Prolog

29 2 0
                                    

Criing

"selamat datang"

Bunyi bel pintu masuk Cafe menarik perhatian sebagian pengunjung, bukan, bukan hanya bunyi belnya saja tetapi orang yang masuk itu juga menarik perhatian. Dia seorang perempuan cantik secantik model berpakaian cassual. Walau hanya diberi sedikit lipstik dan bedak bayi tapi wajahnya yang memang cantik jadi terlihat jelas.

Beberapa orang memfoto dia diam-diam, ada juga yang membicarakan betapa cantiknya paras perempuan itu.

"Pesan americanno satu sama greentea latte satu" ujarnya.

"americanno satu greentea latte satu, tunggu sebentar ya kak".

Perempuan itu menengok ke kanan dan ke kiri, mencari meja yang masih kosong, dan tanpa sengaja matanya melihat seorang laki-laki yang terasa familiar. Tanpa sadar dia terus menatap laki-laki itu intens, hingga kemudian mata mereka bertemu, laki-laki itu tersenyum sedangkan si perempuan kembali menghadap ke depan mengambil pesanannya, membayar, kemudian pergi keluar Cafe.

Dia berjalan tak tentu arah, hanya saja pikirannya menyuruhnya untuk pergi dari orang itu jauh jauh. Jantungnya berdetak lebih cepat, nafasnya tersengal, dan wajahnya pucat.

Dia takut, saat otaknya memutar kembali ingatan masa lalunya.

"Eva!" teriakan seseorang kembali menyadarkannya. Dia baru sadar ternyata dari tadi dia sedang duduk di taman.

"Lo ngapain disini sendirian?" tanyanya heran

Perempuan yang di panggil Eva itu menoleh dan mendapati temannya Rena berdiri di depannya.

"Lo gak papa?" tanya Rena khawatir. Eva kembali menunduk dan mengangguk pelan. "Sudah lama ya, kita gak ketemu, gimana kuliah lo di Inggris?"

"Iya, sudah lama, baik kok. Kamu sendiri, lanjut dimana?"

Rena duduk di sebelah Eva. "Gue gak lanjut kuliah, sekarang lagi usaha kecil-kecilan"

Eva mengangguk sambil bergumam, kemudian mereka terdiam sesaat menikmati angin yang berhembus pelan.

"Eva, gue mau nanya boleh? Tapi Lo jangan kesinggung ya"

"Iya nggak kok, tanya apa?"

"Sebulan sebelum kelulusan dan di hari kelulusan Lo nggak ada, Elo... kemana?" Rena bertanya dengan lembut takut menyinggung Eva. Rena tahu betul sejak pertama kali mereka bertemu Eva sedang menyembunyikan sesuatu tapi selama berbulan-bulan mereka berteman tidak pernah sekalipun Rena bertanya, dia ingin Eva sendiri yang memberitahunya tanpa ada paksaan. Tapi jangankan ingin bercerita, sampai hari kelulusan pun Eva tidak mengatakan apapun bahkan menghilang tanpa kabar.

DEG

Eva terdiam. Jantungnya berdetak kencang dan badannya gemetaran.

"Eva?"

Wajah Eva memucat dan nafasnya memburu. Setiap kali otaknya mengingat kejadian itu tubuhnya selalu bereaksi begini, Eva sendiri bingung harus bagaimana. Dia lelah dengan dirinya sendiri yang seperti ini terlihat sangat... lemah, dan memprihatinkan. Dia benci saat orang-orang memandangnya seperti itu. Selama 1 tahun ini dia berusaha meyakinkan , memaksakan, dan berpikir terbuka tentang dirinya dan dunia luar, tapi bagaimanapun dia berusaha selalu gagal. Dan baru untuk pertama kalinya selama setahun dia keluar rumah berpikir bahwa dirinya sudah pulih dia malah bertemu dengan orang yang menyebabkan dirinya menderita selama ini.

Menyebalkan.

"R-Rena..Nanti malam..."

Rena memeluk Eva berusaha menenangkan sahabatnya. "Kalo Lo belum siap cerita nggak papa Eva, gue gak mau liat Lo kayak gini"

This Is The NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang