𝐂hapter o𝐧𝐞

3K 129 6
                                    

Note: sebelum lanjut baca, jangan lupa kasih vote dan komen dlu. kasih vote gak bakalan bikin jari kalian jdi bisulan.

omong omong, maklum kalau cerita ini gak ngefeel. karna ini cerita pertama, yang berbau 🔞

itu aja, thanks.

---
Mikel, terduduk dipojok kamarnya sembari menangis. memeluk foto mendiang sang bunda. hari ini, adalah hari yg paling buruk untuk mikel. Iya baru saja pulang dari pemakaman. bunda nya meninggal hari ini. hari dimana mikel kelulusan sekolah. seharusnya, ia diantar oleh sang bunda untuk mengambil ijazah disekolah, tapi itu semua tak sesuai dengan apa yang mikel harapkan.

Bundanya, Carlina. meninggal tepat dihari kelulusan nya. Mikel merasa bahagia, bercampur rasa sedih. semuanya teraduk jadi satu. perasaan mikel hari ini sungguh tak beraturan.

Mikel menangis sejadi jadinya, air matanya terus turun begitu deras, membasahi pipi. hati nya terasa sangat sakit, seperti ada duri yang tumbuh didalam dirinya. Mikel tak tahu kedepan nya hidup mikel harus bagaimana. kehilangan sesosok bunda persis seperti kehilangan semangat hidup. Mikel merasa hidupnya telah berakhir sekarang.
Apapun yang telah mikel raih, semuanya sia sia.

"Mama kok ninggalin mikel? Mikel sendirian. Mikel rela tuker semuanya asal mama mau balik lagi ...."

"Mikel kangen mama .... Apa mama ngga kangen mikel? Ayah juga jahat sama mikel. Mikel selalu dilecehin sama ayah ...." Rasa sesak dan sakit memenuhi hati mikel. Ketika dirinya mengingat kembali kejadian satu tahun lalu. saat dirinya dilecehkan oleh ayah nya sendiri. meski hanya diremas bokong nya saja, tapi tetap saja. Mikel merasa berdosa pada sang bunda.

"Maafin mikel, ya ma. Mikel seharusnya ngelawan pas dilecehin sama ayah. maafin mikel...." Isak tangis mikel menggema memenuhi kamar. Rasanya, mikel tak bisa berhenti menangis.

Tok ....tok....tok...

Suara ketukan dipintu membuat atensi mikel teralihkan. Mikel memandang pintu kamar nya yang tengah diketuk, entah oleh siapa itu.

Mikel meletakan foto Carlina terlebih dahulu. Ia pun bangkit untuk membukakan pintu. Mikel membuka pintu tersebut.

Tubuh mikel gemetar, saat mengetahui siapa yang ada dibalik pintunya. Tapi mikel berusaha menyembunyikan nya agar tidak terlihat oleh Aksa. Ayah mikel sendiri.

Aksa tersenyum manis, Mikel justru menunduk mendapat senyuman seperti itu dari sang ayah. Ia tak berani menatap wajah ayah nya.

"Mikel, kamu sudah makan?" Tanya Aksa. Ia mengusap usap surai blonde Mikel, lembut.

Mikel makin dibuat takut oleh Aksa. Mikel khawatir kejadian setahun lalu akan terulang kembali. apalagi sekarang ibundanya telah tiada. ini menjadi kesempatan emas untuk Aksa, agar bisa melecehkan mikel.

Mikel menggeleng kecil, mulut nya terasa begitu susah untuk berbicara. seperti dilem.

Aksa mengerutkan dahi, tatapanya berubah menjadi datar, ia mendongakkan mikel dengan satu jari telunjuk nya agar Mikel menatap Aksa, balik.

"Kenapa belum makan? Mau saya hukum dulu?"

Lagi lagi, mikel menggeleng kan kepalanya, cepat. sebagai respon untuk pertanyaan yang dilontarkan Aksa untuknya.

"Lalu? Kenapa belum makan? Saya udah siapin semua nya buat kamu. Apa masih kurang?"

Mikel kembali menggeleng sebagai jawaban. Bibirnya begitu berat untuk diangkat. Respon dari mikel membuat Aksa kesal.

PLAK!

Satu tamparan melayang tepat mendarat dipipi Mikel. Menyisakan rasa pedih, dan panas untuk Mikel. Mikel refleks memegangi pipi bekas tamparan dari Aksa.

Feel the OpiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang