Rasa mual terus laskar rasakan, sudah 7 hari badan-nya terasa lemas membuat dirinya hanya terbaring di kasur miliknya. Namun keinginan untuk bertemu dengan zidan membuat dirinya bertekat untuk menemui namun sayang hal itu terus gagal karena badanya yang begitu lemas dan tubuhnya panas.
" hiks... hisk... " isakan terus keluar dari mulut laskar.
" sayang... makan dulu ya... " vian menatap putranya dengan rasa iba. Sudah seminggu nafsu makan laskar menurun karena mual. Dan rengekan untuk bertemu zidan.
" ga mau hiks... hiks... " laskar menangis dan menarik selimut menutupi seluruh badanya.
" kalo ga mau... terus mau makan apa hmm?? Biar papa buatin.. " kata bujukan terus vian lontarkan namun hanya sebuah isakan kecil dan suara lirih laskar yang hanya menginginkan zidan.
" sayang... "
" kenapa ka-- as hmmmp " mulut vian di tutup paksa oleh leon saat istrinya itu inggin berteriak melihat zidan bersama keluarga besan juga anak menantunya.
" laskar... mau apa hmm... biar daddy carikan... " leon berkata juga menarik pelan selimut yang menutup seluruh tubuh laskar namun di tahan sang empu.
" daddy jahat hiks.. hisk.. laskar benci daddy hikss.. hisk daddy jahat.. hisk.. "
" kenapa laskar benci daddy??? Daddy buat salah?"
" hisk.. daddy janji mau bawa hikss.. zidan pulang hiks... tapi daddy bohong.. hiks.. " laskar terus menolak saat leon ingin membuka selimutnya.
Semua orang terkekeh tanpa suara karena melihat tinggah laskar. Setiap harinya keluaga itu tanpa absen terus mengunjungi laskar melihat keadaanya walau hanya sebentar. Zidan maju membuat vian juga leon memberikan ruang itung cucunya. Zidan duduk di samping laskar dan mengusap rambut halus itu.
" kenapa hmm?" Isakan tangis itu terhenti saat zidan bersuara. Perlahan selimut itu turun hingga kedada laskar.
Zidan bisa melihat wajah pucat dengan mata sembab karena terus menangis menatap dirinya dengan tatapan seolah tidak percaya jika orang yang ia lihat itu nyata.
Laskar mulai mendudukan dirinya sambil memandang wajah zidan tanpa henti. Mata itu berkedip menatap zidan polos. Orang yang melihat itu tak bisa menahan senyuman di wajahnya.
" kenapa hmm?? Kakak ga kangen zidan hmm?"
Laskar mengeleng kuat dengan mata berkaca kaca terus langsung menghamburkan pelukan erat kepada zidan membuat pria muda itu lembung hingga mengenai dasboard ranjang.
" hisk... hisk.. zidan jahat hiks... hisk.. " isakan terdengar bergitu karas membuat zidan langsung menarik laskar untuk menghadap dirinya dan menghapus air matanya.
" maafin zidan ya?? "
" zidan jahat hiks... katanya pulangnya cepet hiks.. hiks.. hiks... zidan lama hiks.. " laskar terus memukul pundak zidan sambil menangis.
" kalo gitu maafiin zidan ya... sekarang zidan di sini bakalan jaga kakak.. bakalan sama kaka terus.. zidan ga bakalan pergi... " zidan memeluk tubuh kecil itu membuat laskar semakin menangis di dekapan zidan.
" sekarang makan ya??" Laskar mengeleng dan menengelamkan wajahnya di leher zidan dengan isakan yang mulai reda.
" makan ya walaupun dikit... zidan suapin.. " laskar hanya terdiam tanpa menyahut ucapan zidan. Membuat zidan bingung menatap vian.
Vian memberikan semangkuk bubur yang masih hangat kepada zidan. Vian beranjak dari kasur memberikan ruang berdua untuk anak juga cucunya itu. Seperti tau kondisi semua juga mengikuti vian untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
love you om
Randomvino tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaanya sekarang saat mengetaui jika anak tunggalnya itu menghamili adiknya. vino tak habis pikir kelakuan anaknya kenapa harus adiknya? padahal begitu banyak teman perempuan yang mendekati anaknya kenapa a...