Chapter 4 ; Let's go for a walk tonight.

33 5 0
                                    

Assalamualaikum......

tinggalkan jejakmu dengan vote dan coment!

.

.

.

.

Happy reading.

"Untung Bunda belum ada yang memiliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untung Bunda belum ada yang memiliki."

"Kata siapa? Bundamu itu sebenarnya sudah punya." terang Irawan.

"Siapa?"

"Dia tuh, Dhanu Mananta. Temen sekelas om waktu SMA. Dia itu temenan sama Bundamu dari jaman SMP kalau gak salah. Ternyata Dhanu ini menaruh rasa sama Bunda kamu, Tapi dia gak berani buat menyatakan kalau dia naksir sama Mba Lina." jelas Irawan

"Yah kejebak Friendzone," sontak keduanya tertawa remeh. Karena memang kenyataannya begitu. 

"Tapi emang iya, mereka tuh awalnya dishipper karena udah deket banget, Dhanu tuh asalnya gak punya perasaan apa-apa sama Mba Lina. Cuma karna shipper itu, Dhanu pelan-pelan naksir sama Mba Lina,"

"Terus Om Dhanu sekarang gimana?" tanya Raka.

"Dhanu sekarang udah berkeluarga. Dia tinggal di Spanyol, karna istrinya orang sana, sekaligus melanjutkan kuliahnya di sana," jawab Irawan.

"Wah, gak dapet Bunda dia malah dapet bule, keren!" lantas keduanya tertawa. Terlagum-kagum dengan nasib Dhanu yang melepas Linara dan berujung berjodoh dengan seorang bule Spanyol. 

Obrolan itu tetap berlanjut, membicarakan masalalu, cita-cita, dan cinta. Namu tak lama, April muncul sembari membawakan minuman yang pasti untuk Ayahnya dan juga..., Raka. Ia mulai menaruh gelas yang berisikan teh hangat itu dimeja. Setelahnya, ia mendudukan tubuhnya dikursi samping Irawan. 

"Gadisku ini, ingat tidak kau Raka?" tanya irawan sembari mengelus lembut pucuk kepala April.

Lantas Raka menggeleng pelan dengan pandangan yang bingung. Keluarga ini sebenarnya siapa? sepertinya dekat sekali dengan keluarga Linara. Tak hanya itu, mereka mengetahui seluk beluk keluarganya dari akar hingga menjadi sebuah pohon. 

Dirinya berusaha mengingat apa yang terjadi di masalalu. Tentang siapa yang ada di hadapannya, Irawan, dan Reni. 

"Yasudah kalau tidak ingat, lagian kalian masih terlalu kecil saat itu. Wajar." pungkas Irawan.

"Pah, ini anaknya Om Harwi ya?" 

"Iya, saya anaknya Ayah Harwi." sahut Raka tiba-tiba seraya membungkuk memajukan tubuhnya. Sontak ia mengantupkan bibirnya dan kembali duduk santai.

Tanpa sadar, seuntai senyuman hadir dari bibir April, kekehan kecil sebelum berbicara, "Mirip banget." kata-kata itu membuat Raka ingin tersenyum, tapi enggan. 

Promise (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang