orang yang naksir berat sama Irene.
***"Lo baik-baik aja ren? kemarin engga masuk sakit apa?" ketidakhadiran Irene tanpa keterangan sakit yang pasti membuat sahabatnya kini tengah khawatir, bagaimana jika Irene jujur bahwa dirinya menerima luka akibat pemukulan Issac? tidak mungkin kan, itu sama saja menyebarkan keburukan pacarnya sendiri.
Irene yang baru datang, menaruh tasnya dikursi sebelum ikut duduk disebelah gadis berkuncir dua itu. "Gue ga enak badan aja sih, makannya engga masuk. takutnya kalau maksain malah makin parah."
Tania hanya mengangguk mengerti, tidak ada yang harus dicurigai kecuali Irene sedari tadi tidak membuka sweaternya. "Lo kayanya masih gaenak badan, kenapa engga pulang aja?"
"Gila gue diusir gitu? baru juga nyampe disuruh pulang."
"Abis keliatan kaya yang dingin banget." iya, keliatannya. Irene tidak mau luka yang berada ditangannya terlihat. entah sampai kapan hilang, Irene yakin itu akan sangat lama.
"Emang dingin parah.." Keduanya sama-sama tertawa, sebelum bel masuk berbunyi. dan untung saja pelajaran matematika dijam pertama itu free class. keduanya sibuk berselancar disosial media.
"Ren tau gak." bahan-bahan perghibahan dimulai, bermula dari tau gak bisa menggali aib orang lain. siapa tau, aibnya itu bisa menjadi senjata untuk Tania. itu sih katanya, padahal sebaik-baiknya manusia harus menutup aib sendiri maupun orang lain.
Irene yang tadinya sedang asik buka Instagram menoleh. "Ada hot news?"
Tania mengangguk semangat, aura mukanya sudah negatif. tapi tidak lama. "Anak kelas sebelah, yang namanya randu demen sama Lo."
"Wah serius?"
"Iya anjing, waktu kemarin rame banget."
Dengan wajah seriusnya Irene menyimak. "Lo tau kan anak kelas sebelas? Fahri? yang pernah deketin lo itu, ribut sama randu."
"Kenapa anjing dia ribut?" katanya, mulai kan. jika bersama Tania dirinya akan menjadi toxic.
Menghela nafas sebentar, Tania mencoba mengingat kejadian kemarin. Kalian perlu tau, dimana randu dan Fahri hampir baku hantam. alasannya? memperebutkan Irene, mereka bertanding futsal untuk mendapatkan Irene. keduanya seri, hingga pada detik-detik terakhir, Fahri lah yang mencetak gol.
Tidak terima anak blangsak itu mencetak gol, dengan kasar keduanya saling mendorong. hampir saja melayangkan pukul, keduanya sudah dipisahkan. ah, sayang sekali. harusnya irene masuk waktu kemarin. siapa tau dia bisa menyiapkan tongkat kayu atau pisau agar saling membunuh.
"Gue direbutin? dikira gua bakwan kali direbutin, emang itu orang pada engga tau gue punya pacar?"
"Antara tau atau engga, kalau Randu sih jelas tau. soalnya dia stalk lo banget, kalau lo tanya gue tau dari siapa dia ngstalk lo. gue liat langsung. tapi katanya sih, dia engga peduli lo mau punya pacar atau engga.."
Bergidik ngeri, "Anjing juga tuh cowok, gue takut deh."
"Hati-hati aja sekarang ren, bilang sama pacar lo kalau lo diikutin cowok terus." Irene berfikir, kalau dirinya bilang kepada Issac. tidak dipungkiri, laki-laki itu akan menghabisi nyawa randu, mengambil miliknya sama saja merelakan nyawa. lagi pula Irene hanya milik Issac, tidak boleh diganggu gugat!
"Tapi kayanya gue bakal baik-baik aja deh, randu juga mungkin tipikal cowok yang engga terlalu ngedeketin cewek mungkin?"
"Ya itu menurut lo, sebenernya bukan gitu. randu kalau demen sama orang, apapun bakal dilakuin. gue cuman takut Fahri kenapa-kenapa aja sih, kan, sayang banget cowok ganteng malah babak belur mukanya. mana masih bujangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
EARNED IT
Teen Fiction(17+) kalau kalian pikir ini cinta dan kebaikan untuk Irene itu salah, hanya ada obsesi dan rasa kekangan yang didapatkan. Irene perempuan cantik, memiliki keterampilan dalam memasak, dirinya bercita-cita mempunyai toko bunga saat sudah lulus SMA na...