Bab 5

22.9K 51 0
                                    

"Kak, lanjut yuk" ajakku bersemangat.
"Gak makan dulu dek? kakak udah lapar nih"
"Belum terlalu lapar kak, yuk kak lanjut.. lanjut kak" rengekku seperti anak kecil. Biar deh, siapa tahu dia mau.

"Hihihi.. kamu ini gak tahan amat, gak pengen yang lain-lain dulu?" tanyanya.
"Emang apa kak?"

"Mau mandi bareng lagi gak? Kamu belum mandi pagi kan?" tawarnya.
"Malas ah kak, kan libur.. sore aja ntar mandinya" jawabku, dia geleng-geleng kepala saja mendengar jawabanku. Dia lalu tampak berpikir sambil meletakkan jari di bibirnya, imut banget.

"Hmm... tuh, kalau mau kamu boleh milih-milihin baju buat kakak lagi, berantakin aja isi lemari kakak sesukamu, gak papa kok.." katanya sambil memonyongkan bibirnya ke arah lemari pakaiannya.

"Benar nih kak?" dia hanya mengangguk sambil tersenyum manis. Langsung ku bangkit dari tempat tidur dan menuju lemari pakaiannya, tanpa ampun ku hambur-hamburkan isi lemarinya seperti maling. Ini memang merupakan fantasi favoritku tentang kak Ochi, memilihkan baju untuknya. Jadi aku tidak bakal bosan bereksperimen memilih-milih kostum yang sesuai khayalanku. Aku sih berharap ada kostum suster dan maid yang seksi, tapi mana mungkin ada.

Aku suruh Kak Ochi berganti-ganti kostum, kali ini tidak lupa aku memotretnya tiap kostum yang dia kenakan, biar bisa jadi bahan onaniku di suatu saat nanti. Aku menjepretnya dengan berbagai gaya dalam macam-macam kostum. Aku memenuhi fantasiku dengan juga memintanya berpose sambil mengulum dan menjilati pisang, timun bahkan terong. Betul-betul menggoda dan membuat birahiku langsung naik. Liurku sampai menetes dibuatnya.
"Mau bantu pegangin dek?"
Kak Ochi lalu berbaring, kini tingkahnya seperti ikan yang mengincar terong sebagai umpannya, menggerakkan kepalanya mengikuti arah terong yang kupegangi ini. Sesekali aku mengerjainya dengan menaik-turunkan terong itu, membuatnya megap-megap mencoba menggapainya. Tapi ku lihat Kak Ochi malah tertawa kecil dipermainkan seperti itu. Hingga 'Hap', terong itu berhasil tertangkap mulutnya, dia kegirangan sendiri karena berhasil menangkapnya. Sepertinya dia memang suka main ginian, dia sampai meminta ku mengulanginya lagi dan lagi, aku turuti saja karena aku memang suka melihat pemandangan ini.

"Delivery pizza h**" teriak orang itu. Ternyata itu pengantar pizza. Kami memang memesan pizza untuk makan siang kami.

"Iya, biar kakak aja yang bukain" katanya lalu bangkit dari tidurannya. Lagi! dia akan menemui orang asing dengan pakaian minim seperti itu, hanya mengenakan kaos basket longgar dan celana dalam. Kaos basket itu cukup dalam hingga menutupi setengah pahanya, yang malah membuat dia kelihatan seperti tidak mengenakan bawahan. Tapi tidak hanya itu, dia juga membawa terong tadi! Mau apa sih dia?!
Ku hanya mengintip dari kamar kakakku ini. Pintu akhirnya dibuka oleh Kak Ochi, tampak seorang pemuda dengan kulit hitam dengan wajah standar. Ku lihat pemuda itu terkejut melihat penampilan kakakku dengan pakaian seperti itu, dan yang membuatnya semakin terkejut adalah kakakku sedang menggenggam terong, yang cukup besar dan masih terlihat basah karena liur kakakku tadi. Aku yakin pemuda itu sedang berpikir yang tidak-tidak sekarang, mungkin dia berpikir kalau kakakku baru saja bermasturbasi dengan terong itu. Badanku jadi panas dingin, aku harap kak Ochi tidak diapa-apain.

"Liatin ini yah mas? Gede ya mas?" godanya sambil menunjukkan terong itu, pemuda itu jadi salah tingkah sendiri. Duh, jantungku semakin berdebar sampai mau copot.
"Pengen bobok siang yah?" tanyanya.
"Iya"

"Mau bareng?"
"Mau" jawabku semangat. Dia tertawa kecil mendengarnya.
"Hahaha, iya-iya, yuk.. dasar kamunya"
Aku langsung menariknya ke kamar, aku masih saja penasaran dengan tubuhnya. Tadi itu masih belum cukup. Aku berharap mendapatkan lebih dari yang tadi. Ku telanjangi diriku sendiri dengan terburu-buru, tapi ku lihat kak Ochi masih belum membuka satupun pakaiannya.

"Kak!" teriakku kesal, padahal aku sudah mupeng.
"Apa sih? kan katanya mau tidur siang... ya udah bobo sana" Duh, bikin kesal aja dianya.
"Napa dek?" tanyanya masih pura-pura tidak tahu. Sering amat sih dia kaya gini? Bikin kesal saja.
"Hihihi.. iya-iya.. jangan ngambek gitu dong kamunya.. dasar" akhirnya dia mulai membuka pakaiannya, dia kini telanjang lagi di hadapanku.

Maafkan Aku KakakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang