1-Renjana Verra Amarta

132 6 0
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen, dan share cerita ini ke teman/medsos kalian.

Instagram account 1: @scrtkaa_
Instagram account 2: @wpmatchalp_

°°°°

  Terdengar suara gemuruh dari langit abu-abu di atas Kota Surabaya, yang menandakan sebentar lagi akan turun hujan. Cuaca saat ini lumayan dingin, suhu 27° disertai terpaan angin membuat kota ini sangat sejuk bak di Malang.

  Rintik hujan perlahan mulai membasahi jalan. Semakin lama rintik itu menjadi kerap dan cepat. Beberapa orang yang berjalan berteduh sembari menunggu hujan reda.

  Terlihat gadis bermata coklat gelap berdiri di depan Indomaret dengan tangan bersedekap di dada. Verra mengumpat kecil, dia menyesal tidak mendengarkan perintah ibu nya yang menyuruh membawa payung.

  20 menit berlalu, hujan mulai reda namun masih sedikit gerimis. Verra tidak mau membuang waktunya, dia menerobos gerimis kecil itu. Jarak Indomaret dan rumahnya memang tak jauh, itulah kenapa dia memilih berjalan daripada naik kendaraan.

  Sesampainya di rumah, Ratih-Ibu Verra sudah menatap kedatangan putrinya.

"Kehujanan?" Satu pertanyaan terlontar untuk Verra.

"Ck, ibu udah deh." Kesal Verra.

"Mangkane, di kandani ibu iku ojo ngeyel nduk." Ratih mengambil selimut yang dia taruh di meja ruang tamu, lalu memakaikannya ke tubuh Verra.

  Dia tidak mau putri kesayangannya sakit. Lebih tepatnya dia tidak mau ada teriakan kesakitan di rumah ini. Sebab, jika Verra sudah jatuh sakit, dia seakan akan di pertemukan malaikat yang menyiksanya di dalam kubur.

"Makasih." Ujar Verra.

"Wes sana mandi, terus temuin ayahmu."

"Ada apa emang, bu?"

"Yo mana ibu tau toh, udah sana." Ratih mengambil alih kresek yang di bawa Verra, kemudian Verra berlalu menuju kamarnya yang tak jauh dari ruang tamu.

  Rumah ini memang hanya satu lantai, namun terlihat luas dan mewah. Disini hanya terdapat 4 orang. Ratih bersama suaminya, Rama, dan tentunya kedua anaknya, Riza dan Renjana atau kita mengenalnya dengan nama Verra.

  Setelah mandi, Verra menemui sang ayah. Rama menyambut dengan senyum ketika melihat sang putri memasuki ruanganya.

"Ada apa yah?" Tanya Verra.

"Sini dulu, lungguh dulu nduk." Titah Rama agar Verra duduk terlebih dahulu.

"Nggeh."

"Renjana, ayah mau tanya, mengenai progam study kamu. Kamu masih mau mengambilnya?"

"Tadinya sih iya yah, tapi karena ayah larang Renja, jadi mungkin nggak jadi Renja ambil."

"Nduk, setelah ayah pikir, kalau kamu mau kamu bisa mengambilnya."

  Verra menatap ayahnya berbinar. Sedari masuk tadi, Verra hanya menunduk.  Terlebih saat Rama membahas progam study mengenai perpindahan Verra ke Jawa Barat.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang