𝐂hapter five

1.7K 82 6
                                    

maaf ya lama up nya, soalnya gada ide sih wkwk. moga pada suka, jangan lupa vote yaa!

°°°°

Mikel terbangun dari tidurnya. Mikel melirik jam dinding, yang menunjukan pukul sebelas malam. Ah, ternyata sudah malam. Mikel melihat kesamping, tak ada siapapun. Seperti nya Aksa belum pulang. Agaknya, lelaki tua itu akan lembur untuk malam ini.

Baguslah, Mikel bisa bebas malam ini.

"Begadang nonton film kayanya seru deh...udah lama juga ga nonton film atau drama." Gumam Mikel, mengingat kembali kapan ia bisa begadang sembari ditemani film/drama favoritnya.

Terakhir, Mikel melakukan itu, dua tahun lalu, ditemani Carlina. Sudah lumayan lama ternyata. Mikel terlalu sibuk mengurusi masalah yang ada dirumah, sampai sampai ia lupa untuk menghibur diri.

Mikel segera bangkit untuk mengambil beberapa makanan, lalu turun ke lantai bawah, dan singgah diruang santai. biasanya ruangan itu dipakai untuk menonton atau hanya sekadar mengobrol.

Mikel meraih remot televisi, lalu menyalakannya. Mikel memangku satu toples berisikan kue kering kesukaan nya. Matanya hanya fokus memandang televisi, dan mulutnya tak berhenti mengunyah. Mikel berharap semoga malam ini Aksa lebih lama berada di kantor.

°°°

Disisi lain. Aksa tengah duduk diruang kerja, ditemani oleh sekertaris nya.

"Malam ini kamu ga akan pulang?" Tanya wanita cantik itu, usianya sekitaran dua puluh tahunan. Body-nya pun sexy.

"Begitulah kira kira. Saya ingin menyelesaikan semua tugas kantor. Temani saya disini, Kinara." Pinta Aksa, pada sekertaris nya. Tentu saja, Kinara tak mau menolak, terlebih yang meminta ada bosnya, dan kebetulan. Kinara menyukai Aksa. Jadi, ya istilah nya mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Baik, pak." Kata Kinara, mengiyakan.

"Untuk kerja sama dengan perusahaan David, lebih baik batalkan saja. Saya muak melihat wajah bajingan itu, wajahnya terlalu sombong."

"Tapi, pak-

"Lakukan saja apa yang saya suruh."

Kinara menghela nafas, "Ya, sudah. Baik, pak."

"Jika berdua, panggil nama saja. Usia kita tidak terpaut begitu jauh."

"Baik, Aksa."

Kinara tersenyum, tipis. ia tak bisa mengelak bahwa dirinya sedang dibuat salah tingkah oleh Aksa, saat ini. Jantungnya berdebar kencang.

Ia semakin yakin untuk mendapatkan Aksa. Kinara menganggap bahwa kejadian ini adalah pertanda untuk dirinya agar terus memperjuangkan Aksa. Ia pula menganggap bahwa Aksa menyukainya juga.

"Lagi kerja aja ganteng, gimana kalau tidur ya?"

Kinara menggeleng, pelan. Menepis isi pikiran nya yang semakin nyeleneh.

"Kamu gapapa?" Tanya Aksa, ia tak sengaja melihat Kinara menggelengkan kepala. Aksa pikir Kinara sakit. Makanya Aksa bertanya, untuk memastikan saja.

"E-eh? Engga kok, Sa." Jawab Kinara, sedikit gugup.

"Kalau kamu ngerasa pusing, bilang saja. Nanti saya antar pulang."

"Ahay kesempatan nih."

"Sebenarnya saya ngerasa sedikit pusing sih. Mungkin efek sering begadang, ya." Ujar Kinara, ia memegangi kepalanya. Seolah olah bahwa apa yang di ucapkan nya itu benar. Padahal, nyatanya ia baik baik saja.

"Ayo saya antar pulang. Kebetulan sekarang sudah tengah malam. Saya juga ngantuk."

"Tapi kan kerjaan nya belum selesai." Kata Kinara, pura pura menolak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feel the OpiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang