Bab 10

1.2K 58 1
                                    

Hati sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan Freya ia sedang berbaring sambil memainkan ponselnya dan Avin? Dia tertidur, dan entah kenapa suhu tubuh Avin sepertinya meningkat dari sebelumnya karena itulah, ia menelfon seorang dokter kenalan nya untuk datang malam itu juga, tanpa peduli bahwa malam itu hari sedang hujan dan itu lumayan deras. Bahkan sesekali kilat cahaya petir menyambar yang di susul dengan suara gemuruh yang kuat.

Tapi tak selang dari beberapa menit tiba tiba saja suara bel pintu berbunyi, karena bel pintu yang di telan terus menerus membuat Freya kesal dan bergetas turun untuk melihat siapa yang datang karena jika itu dokter tidak mungkin jika ia sampai begitu cepat karena jarak rumah dokter itu dengan rumah Freya terbilang cukup jauh.

"Haduh siapa sih yang datang? "

Begitu Freya keluar dari kamar ia melihat rumah nya cukup sepi mungkin semuanya sedang berada di kamar mereka masing masing karena dapat di lihat jika semuanya sudah beres bahkan makan malam juga sudah di siapkan karena itu ia hanya diam saja dan berjalan menuju pintu, saat Freya ingin membuka pintu tiba tiba saja, lampu tiba tiba mati mungkin karena kilat petir menyambar salah satu tiang listrik, dan itu membuat listrik nya padam.

"Sial, kenapa harus sekarang? "

Begitu Freya membuka pintu, dapat ia lihat jika ada dua orang pria, pria yang satunya tengah merangkul pria satunya lagi karena saat itu Freya melihat bahwa mereka berdua sedang terluka dan yang paling parah adalah adalah pria yang sedang di rangkul, sepertinya pria itu tidak sadar kan diri.

"Ziyan? Ayyan?" (oh ya, kalo kalian ingat di bab 2 ada dua orang pria yang Freya suruh untuk mengawasi Avin nah, di sana kan awalnya namanya Evan karena terlalu mirip dengan Avin jadi aku tukar yah, jadi jangan salah paham, oh ya btw mereka kembar)

Begitu pintu terbuka Ayyan langsung menghela nafas lega dan saat itu pula tubuhnya hoyong dan hampir saja terjatuh ke lantai namun dengan sigap Freya menangkap mereka berdua jadi Ziyan dan Ayyan jatuh tepat menimpa Freya.

"Duh kalian berat, kenapa kalian bisa terluka kaya gini? Tunggu apa kalian seperti ini karena mafia wilayah Timur?"

Ayyan hanya bisa mengangguk singkat di bahu Freya.

"Lalu, apa kalian menghabisi mereka semua? Jika belum biar aku yang akan membalas kan dendam kalian karena sudah membuat kalian terluka separah ini" ucap Freya yang tiba tiba marah,

"T... Tidak  k... Kami berhasil mengalahkan mafia Timur hanya saja saat berkelahi mereka menggunakan cara yang licik, karena itu lah kami seperti ini, Ziyan mulai kehilangan kesadarannya saat kami hampir sampai kemari, sudahlah kami tidak apa apa hanya saja kami lelah sekarang kami ingin tidur sebentar"

"Hm baiklah, tapi aku akan meninggalkan mu sebentar di sini aku tidak sanggup jika membawa kalian berdua langsung ke atas" Ayyan hanya bisa mengangguk lalu berjalan perlahan menuju sofa tapi dengan sedikit bantuan dari Freya akhirnya Ayyan berbaring di sofa sambil menunggu kedatangan Freya.

.......

Di kamar Freya langsung membaringkan Ziyan yang masih tidak sadar kan diri, juga langsung mengambil senter untuk menerangi ruangan yang gelap karena listrik yang padam.

Setelah itu Freya bergegas kembali ke bawah lalu membawa Ayyan yang sudah tertidur lelap di sofa. Karena tidak ingin menganggu Ayyan Freya langsung menggendong Ayyan dan membawanya menuju kamar nya yang berada telat di depan kamar Ziyan.

( Nah untuk kamar Freya, letaknya berada di sebrang kamar mereka berdua jadi kaya ada dua lorong gitu nah kalo mau ke kamar Freya itu ke kanan kalo ke kamar Ayyan dan Ziyan itu ke kiri)

Setelah itu, Freya membersihkan sedikit tubuh mereka berdua dan yah Freya harus membersihkan Ayyan terlebih dahulu setelah itu Ziyan, dan untuk Ziyan luka yang ia derita cukup banyak jadi membutuhkan waktu untuk membersihkan nya, setelah bersih maka  Freya membalut nya dengan perban setelah itu. Ponsel Freya tiba tiba berdering dan teroangoang nama Dokter Ari.

"Ya kenapa dok? "

"Saya di bawah  jadi bisa tolong buka pintunya? Di luar dinging"

"Oh iya tunggu bentar dok, biar saya bukain pintunya"

Setelah mendapat kan panggilan itu, Freya keluar dan berjalan menuju tangga tapi saat ia berjalan ia melihat seseorang yang sedang berjalan perlahan menuju tangga namun dia terlihat berjalan dengan langkah yang tidak stabil karena itulah dapat di pastikan bahwa itu adalah Avin, yang sedang mencari dirinya.

"Avin?"

Begitu Freya yakin bahwa itu adalah Avin maka Freya berlari dan dengan cepat menarik pergelangan tangan Avin yang membuat nya jatuh ke pelukan Freya.

"Kenapa sayang? Udah yah jangan nangis Reya di sini kok" ucap Freya sambil menenangkan Avin.

"R... Reya dari mana aja? A... Avin nungguin dari tadi, hiks... Hiks Avin manggil manggil Reya tapi Reya nggak jawab Avin takut... Hiks Avin takut hiks hiks"

Freya merasa sangat bersalah karena meninggalkan Avin sendiri an di ruangan yang gelap terlebih lagi hujan nya masih saja deras dengan gemuruh nya yang masih saja terdengar. Tapi sebelum itu Freya tersadar dengan Dokter Ari yang sedang menunggu nya di bawah. Karena hal itu Freya menggendong Avin dengan ala koala sambil meneluk pelan punggung nya sembari memberikan beberapa kata penenang.

Begitu pintu terbuka dokter Ari terlihat sedang menampilkan wajah yang cukup menyeramkan yang membuat Freya hanya bisa terkekeh kecil.

"Maaf dok, soalnya ada masalah tadi, lama yak? "

"Enggk cuma unggu 5 abad aja kok nggak lama itu santai aja kok"

"Hehehe yaudah masuk dulu, kita langsung ke atas yak"

Dokter Ari hanya berdehem lalu mengikuti Freya yang sedang menggendong Avin dari belakang.

"Sejak kapan lo punya bayi? "

"Dari lama, cuma kepisah aja beberapa tahun"

Dokter Ari hanya mengangguk anggukkan kepalanya, mengerti.

"Jadi dia yang mau di periksa? "

"Iya, tapi ada dua pasien lagi, nah mereka ada di kamar yang di sana tuh nanti dokter kesana aja soalnya nggak bakalan gw temenin, ayank gw nggak mau di tinggal soalnya"

"Hn oke lah"

TBC....

DAH!!!

Jangan Tinggalkan Aku Lagi [GXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang