Bab Tak Berjudul 6

1 0 0
                                    

Liburan baru saja selesai. Saat ini seperti biasanya, Raga sudah berada di kosan Banu. Bangun tidur, rokok dan game online, seperti itulah rutininitas Raga setiap harinya jika jauh dari rumah. Jika dirumah jam segini - pukul 9 pagi - Raga sudah olahraga berjalan kaki bersama mama dan nenek serta kakeknya, kemudian sarapan, mandi dan melakukan agenda - agenda lainnya seperti mengantar mamanya arisan, mengantar kakek dan neneknya check up ke rumah sakit, menemani papanya tenis, mengantar adiknya ke Jakarta dan lain sebagainya. Raga di rumah serasa sangat sibuk lebih sibuk dari anggota dewan. Raga dapat istirahat setelah jam makan malam berakhir, dan saat itu tubuhnya sudah lelah beraktivitas seharian.

"mau makan jam berapa lo? gue udah lapar nih?" tanya Banu berdiri menjulang di depan kamar kosan Banu.

"mau makan dimana?"

"warteg ajalah yang deket, mager jalan jauh. Panas" terang Banu panjang lebar.

memakai kaosnya, Raga kemudian keluar kamar Banu untuk mengisi perut. Lingkungan kosan Banu pagi ini sangat sepi, banyak penghuninya sudah berada di lingkungan kampus yang tidak jauh dari kosan Banu untuk mengambil mata kuliah semester berikutnya atau istilahnya ialah krs - an. Biasanya pengambilan mata kuliah ini ada batas waktunya dan jikalau tidak segera akan mendapatkan dosen - dosen yang sangat mahasiswa hindari atau dosen - dosen yang terkenal bermasalah di kalangan mahasiswa seperti jarang hadir, sering mengadakan kuis dadakan, nilai yang pelit dan sebagainya. Di kampusnya Raga tidak semua fakultas menerapkan sistem krs - an contohnya fakultas ekonomi dan bisnis, disana tidak mengenal sistem krs - an fakultas ekonomi dan bisnis di kampusnya Raga mengenal sistem paketan, jadi mahasiswa tidak perlu repot - repot untuk memilih dosen, dan jam berapa kuliah berlangsung tapi fakultas sudah menentukan baik dosen, jam kuliah dan ruangan tempat mahasiswa belajar. Keuntungannya adalah teman sekelasmu adalah teman seangkatanmu tidak ada senior maupun junior ketika sistem paketan dilaksanakan. Berbeda dengan sistem krs - an, butuh persetujuan dosen pembimbing mahasiswa, terkadang butuh janjian dengan teman seangkatan atau teman seperjuangan ingin masuk kelas yang mana dan jam berapa, dosennya siapa. Belum lagi jika jumlah mahasiswa yang mendaftar melebihi kuota, mahasiswa harus memilih alternatif yang lain. Semakin cepat menyelesaikan krs - an dan mendapatkan tanda tangan pembimbing mahasiswa maka peluang mendapatkan dosen yang baik, ramah, jarang mengadakan kuis serta tidak pelit nilai akan semakin terbuka lebar. Seharusnya Raga seperti itu, seharusnya Raga berada di kampus berkutat dengan laptop dan berdiskusi dengan teman - temannya yang lain tentang rencana studi semester ini. Tetapi kenyataanya Raga dengan wajah bangun tidurnya, sesekali menguap ini sedang duduk di sebuah warteg dengan Banu, menunggu pesanannya datang - sepiring nasi rames dan es teh manis -.

"krs - an kapan lo?" tanya Banu tiba - tiba. Banu sudah selesai krs - an, toh dia hanya mengambil 1 mata kuliah saja, final project yang entah kapan akan selesai. Banu dan Raga walaupun berada di satu fakultas dan satu jurusan tetapi mereka memiliki jenjang yang berbeda, kalau Raga berada di strata satu maka Banu berada di diploma tiga, memiliki perbedaan dalam jenjang pendidikan namun persamaan nasib dalam menyelesaikan jenjang pendidikan tersebut. Jika Raga sudah malas dengan perkuliahannya maka Banu memiliki nasib yang berbeda, dosen pembimbingnya terlalu sibuk hingga lupa memiliki tanggung jawab yang lainnya, membimbing beberapa mahasiswa yang sedang menempuh final project.

