"Adeeeekkkkk! Banguuuuun!" teriak kak Ochi nyaring.
"Apaan sih kak, hari minggu padahal..." jawabku malas lalu membenamkan kembali mukaku ke bantal."Hari minggu hari minggu... Emang kamu mau tidur mulu seharian? Sana bangun! Bersih-bersih rumah kek, cuci motor kek. Tuh motormu kotor gitu, gak pernah dicuci apa..!?"
"Enak aja nggak pernah dicuci"
"Terus kok kotor gitu... cuci sana! atau bantuin kakak cepat bersih-bersih rumah" katanya ngotot, terpaksa aku bangkit juga. Ah, kak Ochi cerewet, mengganggu hari mingguku saja. Namun mataku jadi melek saat sadar kak Ochi cuma make kaos dan celana pendek ketat, setelan favoritku."Kakak dong yang sekali-kali nyuciin motorku..." ujarku iseng.
"Hah? Enak aja, motornya motor kamu..."
"Tapi kan kakak sering minta bonceng... antar ke sana, antar ke sini, aku juga kan yang capek" kataku beralasan.
"Tuh kan... berarti kakak dong sekali-sekali yang cuciin, ntar nggak aku boncengin lagi lho..."kataku pura-pura mengancam. Dia tampak bete mendengarnya. Duh, suka banget ngelihatnya bingung-bingung gitu, lebih menggemaskan.
"Hah?? Gelo aja!" katanya menowel kepalaku lalu keluar dari kamar. Yah... dia nolak, padahal aku kangen ngelihatnya bersih-bersih sambil bugil lagi. Ya udah lah... gak papa. Akupun keluar kamar mengikutinya."Buruan bersihin tuh jendela..." suruh Kak Ochi sambil mengambil kain lap di dapur, tampaknya dia akan langsung mencuci motorku. Rajin bener, eh bukan, baik banget, beruntungnya aku punya kakak kayak kak Ochi. Tapi rugi ah kalau aku bersih-bersih rumah sekarang, mending aku ngelihatin dia cuci motor dulu.
Kak Ochi lalu menyalakan air dan mulai mencuci motor pake selang. Dia nyucinya gak ahli banget sih, tapi kan memang bukan itu yang ku cari, tapi pemandangannya. Langka banget kan pemandangan cewek cantik bening seperti kak Ochi mencuci motor? Gayanya memeras kain lap aja seksi banget. Kadang dia juga mengerjaiku dengan memutar-mutar kain lap basah seperti cowboy, jadilah aku terkena cipratan air.
"Craaatttzz" air selang muncrat ke bajunya. Pakaiannya jadi basah!
"Duh...""Kenapa kak? Muncrat yah? Kakak sih megang selangnya gak bener..."
Dia cuek saja meneruskan mencuci motor. Atau dia memang sengaja ya menggodaku? Masalahnya bukan sekali itu saja air selang muncrat-muncrat ke tubuhnya, tapi sering banget. Jadilah pakaiannya makin basah dan mencetak ke tubuhnya. Pagi-pagi udah disuguhi pemandangan begini, mana bisa tahan coba? Bikin aku gregetan aja. Yah, walaupun dia nggak bugil, tapi ngelihat dia basah-basahan gini aja udah cukup, lagian baru begini aja penisku udah tegang banget. Tanpa sadar aku mulai meraba penisku sendiri. Dia sepertinya sadar, tampak dia tersenyum sekilas tadi."I-iya kak?"
"Tutup pagarnya gih..." suruhnya. Hmm? Mau apa dia? Ah, ku turuti saja dulu. Pagar depanpun ku tutup."Udah kamu tutup yang benar belum?" tanyanya lagi.
"Di luar rame nggak dek? Banyak orang lewat nggak?"
"Nggak, sepi... kenapa kak?"
Dia tidak menjawab. Kak Ochi lalu bangkit dan senyum-senyum manis padaku. Glek, aku menelan ludah. Dadaku berdegub kencang. Aku menanti-nanti apa yang akan dilakukannya.
"Su-suka kak..." Duuh... Penisku tegang bukan main. Walau sudah berkali-kali melihat dia bugil tapi aku terus aja ngaceng berat. Apalagi kali ini dia bugilnya di luar rumah gini. Pagar rumah kami memang cukup tinggi, jadinya tidak akan bisa terlihat orang dari luar kecuali orang itu benar-benar niat pengen ngintip. Tapi tetap saja bikin aku panas dingin deg-degan gak karuan."Ya udah, kakak lanjutin lagi ya cuciin motormu. Kalau kamu masih pengen ngelihatin kakak cuci motor silahkan, kalau mau masuk ke dalam silahkan, dan..." dia diam sebentar, "kalau pengen onani juga silahkan" lanjutnya sambil melepaskan ikat rambut. Tentu saja pilihan terakhir yang ku ambil! Tanpa menunggu lagi aku turunkan celana beserta kolorku sampai bawah lutut.
Aku lalu mulai mengocok penisku. Kak Ochi tertawa kecil saja melihatku yang kegirangan dan mupeng berat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku Kakakku
Romancehanya copyan dari cerita dewasa telegram, semoga menghibur.. anak kecil dilarang deket deket