Bab 4

23.3K 60 2
                                    


Tiga hari kemudian...

"Adeeeekkk... bangun..!"

"Udah jam segini, ntar terlambat kamu sekolahnya..." teriaknya lagi sambil menarik selimutku.

"Hoaam.... Iyaaaa"

Ku coba membuka mataku yang masih terasa berat, soalnya tadi malam aku tidak bisa tidur karena begitu menanti-nantikan datangnya hari ini. Namun saat ku lihat ada sosok indah di depanku, tiba-tiba mataku langsung jadi melek.

Selama tiga hari belakangan ini aku juga tidak berbuat macam-macam pada kakakku, aku juga tidak onani. Sengaja menyimpan semuanya untuk hari ini.

"Dek, selamat ulang tahun yah..." ucapnya dengan senyum manis mengembang. Indah sekali rasanya pagi-pagi sudah disuguhi senyum manisnya.

"Eh, iya... makasih kak..." kataku sambil senyum-senyum mesum, berharap dia tidak lupa dengan janjinya waktu itu, yang memperbolehkanku melampiaskan segala fantasiku tentang dia.

"Napa kamu senyum-senyum gitu? Hihihi.. Iya-iya kakak tahu... tapi sekolah dulu sana..." ujarnya sambil membuka daun jendela kamarku.

"Yah... hari ini libur dong kak, masa sekolah juga... gak puas ntar, hehe" kataku malas. Aku harus betul-betul memanfaatkan hari ini dengan baik! Ku lihat Kak Ochi tampak berfikir sambil tersenyum-senyum padaku.

"Dasar, masa sampai bolos sekolah sih... Hmm... Ya udah, kakak juga libur deh kuliahnya, kakak bakal temani kamu seharian..." katanya setuju. Yes, Aku senang bukan main, kakakku ini memang baik.

"Hehe, makasih kak"

"Iya iya iya... udah, sarapan dulu deh kalau gitu, udah kakak siapin tuh"

"Oke kak..."

Dengan semangat empat lima aku bangkit dari tempat tidur, begitu tidak sabarnya untuk melalui hari ini yang indah ini. Dimulai dengan sarapan bersamanya? Suatu awal yang bagus ku rasa. Pakaiannya pagi ini juga menggoda seperti biasa, hanya mengenakan celana pendek dan tanktop, ketegangan penisku tentu saja tidak dapat dihindari.










Di atas meja makan sudah terhidang nasi goreng spesial buatan kak Ochi, bahkan kali ini terlihat lebih istimewa dengan garnish yang menghiasinya. Sepertinya dia sudah bangun dari tadi untuk mempersiapkan ini semua untukku. Baiknya dia.

"Enak banget kak nih kelihatannya, sempurna"

"Hahaha, Iyah... makasih. Yuk makan... sini kakak suapin deh, mau gak?" tawarnya, aku hanya mengangguk-angguk kesenangan.

Dia duduk di sebelahku dan mulai menyuapiku. Indah sekali saat ini, serasa pasangan suami istri yang baru menikah saja. Tapi bukan kak Ochi namanya kalau gak suka godain adeknya ini, sesekali saat akan menyuapiku, dia malah menyuapi dirinya sendiri, jadilah hanya angin yang masuk ke mulutku yang membuka lebar. Pakai tertawa cekikikan segala dia. Tapi gak masalah sih, aku juga suka keadaan begini. Menandakan hubungan kami yang memang akrab sebagai kakak adik.

"Fuaahh.. kenyang kak" kataku puas setelah selesai makan.

"Gimana? Enak kan? enak dong pastinya... kakakmu gitu lho..." katanya membanggakan diri.

"Iya, enak banget kak, apalagi disuapin.. hehe.."

"Ya udah... istirahat bentar, tenangin dulu tuh perutnya"

"Terus kak? Habis itu?"

"Maunya kamu apa?" tanyanya balik sambil tersenyum manis. Glek, aku menelan ludahku. Terlebih saat itu aku melihat puting susunya yang nyetak dari balik tanktopnya, tampak tegak menantang. Tapi anehnya aku malah jadi bingung harus dimulai dari mana, padahal aku sudah mempersiapkan banyak khayalan cabul untuk hari ini.

Maafkan Aku KakakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang