat Saga kebingungan untuk berbicara. Dia sangat jelas tahu jika perempuan berbicara singkat seperti ini artinya dia sedang marah, dan tentu saja dia tahu karena sering melihat ayahnya diabaikan oleh ibunya, dan Seharusnya Eva memarahi dirinya saja dari pada hanya menjawab ‘Iya’ seperti itu, itu malah membuat dirinya bingung harus seperti apa, apa dia harus merayu Eva seperti yang di lakukan ayahnya? Saga menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“Ee.. Lo mau kemana habis ini? Mau gue temenin?”

“Kan aku udah bilang tadi siang, jangan temenan sama aku lagi, jangan ajak aku ngobrol lagi, dan jangan deketin aku lagi. Kamu gak perlu mikirin kejadian tadi siang, aku yang bakal ngurus masalah itu kamu gak seharusnya ikut campur.”

“Gue ngerti kenapa Lo bisa semarah ini, gue minta maaf karna omongan gue tadi siang udah kelewatan, tapi kita gak harus pura-pura gak kenal juga kan Va.”

“Aku gak– ah sudahlah, aku duluan.”

“Eva!” Saga menahan tangannya lagi tapi kali ini tidak dia lepaskan.

“Oke Gue gak akan deketin Lo lagi tapi dengan 5 syarat dan habis itu gue bener-bener akan ngejauhin Lo tanpa Lo suruh, gimana?”

5 syarat? Eva tidak menyangka Saga akan melakukan ini, padahal Eva hanya ingin Saga tidak mendapatkan masalah karena dirinya dan dia juga tidak akan kena masalah dengan Fiya dan teman-temannya, apa yang Saga inginkan?

This Is The NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang