Bab 1 - Raga Bisma itu..

4 0 0
                                    


Malam itu seperti biasanya, Raga yang tidak betah berada di kosannya menjalankan motor ke kosan salah satu temannya - Banu namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu seperti biasanya, Raga yang tidak betah berada di kosannya menjalankan motor ke kosan salah satu temannya - Banu namanya. Raga mengenal Banu dari mantan kekasihnya, lebih tepatnya mantan terindah Raga beberapa tahun lalu. Mereka satu daerah. Mantannya itu merupakan seorang mahasiswi aktif di organisasi kedaerahan, organisasi khusus bagi mahasiswa yang berasal dari satu daerah. Walaupun Raga tidaklah berasal dari daerah yang sama, tetapi karena pada saat itu Raga baru saja jadian dan masih dalam tahap kasmaran maka dia ikut mantannya itu dalam acara gathering tahunan di suatu daerah yang dingin. Yah, sambil menyelam minum air, pikir Raga saat itu. Apa yang lebih mengasyikan dibanding bermesraan dengan pujaan hati di tempat yang romantis dan dingin, ah pikiran negatif Raga sudah melalang buana ke hal yang memang selalu laki - laki pikirkan. Namun rencana adalah rencana, acara tersebut sangatlah padat dan hampir tidak ada waktu bermesraan antara Raga dan kekasihnya. Alhasil, Raga bergabung dengan para laki - laki yang ada disana dimana salah satunya adalah Banu.

Raga bukanlah laki - laki yang baik. Laki - laki dengan tinggi diatas rata - rata dan tubuh proposional serta wajah yang lumayan untuk memikat para lawan jenisnya membuat dirinya jumawa. Raga adalah seorang perokok aktif, dimana hal tersebut sangat dibenci oleh papanya yang seorang dokter. Papanya menganut hidup yang sehat, teramat sehat hingga Raga lelah. Terkadang ketika Raga suntuk di rumah orang tuanya, dia akan menginap di rumah temannya dengan alasan tugas kampusnya namun kenyataanya dia akan menghabiskan beberapa batang rokok dan minum alkohol. Ketika Raga dimarahi oleh papanya, ada mamanya yang akan membela dirinya. Mamanya adalah pendukung dirinya nomor satu di keluarganya, dia akan membela Raga sepenuh hati baik Raga itu melakukan kesalahan atau tidak. Raga memiliki satu orang adik perempuan yang sangat dekat dengan dirinya. Raga adalah kakak yang baik bagi adiknya tersebut. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama - sama ketika Raga sedang ada di rumah. Selain mamanya, Raga memiliki pendukung berupa nenek dan para tantenya. Raga terlalu disayang oleh mereka semua karena Raga adalah cucu serta keponakan laki - laki satu - satunya di keluarga tersebut. Jadi tidak sulit bagi Raga yang masih duduk di bangku kuliah memiliki uang saku yang terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan teman - temannya yang lainnya.

Bahkan pada saat itu, ketika malam semakin larut dan udara semakin dingin. Para laki - laki yang awalnya berkumpul bersenda gurau dengan rokok bertambah pula dengan alkohol yang sebagian besar dana pembelian berasal dari kantong Raga. Raga adalah teman yang sangat loyal, sehingga teman - temannya sangat banyak, bukan hanya berasal dari fakultasnya namun dari berbagai fakultas cukup mengenal seorang Raga Bisma Diangkari.

Raga sebenarnya adalah mahasiswa yang cukup pintar, buktinya dia masuk fakultas yang dijalaninya saat ini dengan jalur prestasi - tanpa tes. Untuk kampus yang cukup ternama di negaranya, terlebih fakultas yang memiliki pesaing yang banyak Raga sangat sangatlah pintar, namun dikarenakan beban kuliahnya yang semakin tinggi, Raga mulai kehilangan semangatnya. Seharusnya semester ini Raga sudah harus menyusun final projectnya, tetapi karena ada beberapa mata kuliah yang nilainya sangat jelek akhirnya Raga memutuskan mengulang beberapa mata kuliah tersebut dan disanalah dirinya bertemu dengan pujaan hatinya. Seorang adik tingkat yang sangat manis, mandiri dan cantik tentunya. Dimulai dari tugas kelompok berlanjut makan malam berdua, kemudian menghabiskan akhir pekan bersama - sama hingga akhirnya Raga mengutakan isi hatinya, bak disambut oleh pujaan hatinya mereka akhirnya jadian. Pada saat itu Raga sangat yakin akan diterima, sudah dikatakan sebelumnya bahwa Raga cukup jumawa akan pesonanya, dirinya tidak akan mungkin ditolak oleh mahluk yang bernama perempuan tersebut.

"Mau ke kosan Banu lagi?" tanya Gading saat berpapasan dengan Raga di pagar depan kosannya, yang kemudian diangguki oleh Raga. Gading yang melihat motor Raga menghilang di pertigaan hanya menghela napas lalu berbalik masuk ke dalam kosannya. Gading adalah teman Raga, teman satu daerahnya Raga. Berbeda dengan Banu yang sama - sama tidak memiliki motivasi untuk kuliah dengan baik dan benar, Gading adalah teman Raga yang sangat - sangat lurus. Gading dan Raga berteman sejak SMA, walaupun mereka tidak satu kelas tapi Gading sangat mengenal Raga. Raga yang berada di bangku SMA dan Raga yang berada di bangku kuliah sangat - sangatlah berbeda. Gading terkadang heran dengan Raga, sampai kapan dirinya akan bermain - main padahal ada waktu yang tidak bisa berhenti, ada waktu yang tidak bisa terulang, ada waktu yang terus berjalan. Gading bukannya enggan untuk menasehati Raga, tapi menasehati Raga itu sama saja dengan membuang - buang tenaga, hanya didengarkan saat itu dan beberapa menit kemudian lupa. Percuma. Setidaknya Gading sudah memberikan nasihat pada Raga, urusan masa depan Raga yang suram atau tidak bukan urusannya. Gading adalah realistis, dia akan memperjuangkan masa depannya sendiri yang belum tentu cerah seperti film - film disney yang sering di tonton para sepupunya, berakhirnya happily ever after.

"tidur sini lagi lo?" tanya Banu ketika melihat Raga sudah duduk manis dikamarnya dengan gitar dipangkuan Raga, memetik asal - asalan kunci yang sudah dihapal Raga diluar kepala.

"gabut gue di kosan" Jawab Raga.

"makanya punya pacar biar ga gabut, giliran gabut ke gue punya pacar di lupain" oceh Banu. Setelah putus dengan mantan pujaan hati bukannya Raga hanya diam saja, tentu beberapa wanita datang silih berganti di kehidupannya, menemani malam minggunya yang sepi. Terakhir 3 minggu yang lalu Raga keluar dengan seorang perempuan,

"yang kemarin enggak jadian?" tanya Banu lebih lanjut.

"enggak, dia jadiin gue pelampiasan deh kayaknya"

"pelampiasan gimana?" kepo Banu

lalu mengalirlah cerita Raga yang mendekati salah satu perempuan, masih satu organisasi kedaerahan dengan Banu - dimana saat ini Banu adalah ketuanya. 3 minggu yang lalu si perempuan ini nonton di salah satu mall, pulangnya ketika Raga ingin mengutarakan maksud dan tujuannya malah mendengar kabar dari mulut si perempuan kalau dia sudah jadian dengan salah satu teman fakultasnya - kakak tingkat. Tentu Raga mengenal salah satu nama yang disebutkan tersebut, sudah dijelaskan bahwa Raga cukup terkenal di kampusnya.

"lo enggak ada kenalan cewek gitu apa Nu? gabut nih gue" adu Raga

"ada sih, tapi gue ga kenal - kenal amat. Anak baru, temennya kamar depan tuh"

"kenalin lah" ucap Raga sambil mengambil satu batang rokok, menjepitnya di bibir kemudian menyalakannya. Perlahan - lahan kamar yang semula baik - baik saja terpenuhi oleh asap rokok yang berasal dari kedua orang tersebut.

"namanya siapa?" tanya Raga lebih lanjut.

"Jasmine.. namanya Jasmine, biasa dipanggil Mine" jawab Banu lugas.

Jasmine ya.. sepertinya cantik, terdengar anggun dan entahlah, Raga ingin cepat - cepat bertemu dengan perempuan itu. Perempuan bernama Jasmine, MIne..

Mine is JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang