Kacau. Atmosfer memanas. Tidak ada keributan di sana.
Tapi, pembawaan kalimat yang tenang namun menohok seakan menjadi kayu bakar yang disimpan diatas api.
"Jadi? Lo mau nuduh gue?" Yeji menghela napasnya pelan, memutar bola mata kucing itu dengan malas.
"Gak nyangka gue,"
"Gue— ini baru nebak—"
"Hal kayak gini gak bisa lo main asal tebak. Kalo akibatnya fatal, emang lo bisa tanggungjawab?" Selak Karina dengan alisnya yang menukik.
Mendengar jawaban Hyunjin, sungguh membuatnya naik darah. Bisa-bisanya dia menebak dengan asal.
"Nggak gitu mungkin maksud Hyunjin. Tapi gue yakin," Sunwoo menatap ganti ke arah Yeji dan Karina, "kalian gak akan lakuin itu,"
"Bisa jadi, pemilik rumah yang berulah? Ini kan rumah lo, Chan." Sahut Xiyeon dengan nada yang sangat menjengkelkan.
Alis Haechan naik, ia tertawa hambar, lalu berdecih. "Gila aja. Kalaupun mau, gue gak akan mau ngerusak hari bahagia gue, ya, setan!"
Heejin yang sedari tadi diam pun berdecak. "Gak mungkin Haechan..." katanya menggantung.
"Soalnya, gue salah satu saksinya."
"Dan gue gak bisa kasih tau kalian sekarang, karena itu bahaya buat kalian." Lanjut Heejin.
Dan di sana, setelah kalimat dari mulut Heejin terucap, ia menunduk dengan seringaian lebar.
Seakan puas, melihat teman-temannya bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗱(𝗲 𝗮 𝘁)𝗵 | OOline
Mistério / Suspense❝ Hak lo mau percaya atau enggak, yang penting gue udah kasih informasi. ❞