Banu dan teman - temannya sudah mengadukan permasalahan tersebut, namun hingga sekarang mereka belum ada kepastian apapun. Pindah dosen pembimbing pun butuh persetujuan dari dosen pembimbing sebelumnya, bagaimana mau pindah dihubungi pun susah. Rencana yang sudah disusun oleh Banu pun akhirnya gagal total, saat ini Banu lebih banyak menghabiskan waktunya dikosan menyambi freelancer sebagai fotografer. Hobi yang ditekuni Banu beberapa bulan ini. Dari sana Banu dapat membiayai kehidupannya dan biaya kos.

"terakhir emang kapan sih krs - an?" tanya balik Raga sambil menyeruput es teh manis yang baru datang, udara di bulan ini lumayan panas, mungkin karena sudah masuk musim kemarau.

"aih.. si tolol. Lo yang kuliah malah nanya balik gue, mana gue tau krs - an terakhir kapan"

"emang lo udah krs - an?"

"udah lah, cuman final project doang kan easy"

"enggak beres - beres lo dari dulu final project mulu" hina Raga sambil tersenyum.

Banu yang fokus pada makanan di hadapannya menoleh ke arah Raga, mengunyah makannya dengan cepat lalu menelannya "lo enggak ngaca sebelum ngomong ya, krs - an lo yang lebih ruwet daripada gue. Milih dosen, milih jam kuliah tetek bengek lainnya" omel Banu kemudian menyuapkan lagi satu sendok penuh nasi dan lauknya.

"gue krs - an pas akhiran ajalah"

"dapet dosen sisaan dong lo" ejek Banu

"biarin lah, gue milih yang dosen yang bener aja nilai gue pas - pasan"

"bisa magang ga lo semester ini?" tanya Banu

"bisa, gue ambil magang semester ini. Biar ga ruwet ditanya mulu sama bokap udah sampai mana kuliahnya" curhat Raga

" ya elo, disuruh kuliah malah nyari gebetan. Masa rajin kuliah karena ada pacar atau gebetan kan tolol"

"mau ngambil magang dimana lo?" tanya Banu lagi.

"agak jauh dari sini, sumpek gue nyari disini. Udah gue masukin sih dan udah diterima juga tinggal berangkat aja gue kesana nanti. Periode magang bulan depan. Enggak ketemu gue lo satu semester, jangan kangen sama gue" terang Raga panjang lebar.

Banu hanya mendengarkan ocehan Raga yang tidak berakhir, asap rokok keluar dari bibir keduanya sesekali. Setelah makan tanpa merokok itu serasa ada yang kurang, mulut akan terasa pahit. Beberapa alasan itulah yang sering mereka utarakan jika perempuan yang saat itu dekat dengan mereka menanyakan sebab kaum pria merokok setelah makan. Alasan yang tidak bisa masuk dilogika kaum perempuan tetapi enggan melanjutkan diskusi yang tidak berfaedah sama sekali.

"kalau kau pergi magang di kota lain, bagaimana rencanamu untuk mendekati Jasmine?" tanya Banu kemudian.

Jasmine.. batin Raga

ya benar Jasmine, rencana Raga untuk bertemu dengan Jasmine yang entah mengapa sangat sulit sekali dan sepertinya rencananya itu akan gagal di semester ini. Sial.. bagaimana ini, ucap Raga dalam hati. Apakah dirinya harus berkenalan langsung, iya kalau memang sesuai dengan yang dikatakan oleh Banu, kalau tidak bagaimana? batin Raga.

Banu hanya tersenyum melihat kebingungan yang nampak dari raut wajah Raga. Raga dan kelemahannya.

"lo bisa liat Jasmine dari jauh kali Ga, toh cuman ngeliat. Kalo suka lo bisa kenalan langsung kalo enggak ya fokus sama magang lo" kata Banu memberikan solusi yang sebenarnya sangat memberatkan bagi Raga. Iya kalau memang Raga tidak tertarik dengan mahluk yang bernama Jasmine, kalau tertarik? entahlah rencana yang disusun Raga sepertinya tidak akan ada yang berjalan dengan baik.

Mine is JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang