Entah berapa banyak perdebatan yang sudah terjadi membuat mereka pecah.
Mulai dari Junkyu yang selalu terpojokkan oleh Hyunjin, Sunwoo dengan gerak-gerik misteriusnya, dan Xiyeon yang selalu memancing emosi mereka.
Sungguhan, bagi Karina, kejadian kali ini benar-benar berhasil membuatnya gila. Sebagai sepupu Soobin, bagaimana caranya agar ia memberitahu orangtua korban?
Dalam tiga hari empat malam ini ia tidak tenang sama sekali. Ditambah, cekcok yang terjadi di dalam rumah itu.
Kini, ia sedang berada di teras rumah Haechan yang estetik itu. Merenungi semua yang tak mungkin—
Merenungi hal-hal yang akan terjadi setelahnya. Ia melihat jam di tangannya, sudah masuk pukul setengah sembilan malam. Tapi di dalam sana masih seberisik itu.
Yang biasanya menjadi penengah, sudah tidak lagi. Ia terlalu pening untuk sekadar mendengar kalimat menusuk dari teman-temannya.
Karina yakin, walaupun ada pihak paling jahat disana, ia terpaksa. Karina tahu betul latar belakang semuanya.
Tanpa terkec— oh, tidak. Tidak semua, hanya hampir.
"Andaikata gue bilang ke dia waktu itu.... Mungkin gak akan sebesar ini permasalahannya." Gumamnya bermonolog.
Tidak lama, Junkyu menghampirinya. Setelah berlama-lama menyendiri di loteng.
"Gak usah berandai-andai, karena kalaupun lo jelasin persoalannya, yang lo bilangin itu keras kepala."
Karina tersentak. "Lo tau?"
Junkyu berdehem pelan. Lalu Karina mengernyit heran, "Terus, kenapa lo gak kasih tau mereka?" Tanyanya.
"Terus, lo pikir dia bakal kerja sendirian? Untuk masalah kayak gini, kecil kemungkinan." Kekeh Karina.
Sedangkan Junkyu mengangguk pelan. "Kecil kemungkinan juga, kalo dia gak punya kemampuan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗱(𝗲 𝗮 𝘁)𝗵 | OOline
Gizem / Gerilim❝ Hak lo mau percaya atau enggak, yang penting gue udah kasih informasi. ❞