Bab 4

2.1K 118 4
                                    

"Gimana udah lebih mendingan? " tanya Freya yang masih memeluk dan memangku Garvin dengan ala koala.

"Kekeke udah ih nangisnya, kamu kan cowok yang paling di takuti di sekolah, kok nangis sih" ucap nya yang berakhir mendapatkan tatapan tajam dari Garvin.

"Hahaha iya deh iya, udah sini peluk lagi, masih kangen kan? " Garvin tak menjawab tapi ia kembali memeluk Freya dengan erat.

"Reya, ini beneran kamu kan? " tanya Garvin dengan suara serak.

"Iya kok, ini aku, kenapa? "

"Bukan mimpi kan? " -Garvin

"Kamu mau buktiin? Nah.. Gimana ini bukan mimpi kan? "

Shhh

Garvin berdesisi sakit karena Freya tiba tiba saja mencubit nya di bagian pipi nya.

"Reya a... Aku sangat merindukan mu hiks... Sangat rindu hiks.. Hiks" ucap Garvin lalu kembali menangis tapi kali ini ia tidak memeluk Freya tapi hanya menatap Freya dengan punggung tangan yang selalu saja mengusap kasar bagian matanya. Tapi saat Garvin melakukan hal itu Freya menahan tangan Garvin

"Jangan di usap terus nanti mata kamu sakit, udah juga nangis nya yah? Jangan nangis lagi cup cup cup" Reya menepuk nepuk pelan pundak Avin. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Avin sudah bisa tenang, tapi kini Avin menatap tajam ke arah Reya mungkin jika orang lain yang melihat itu pasti akan ketakutan lalu pergi, tapi tidak dengan Reya ia hanya tertawa kecil lalu menatap Avin gemes.

"Malam itu, malam itu Reya hilang kemana? " tanya Avin dengan wajah marah. Lalu Reya menangkup wajah Avin menggunakan kedua tangannya lalu menyisihkan jarak antara wajah mereka lalu, Reya menempelkan dahinya pada dahi Avin.

"Maaf... Karena meninggalkan mu malam itu tanpa berpamitan terlebih dahulu" mendengar hal itu kedua mata Avin kembali memanas rasanya ia ingin menangis lagi, tapi di larang oleh Reya karena menahan tangis wajah Avin sangat lucu sekarang khekehe.

"Malam, itu ada sesuatu yang sangat mendesak karena prusahaan cadangan ayahku yang berada di London mengalami penurunan saham yang drastis membuat kami harus bergegas menuju London saat itu juga. Saat kami sampai di sana kami semua mengurus masalah prusahaan baik, aku, ibu ku dan ayah ku. Walau usia ku cukup dini saat itu tapi aku sudah lumayan mengerti karena sejak kecil ayah sudah mengajarkan ku tentang hal itu, berhubung aku adalah anak tunggal dan ayah sangat bergantung pada ku. Hingga saat aku berumur 15 tahun ayah dan ibu meninggal dunia karena, hal itu aku harus mengurus prusahaan sendiri selama 2 tahun ini tapi tidak lupa pula juga terus mencari informasi tentang dirimu, entah kenapa kau sangat sulit untuk di temukan tapi tanpa sengaja aku akhirnya menemukan mu di sini" jelas Reya yang di akhiri Reya yang memeluk Avin dengan erat. Tapi setelah mendengar penjelasan dari Reya membuat emosi nya sedikit mereda.

"J.. Jadi paman sama tante udah nggak ada? " tanya Avin lagi. Reya yang ditanyapun hanya tersenyum lalu mengangguk. Rasanya Avin ingin menangis lagi sekarang.

"Ah, sudah sudah kejadian itu terjadi 2 tahun lalu jadi jangan bersedih, lalu bagaimana dengan mu apa paman Arya dan bibi Amalia masih jahat padamu? "
Pertanyaan itu seketika membuat Avin terdiam dan menunduk.

"E... Enggak kok, p.. Papa sama m.. Mama udah baik kok sama Avin" jawab Avin yang sudah jelas itu semua bohong.

"Kau tau Avin kau tidak akan pernah bisa bohong pada ku, mungkin kau bisa membohongi orang lain tapi tidak dengan ku, berhentilah bersikap seolah olah kau baik baik saja jika kau merasa lelah kau harus menceritakan itu pada orang terdekatmu, Galuh misalnya, bukan kah hanya Galuh yang selalu ada si sisimu membantumu baik suka dan duka, tapi sekarang aku sudah ada di sini kau bisa menceritakan semua keluh kesah mu, kau bisa menangis sepuas mu bahkan jika kau sampai menangis darah pun aku tidak akan menghentikan nya"

lagi lagi Avin menangis kini lebih kuat lagi membuat orang orang menatap ke arah mereka bingung.

"Udah deh, kalian berdua keluar aja kalian bisa kemari kok" ucap Reya lalu berbalik menoleh ke arah semak semak si mana Galuh dan Keisha bersembunyi. Kedua manusia yang tertangkap basah itu hanya tersenyum kikuk seperti orang bodoh.

"Apa ini pandangan langka bagi kalian?"

"Sangat! Ini sangat langka kau tau, sejak aku bersekolah di sini ini pertama akalinya aku melihat pangeran  sekolah yang terkenal sadis menagis seperti bayi dan lagi di pangku oleh Sekarang wanita? Hei itu berita yang sangat besar kau tau dan sangat sangat langka bahkan jika bisa aku akan membuat fenomena ini menjadi keajaiban dunia ke 8 setelah Machu Picchu yang berada di peru"

Ucap Keisha dramatis yang juga sangat di setujui oleh Galuh.

SKIP DI MANSION Reya.

Sampai di Mansion miliknya Reya menggendong Avin dengan ala koala Avin sedang tidur karena lelah
saat menagis seharian, saat pintu mansion itu terbuka dapat di lihat para maid sudah berbaris dan menyambut kedatangan Reya.

Tapi Reya hanya mengangguk singkat lalu pergi meninggalkan kan para maid yang masih berbatis rapi, saat di rasanya sang tuan sudah memasuki ruangannya maka para maid itu pun bubar dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

Kamar Reya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar Reya.

Reya membaringkan tubuh Avin di kasur, tak lupa juga mengganti baju serangam Avin, tapi karena Reya tidak memiliki baju laki laki, jadi Reya hanya memberikan kemeja yang cukup kebesaran di tubuh Avin.

Karena Reya juga merasa mengantuk akhirnya dia juga ikut tidur tepat di samping Avin, dan memeluk tubuh yang lebih kecil dari nya itu dari belakang. Punggung Avin tidak terlalu lebar tapi cukup nyaman iuga, dan tidak lupa juga Reya yang merangkul pinggul ramping milik pemuda itu.

"Tidur yang nyenyak sayang"

Cup

Reya mengecup singkat dahi Avin dan juga ikut memasuki alam mimpi....

TBC...

Jangan Tinggalkan Aku Lagi [GXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang