Return

302 24 16
                                    

Beberapa saat setelah pertemuan itu terjadi, Dita yang merasa panik akhirnya melarikan diri dari Jinny namun Jinny mengejarnya dan meneriakinya. Saking kesal melihat Dita yang terus berlari menghindarinya, Jinny tiba-tiba melakukan ancang-ancang lalu melempar payung yang dia bawa-bawa sejak tadi.

“Akh!” Payung itu akhirnya menghantam bagian kepala Dita hingga membuatnya terjatuh.

“I got you!” Dengan senyum tanpa berdosa, Jinny berlari dan mencengkram salah satu lengan Dita.

"Kau tidak bisa lari dariku sayang."

“Kau sungguh ingin membunuhku? Aku bisa gegar otak karenamu.” Dita merasa pusing karena hantaman payung di kepalanya dan Jinny baru menyadari perbuatannya.

“Apa kepalamu benar-benar sakit?”

“Sudah jelas sakit dan bisa-bisanya kau bertanya sedatar itu.” Dita pun menepis cengkraman tangan Jinny dan mencoba berdiri kembali. Jinny yang merasa bersalah lantas membantunya dan kini keduanya saling bertatapan.

“Maaf jika aku terlalu kasar. Aku tidak sengaja melakukannya karena kesal.” Jinny tertunduk menyesal sementara Dita terlihat mengatur napasnya.

“Jinny, walau kau berhasil menahanku, aku tetap tidak akan bicara mengenai alasanku meninggalkanmu.” Jinny pun terkekeh.

“Bahkan jika aku gila, kau tetap tidak mau memberitahu alasannya? Bukankah itu terlalu kejam untukku?” Kedua mata Jinny mulai terlihat berkaca-kaca semetara Dita hanya terdiam.

“Tolong beritahu aku, mengapa kau memutuskan hubungan kita secara sepihak? Aku ingin mendengar alasamu, hanya itu saja please?” Jinny memohon dengan menggenggam kedua tangan Dita, berharap dia akan mendengar  jawabannya.

"Jinny, aku... Aku..." Dita terlihat kebingungan dan berusaha mencari  jawaban palsu yang mungkin bisa di terima Jinny.

“Chagiya, please?” Jinny kembali memohon.

“Park Jinny, jika aku memberitahu alasan yang sebenarnya itu sama saja aku membahayakan dirimu. Aku tidak bisa memberitahumu sebab...” Dita tidak melanjutkan kalimatnya karena Jinny hendak jatuh dan Dita refleks memeluknya.

“What’s wrong?” Panik Dita.

“K-kepalaku...” Jinny merasa sangat pusing dan lambat laun pandangannya mulai kabur.

“Yah Park Jinny, jangan membuatku khawatir.” Apa yang di katakan Dita bahkan tidak terdengar jelas di telinga Jinny hingga akhirnya dia pingsan dalam pelukan Dita.

***

Apartment Jinny.

Tubuh Jinny tampak terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Dengan di temani Dita di sampingnya, Jinny belum kunjung sadar dan Dita sudah menjaganya selama tiga jam. Dita sudah memanggil dokter sebelumnya dan merasa lega karena kondisi Jinny tidak mengkhawatirkan. Jinny hanya lemas karena dia belum memakan apa pun sejak pagi tadi. Selagi menjaga, Dita menyadari bahwa Jinny kehilangan bobot tubuhnya dan rasa bersalah kini mulai menghantuinya lagi.

“Kau pasti menderita dan tidak bisa berhenti memikirkanku.” Dita bersedih sembari mengecup punggung tangan Jinny dan membelainya dengan lembut.

“Andai kau tau betapa sulitnya aku saat ini, kau mungkin akan mengerti. Tapi ketika melihatmu tampak kacau seperti ini, rasanya aku ingin melawan gadis itu dan mempertahankanmu.” Dita kembali bersedih.

“Sayang sekali aku tidak punya senjata untuk melawan gadis itu. Nasibku benar-benar buruk.”

“Apanya yang buruk?” Sambung Yeongju yang baru saja masuk ke kamar Jinny. Beberapa saat lalu, Dita sengaja menghubungi Yeongju karena di rumah Jinny tidak ada makanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang