Bab 5

1.9K 80 4
                                    

Avin pov

'Hm? Dimana aku? Kenapa ini sangat gelap? '

'Halo! Apa ada orang di sini?'

apa ini semua ini sangat gelap aku tidak bisa melihat apa apa yang ada hanya kegelapan yang sangat sunyi hingga aku melihat ada setitik cahaya di depan karena melihat sesuatu yang terang jadi aku berlari ke arah cahaya itu hingga aku melihat seseorang yang sangat aku rindukan ia tengah tersenyum dan lalu mengangkat kedua tangannya tanda ia ingin memeluk ku. Tanpa berkata apa apa aku langsung memyambar ke pelukan nya dia juga kembali memelukku dengan erat. Hangat, itulah yang kurasakan.

Hingga tiba tiba saja ia melepas pelukan nya tersenyum ke arah ku dan berkata.
'Maaf kan aku Avin aku harus pergi jadi jangan cari aku lagi' setelah mengatakan itu dia berjalan menuju kegelepan tanpa  melihat ke arahnya, aku berlari, aku menangis aku ingin menggapainya namun aku tidak bisa karena ia berjalan jauh dan semakin jauh. 'Tidak Reya, ku mohon jangan pergi, jangan pergi!! '

Avin pov off

..............

Author pov

Avin ia tersentak dan terbangun dari tidurnya air matanya terus mengalir dengan deras dan mengalihkan pandangannya ke segala arah hingga ia dapat melihat orang yang ia cari yang tengah tidur pulas tepat di sampingnya. Melihat hal itu ia tidak bisa menahan tangis nya, ia langsung memeluk Reya yang tengah tertidur dengan erat.

"Hiks... Hiks jangan tinggalin Avin, Avin ga mau di tinggal lagi hiks hiks"

Merasa terganggu akhirnya Reya terbangun dari tidurnya dan mendapati Avin yang tengah memangis hingga sesegukan.

"Eh ada apa? Kenapa kau menangis"

"Hiks... Hiks.... Jangan tinggalin Avin hiks Avin bakalan jadi anak baik, Avin nggak bakalan nakal lagi hiks hiks" ucap Avin yang terus menangis.

"Kamu mimpi buruk? "

Avin mengangguk.

"Udah, nggak papa kok itu cuma mimpi aja, Reya nggak bakalan tinggalin Avin, Reya janji"

"Be.. Beneran hic.. Hic"

"Iya sayang, udah sini Reya peluk"

Avin mengangguk dan masuk ke dalam pelukan Reya, Reya mengusap belakang kepala Avin dengan lembut dan memeluk nya dengan erat, begitu juga dengan Avin, ia juga memeluk Reya dengan erat sembari menenggelamkan wajahnya di dada Reya hingga ia bisa menghirup aroma khas milik Reya.

.......

Pagi hari.

"Avin berapa lama lagi kau ingin tidur? Ini sudah pagi bagun dan ayo sarapan"
Reya menguncang sedikit tubuh Avin dan tak lama setelahnya akhirnya avin membuka matanya dan yang pertama ia lihat adalah wajah cantik + tampan milik Reya dan itu membuatnya senang.

"Kau tertidur sangat pulas, bagun dan bersiaplah aku sudah menyiapkan sarapan juga seragam"

"Dari mana kau mendapatkan seragam ku?"

"Aku memintanya dari mbok Atun, jadi dia mempersiapkan semua keperluan mu di sekolah"

Avin ia mengangguk mengerti dan akhirnya bersiap siap dan sarapan.

Di sekolah

"Baiklah, nanti kita bertemu di kantin yah, jangan cemberut lagi udah gih masuk ke kelas" ucap Reya yang merasa gemas dengan ekspresi kesal Avin.

"Kenapa sih kita harus beda kelas? Kan avin mau sekelas ama Reya" ucap Avin kesal.

"Khekhekhe udah ih keselnya, sana masuk " akhirnya Avin mengangguk dan memasuki kelas tapi tiba tiba ia berbalik dan menatap tajam ke arah Reya.

"Janji ya kita ketemu lagi"

"Iya, udah masuk sana "

.......

"Ekhem, cie cie yang lagi kasmaran" ucap Keisha sedikit meledek.

"Diamlah, dan fokus pada pelajaran"

"Oh ayolah, ini matematika aku tidak mengerti apa yang di katakan oleh guru sedari tadi, melihat angka angka yang sudah memenuhi papan tulis itu saja sudah membuatku pusing apalagi yang di katakan oleh guru itu, serasanya kepalaku ingin pecah jika sudah memasuki pelajaran ini"

Ucap Keisha yang mengeluh.

"Tapi, apa kau mengerti apa yang di katakan oleh guru itu? " Freya mengangguk lalu mengalihkan pandangannya dari papan tulis dan beralih menatap Keisha.

"Aku bisa mengerjakan soalnya tanpa di jelaskan oleh guru"

"Wah, apa kau jenius matematika? " Freya yang mendapatkan pertanya itu hanya menggidikkan bahunya.

"Mungkin"

Jam istirahat.

"Kau ingin makan apa hari ini? Aku sangat ingin memakan Ramen bagaimana dengan mu? " -Keisha

"Kurasa, Aku juga akan memilih Ramen karena hari ini sedang hujan dan terasa dingin jadi pasti enak memakan Ramen saat cuaca nya seperti ini" -Freya

"Hahaha kau benar" -Keisha

Keduanya langsung pergi berjalan menuju kantin, suara berisik yang berpadu dengan suara hujan yang deras membuat suasana semakin ribut.

Saat keduanya hendak mengantri tiba tiba saja seseorang langsung memeluk Freya dari belakang, dan bisa di tebak bukan siapa yang melakukan itu pada Freya?

Yah, dia Garvin, Freya yang langsung tau bahwa itu adalah Garvin jadi ia berbalik sembari tersenyum tak lupa pula dengan Freya yang juga memeluk Garvin.

"Bagaimana pelajaran mu? Apa itu membosankan ? " -Freya

"Yah, itu sangat membosankan karena tadi kami belajar tentang ilmu sejarah "-Garvin

"Aku bisa tebak kalau kau tidur selama pelajaran itu berlangsung"-Freya

"Bagaimana kau tau? "-Garvin

" lihat ini tanda merah yang membentuk pulpen, kau menimpanya saat tertidur dan itu meninggalkan bekas" ucap Freya lalu menyentuh pipi halus Garvin. Garvin yang tau akan hal itu ia hanya bisa menunduk karena malu bahkan wajahnya sampai memerah.

"Sudah tidak perlu malu, tapi kau ingin memesan apa? "-Freya

" samakan saja dengan mu" Freya tersenyum simpul lalu mengangguk dan memberi tahu kan itu pada Keisha.

"Lalu kau? Kau ingin pesan apa? "-Keisha.

" Ramen juga deh, soalnya enak ni makannya panas panas " Keisha mengangguk lalu juga memesankan Ramen untuk Galuh juga.

"Baiklah, kalian tunggu lah pesanannya Aku dan Avin akan mencari tempat duduk"  Galuh dan Keisha hanya mengangguk, dan Garvin dan Freya pun meninggalkan kedua orang itu lalu mencari tempat duduk yang pas, hingga Mereka berdua mendapat tempat yang berada tepat di samping dinding kaca dan Freya memutuskan untuk duduk di sana saja, karena mereka bisa langsung melihat ke arah taman yang di basahi oleh jutaan air hujan.

TBC....




Jangan Tinggalkan Aku Lagi [GXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang