#End [α]: Into the Abyss

9 1 0
                                    

Ingatan.

Kenangan.

Pengalaman.

"-"

Sedih.

Pahit.

Sakit.

KECEWA.

"KGHHH-"

Teriakan amarah yang begitu hebat keluar dari mulut ini.

Menggema di seluruh ruangan ini.

Cemoohan.

Cacian.

Hinaan.

Penghancuran.

Semua yang kulalui ini bersumber dari makhluk yang sama.

Berkedudukan sama.

Berderajat sama.

Berkarakterisitik sama.

MANUSIA.

"LANTAS KENAPA?!!!"

"Kenapa mereka begitu tega?!"

"Sinting kah mereka itu sebenarnya?!!!"

Bodoh.

Bego.

Tolol.

Goblok.

Idiot.

Rendah.

Tak berharga.

"Kenapa mau saja dipojokkan?!!"

"Kenapa selalu merasa kecil?!"

"Kenapa begitu lemah?!!!"

"KENAPA!!!"

Pertanyaan demi pertanyaan.

Terus dilontarkan.

Tanpa ujung.

Tanpa jawaban.

"-HEH."

Amukan yang begitu menggelegar sebelumnya perlahan berubah menjadi emosi lain yang semakin gila.

Pasrah.

Lelah.

Cukup.

Lepaskan.

Melampiaskan.

TAWA.

"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAAHHAHAHAAHAHHAAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH-"

"-Bodohnya."

"Bisa-bisanya mau disudutkan-"

'...'

'APA KAU YAKIN DENGAN JAWABAN ITU?'

"-"

"TENTU SAJA!!!"

"Tidak akan ada lagi pengampunan untuk mereka!"

"Tidak pula kepada semua yang kukasihi!"

"Jika masih ada yang berani melewati batas itu-"

"-KUPASTIKAN MAMPUS."

Ya.

Sedari awal inilah yang harus kulakukan.

Melawan.

Mempertahankan.

Bukan dengan bodohnya berdiam diri menahan dan memendam semua omong kosong itu.

Karena itulah akan kuambil jalan yang gelap itu supaya tidak ada lagi tragedi yang terjadi di depan mataku.

'BAGAIMANA DENGAN MEREKA?'

"-Akan kubiarkan. Kulepaskan mereka untuk sekarang ini."

"Namun jika mereka muncul kembali dan tetap seperti itu, maka aku tidak akan segan-segan lagi-"

"-Keselamatan mereka kupastikan tidak ada."

"-Aku sudah MUAK"

Dulu.

Kini.

Nanti.

Hanya ada amarah.

Hanya ada rasa benci.

Hanya ada noda di hati ini.

Tidak akan pernah hilang.

Meski dibasuh dengan segala hal.

AKAN KUMUSNAHKAN SEMUA PENGHALANG YANG MENGUSIK.

'...SEKUAT APAPUN TEKADMU ITU TIDAK AKAN SANGGUP MELAWANNYA'

'JURANG ITU SUDAH TERLALU KUAT MENGAKAR DAN TERLALU DALAM LEBIH DARI YANG KAU BAYANGKAN'

"-Jika yang dimaksud itu adalah kegelapan, maka simpan saja omong kosong itu."

"Aku sudah hidup cukup lama dalam lubang gelap ini-"

"-Jadi, apa bedanya jika aku masuk lebih dalam lagi?"

'...BEGITU'

'LAKUKAN SEMAUMU'

Sesaat kemudian seluruh ruangan ini menjadi gelap.

Begitu gelap sampai tidak bisa lagi melihat tubuh sendiri.

Kemudian terasa sedikit getaran dari bawah permukaan yang kupijaki yang setelah itu menghilang sehingga membuatku jatuh semakin dalam ke kegelapan pekat.

"Beginilah semestinya-"

"Namaku ................ Lembaran hidupku mulai saat ini dan seterusnya akan dipenuhi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Namun tidak masalah, karena aku sudah terbiasa. Sehingga mustahil akan terkejut dengan semua itu nantinya. Lalu-"

"-Tidak akan ada lagi keraguan."

"Akan kusingkirkan semuanya-"

Deep DiveWhere stories live. Discover now