"LO SIAPA?!"
Teriakan itu terdengar sangat keras dan nyaring.
"GW BILANG LO SIAPA?!"
Lagi, laki-laki dengan tinggi badan 173cm itu kembali berteriak. Dari wajahnya, terlihat jika dia benar-benar emosi terhadap sosok dihadapannya.
"Wah, ternyata lo udah ada disini, ya? Haha." Ucap sosok berbaju hitam itu.
"LO SIAPA BEGO?! ADA URUSAN APA LO SAMA GW, HAH?!"
"Cih, gausah sok polos deh lo! Mustahil juga kalo lo gakenal sama gw."
Perkataan sosok didepannya membuat laki-laki itu terdiam seketika. Jangan bilang...
"Gimana, udah inget lo sama gw?" Tanya sosok itu.
Tiba-tiba saja senyum menyeringai tercetak di wajah laki-laki yang berada dihadapan sosok itu. "Gw kira lo udah berubah, tapi ternyata masih sama ya..." Ucapnya dengan nada yang dibuat-buat.
"Selamat datang di gerbang kematian kawan. Tolong ucapkan satu kata sebelum lo mati!"
Satu perkataan dari sosok itu membuat laki-laki tadi semakin menyeringai. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Nggak semudah itu bangsat! Permainan baru dimulai. Haha!"
Setelahnya, di tanah kosong itu hanya tersisa sosok berbaju hitam dengan menggunakan topi dan masker sebagai penutup wajahnya saja. Tidak ada laki-laki tadi, dan tidak ada siapa-siapa.
"BANGSAT ARSA!"
"Oh, udah bangun?" Satu pertanyaan dari sesosok laki-laki berambut blonde.
Apa? Bangun? Memangnya dia ada dimana? Dan, tunggu, mereka semua siapa?
"Lo tadi pingsan di depan rumah gw. Kabar baiknya, hari ini gw lagi berbaik hati dan dengan inisiatif gw bawa lo kedalem rumah gw." Ucap laki-laki dengan mata sipit dan tatapan tajam yang seakan tau apa yang sedang dia pikirkan.
"Nama lo, siapa?" Tanya laki-laki berambut blonde.
"Arsa." Jawabnya setelah memposisikan diri menjadi duduk.
Laki-laki berambut blonde itu mengangguk. "Immanuel Keenan Yudistira Nirmala, terserah lo mau panggil gw apa." Katanya.
"Frank Jinan Pradipta, Jinan."
"Hellen."
"Arjuna Azvaraska Zidan Renjana."
"Septa Julian Maheswara."
"Jenggala Fierzha Rakaharja, lo bisa panggil gw Gala."
"Mahen."
"Jehan Altarrel Gautama, Jehan."
Beberapa menit setelahnya, tak ada yang berbicara semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Lo darimana? Kenapa lo bisa nyampe kesini?" Tanya Keenan.
"Nyasar." Jawab laki-laki itu sekenanya.
"Terus sekarang lo mau kemana? Rumah lo?"
Satu pertanyaan dari laki-laki bernama Zidan berhasil membuat Arsa semakin diam. Iya juga, sekarang dirinya harus kemana? Dia bahkan tidak mengenal siapa pun. Mengenal mereka saja baru beberapa menit lalu.
"Gatau. Bahkan gw gatau sekarang ini gw ada dimana."
Jawaban Arsa berhasil membuat semuanya terheran. Jika dia saja tidak tahu dia ada dimana? Lantas kenapa dia bisa sampai disini? Arsa bukan setan, kan?
"Lo bisa tinggal dirumah gw dulu, gajauh dari sini kok." Ucap Jehan menawarkan.
"Gak perlu, tujuan gw bukan buat ngerepotin."
"Di perumahan deket rumah gw ada satu yang kosong, kalo mau lo boleh tinggal disana." Sahut seseorang yang Arsa ketahui bernama Zidan.
"Jangan bilang lo gapunya duit buat sewa perumahan nya?"
Satu celetukan yang berasal dari mulut laki-laki bernama Hellen. Sebenarnya kalo boleh jujur, Arsa ingin menampar bibir kurang ajarnya itu. Oh ayolah, Arsa ini cuma kesasar kok bukan gelandangan.
"Mulut lo, Len!" Tepat setelahnya, satu tamparan maut mendarat mulut dibibir Hellen. Pelakunya? Tentu saja Jenggala.
"Ok, gw bakal coba liat dulu ntar." Ucap Arsa menyahuti perkataan Zidan.
Setelahnya, semua kembali hening. Hingga suara teriakan yang berasal dari pintu membuyarkan lamunan semuanya.
"WEYYY!!! DIA KEMBALI!"
Sontak saja semua mata yang berada disana terbelalak kaget. Bohong, jika mereka tak tahu apa yang orang itu maksud. Mungkin hanya Arsa saja yang tidak tahu. Mungkin.
Haii, ada yang baca nggak?
Gimana nih buat prolog? Gj ya?
Tinggalin vote comment nya ya!TTD
Asahiwife_-WHO'S HE? | TREASURE-

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S HE? | TREASURE
Mistero / ThrillerBagaimana jadinya jika kisah 3 tahun yang lalu malah terulang kembali? Kisah yang hampir memakan nyawa itu kini kembali hadir? Awalnya mungkin hanya berupa teroran kecil yang sering mengganggu disetiap malam, tapi lama-kelamaan justru teror itu ber...