Tidak terasa satu tahun Renjana telah menjadi siswa di SMA Amerta, sesuai dugaan ia menjadi salah satu siswa paling dicari di sekolahnya ini. Selain karena wajah yang rupawan dan termasuk anggota team basket, cowok ini juga dikenal sebagai sosok yang tidak sombong dan selalu bersikap seadanya.
Perasaannya pada sang pujaan hati yang bernama Anindita Aerist Amberlyn itu kini telah terbalas, karena gadis yang kerap disapa Dita itu kini telah menjadi kekasihnya. Banyak yang tidak setuju atas hubungannya dengan Dita, apalagi para penggemar fanatiknya beranggapan bahwa Dita itu kurang cantik jika harus bersanding dengan Renjana. Memang, Manusia selalu menilai sesuatu dari penampilan padahal Dita tidak memiliki wajah buruk rupa.
Dita juga di cap tidak baik karena bergaul dengan cucu pemilik sekolah yang bersifat arogan dan suka menindas.Hanya saja Renjana menulikan telinganya, ia tidak memandang Dita harus secantik apa. Yang jelas gadis itu sering mengusik tidurnya sejak pertama kali berkenalan. Dita juga berbuat jahat seperti temannya itu. Toh, ya namanya juga cinta pasti sangat sulit menemukan kejelekan dari orang yang kita sukai.
SMA Amerta selalu mengadakan acara senam massal satu sekolah dua Minggu sekali, bertepatan pada hari Rabu. Renjana menggaruk tengkuknya yang tak gatal, pasalnya kali ini ia merasa malas untuk mengikuti kegiatan senam. Rasanya sangat malu karena ada orang yang tak biasa, yaitu pacar. Padahal sebelumnya ia santai-santai saja jika ada senam, justru ia dan kawan-kawannya suka berjoget aneh di tengah lapang. Ya, semenjak Renjana mengikuti basket, ia tidak terlalu pemalu. Nias dan Bayu yang mendidiknya untuk menjadi pribadi yang freak. Namun, tetap saja Renjana masih sedikit introver dan malas bertemu dengan orang baru.
Semua warga sekolah sudah berbaris sangat rapi, Bu Sherin, selaku pemimpin senam itu sudah berdiri paling depan, menjadi pemandangan menyejukkan bagi para murid laknat yang tak bisa mengalihkan pandangannya dari body semok nya yang terbalut pakaian olahraga ketat berwarna merah, sungguh membuat jiwa banteng mereka berkobar.
Renjana mengedarkan pandangannya pada barisan para siswi yang misuh-misuh karena musik senam belum juga diputar, Renjana akhirnya menemukan wajah cantik yang ia cari, tatapan mereka beradu Renjana melambai dan dibalas oleh sang gadis, sungguh dunia seperti milik mereka. Dasar sedang kasmaran, ya dia Dita, gadis cantik yang satu kelompok dengannya kini menjadi kekasihnya, satu tahun Renjana memendamnya, akhirnya ia bisa memiliki gadis pujaannya itu.
"Baik anak-anak, semuanya harap tenang, senam akan segera dimulai. Jangan ribut, ikuti gerakan pemandu!" Suara pak Dimas terdengar dari pengeras suara.
Renjana menggigit bibir bawahnya saat suara musik terdengar, ia lalu merentangkan tangannya lalu jalan di tempat. Wajahnya kini sudah sangat memerah, tolong selamatkan Renja!
Ingin rasanya ia melakukan jurus teleportasi dan kabur daripada ia terus diperhatikan oleh sang pacar, dan teman-temannya untuk meledeknya berjamaah. Harap dimaklumi karena hubungan mereka baru terjalin selama sepekan, jadi wajar saja jika keduanya masih tampak malu-malu. Tidak. Hanya Renjana yang merasa malu, Dita orangnya santai saja dengan Renjana.
Setelah selesai kegiatan senam, semua murid dipersilahkan untuk bubar dari lapangan. Dengan kekuatan langkah seribu, Renjana segera berlari ke ruangan kelas untuk menghindari Dita. Tak mempedulikan teriakan Nias dan Bayu yang akan mengajaknya ke kantin. Yang Renja pikiran sekarang adalah pergi ke kelas dan menghindari Dita. Ia merasa geli sendiri membayangkan tadi ia joget-joget di lapangan. Apalagi Dita dan teman-temannya terus memperhatikan Renjana.
Renjana menenggak sebotol minum yang ia ambil dari samping ranselnya, untunglah Ia selalu dibekali minum oleh Safira setiap kali ada kegiatan olahraga, senam atau latihan basket. Bunda tercintanya itu sengaja membiasakan Renjana untuk membawa sebotol air putih agar tak kebanyakan minum manis, apalagi soda. Safira sangatlah ketat dalam menjaga makanan anak-anaknya, apalagi Renjana yang memang sudah cukup dewasa, ia mengira anak muda pasti merasa gengsi jika ke kantin hanya membeli sebotol air mineral, padahal kenyataannya Renjana tidak begitu. Laki-laki itu santai dan bersikap seadanya soal makanan, tidak memanjakan gengsi dengan alasan 'keren'.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
RomanceTuhan hanya sedikit mengulur waktu untuk kita kembali bersama, membiarkan hati kita hampa agar lebih luas. Karena suatu saat nanti, ia akan memenuhinya dengan rasa bahagia. -Renjana- Manusia itu sangat lengah, bahkan kita sering kali tak menyadari s...