2. KENALAN

1 0 0
                                    

Renjana terduduk menatap seorang siswa yang sedang memperkenalkan diri di depan kelas, kali ini mungkin kali ke tiga mereka melakukan perkenalan. Rasanya sangat jengah.

Padahal kenal itu karena waktu bukan karena nyebutin nama ampe jontor!-- batin Renjana seraya merotasikan manik matanya.

"Ren, buset dah ni kelas garing amat kayak gurun Sahara." Bisik Nias- teman Renjana dari SMP padanya. Renjana mengangguk mengiyakan, ia mendekatkan wajahnya pada telinga Nias. " Tetep aja kan ya gue gatau nama siswa lain kecuali anak SMP yang sama kek kita." Nias cekikikan setelah telinganya dibisiki Renjana.

"Tapi lumayan, Ren. Kita bisa nyari cewek disini, udah SMA juga."

Renjana hanya mengangguk, keduanya kembali menjaga jarak karena seorang OSIS memperhatikan dua anak baru itu.

MOS, baginya sangatlah membosankan. Setiap harinya hanya dipenuhi oleh perkenalan. Rasanya sangat bosan menyebutkan nama sendiri, asal sekolah hobby dan cita-cita. Tapi itu sama sekali tidak bisa dihindari.

"Baik, untuk kali ini waktunya games. Kelompoknya kalian berhitung satu sampai lima, lalu berkumpul masing-masing kelompok" interupsi seorang gadis cantik yang menyandang status ketua OSIS SMA Amerta.

Para murid baru pun menurut, mereka yang menghitung nomor yang sama lalu berkumpul dengan nomor yang sama.

Renjana mengerucutkan bibirnya, sialnya di kelompoknya ini ia tidak memiliki seseorang yang ia kenali, laki-laki remaja itu hanya terdiam mendengarkan salah satu dari mereka berbicara.

Game dimulai, dua orang siswa berpasangan untuk berjalan di bakiak dan balapan dengan kelompok lain.

"Lo Renja ya?" Tanya seorang gadis, Renjana mengangguk, karena ia sangat tidak bisa akrab dengan seseorang yang baru bertemu. Apalagi ini seorang perempuan.

"Sama gue yuk!" Renjana hanya mengangguk lagi karena memang tidak mood berbicara, selain karena garing gabut, gedek karena banyak aturan. Ia juga kesal karena berada di bawah sinar matahari. Renjana akui ia manja, toh sedari kecil ia hanya berdiam diri di rumah.

"Ih lucu banget lo! Ayok!" Gadis itu menarik tangan Renjana, mereka berdiri berdampingan untuk menunggu giliran.

"Nama gue Dita, salam kenal ya Renja." Gadis itu tersenyum manis seraya mengulurkan tangannya

Renjana mengangguk, "salam kenal juga, Dita." Kedua tangan itu bertautan.

Tibalah saatnya Renjana dan Dita yang bertanding, mereka berdua sudah siap dengan bakiak yang terpasang di kakinya. Renja berada di depan sedangkan Dita di belakangnya.

"Kanan dulu oke?" Peringat Dita langsung diangguki Renjana.

Bunyi peluit terdengar nyaring, dua remaja itu segera melangkahkan kaki dengan kompak dan seirama. Membuat semua yang menonton berteriak histeris saat menyadari ketampanan Renjana yang kini terpancar. Ditambah lagi tangan Dita yang berada di pundak laki-laki itu. Sungguh Renjana terlihat seperti calon most wanted dan degem kesayangan kakel cantik.

Hingga langkah mereka berhasil melewati garis finis, langsung ramai oleh suara teriakan dan tepuk tangan.

Tangan Dita terangkat untuk mengajaknya melakukan toast, Renjana tersenyum dan tangan mereka bertautan.

"Makasih atas kerjasamanya ya, Renja." Ucap gadis itu tersenyum manis.

"Sama-sama, lo juga."

Dita mengangguk "oh ya, gue mau ke temen-temen gue. Dahh..." Dita melambai setelah itu pergi dan bergabung dengan para gadis yang menjadi temannya.

RENJANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang