02

321 28 2
                                    

WARNING
Typo bertebaran

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.

Samudra langsung memakai kembali seragamnya dan buru buru keluar dari ruang osis, tidak lupa Samudra memasukkan obat pemberian Bagas kedalam tas, setelah melihat Samudra pergi jauh dari ruang osis Bagas langsung menutup pintu rapat rapat ruangan itu. " semoga itu berhasil, kita tunggu dua bulan lagi ". Gumam Bagas sambil menyimpan bungkusan tadi kedalam laci yang berada dibawah mejanya.

Samudra terus lari dari arah ruang osis kekantin, sumpah Samudra udah laper banget masalah tas bisa nanti, mending perut dulu yang diutamakan.

" Mbok utik nasi uduknya satu sama es teh dingin. " Ucap Samudra yang baru saja sampai didepan pintu kantin, baru juga melangkah beberapa langkah, langkahnya sudah berhenti karena ada yang menarik kerah belakang seragamnya.

" Kau itu bukannya masuk kelas malah mampir ke kantin." Siapa lagi kalau bukan Bagas, dari semenjak Samudra keluar dari ruang OSIS ia seharusnya tau kalau Samudra sedang diikuti oleh Bagas .

" Lepasin bangsat." Ujar Samudra yang mencoba menyingkirkan tangan Bagas dari kerah belakang seragamnya, Bagas pun melepaskan tangannya yang ada dikerah belakang seragam Samudra.

" Masuk kelas atau saya laporkan ke guru BK." Bagas

" Cihh, gak bisa apa liat orang seneng dikit." Gerutu Samudra " mbok nasinya buat nanti istirahat, uangnya di si Bagas ." Ucap Samudra sambil jalan keluar dari kantin untuk pergi kekelasnya, mungkin.

Bagas yang mendengar apa yang barusan Samudra katakan hanya bisa geleng-geleng kepala saja " kita lihat siapa yang akan menang Samudra. " Gumam Bagas " oh iya mbok, ini uang buat bayar pesanan Samudra barusan ." Ucap Bagas sambil menyerahkan uang untuk bayar pesanan Samudra yang belum dimakan oleh Samudra.

Sedangkan Samudra dari tadi terus mengumpat karena entah kenapa hari ini Samudra begitu sial, sudah berangkat kesekolah harus desek desekan naik bus udah itu telat lagi mana belum sempat sarapan, niat tadi kekantin mau sarapan dulu malah ketemu babunya sekolah.

Bruk

" Anjing, kalau jalan tuh pake mata ." Ujar Samudra

" Dimana mana jalan tuh pake kaki bukan pake mata ." Balas orang yang barusan tidak sengaja tabrakan dengan Samudra

" Yayaya bacot lu....." Perkataan Samudra terhenti ketika Samudra melihat siapa orang yang barusan menabraknya

Deg

Samudra terdiam saat matanya dan mata orang yang menabraknya bertemu, dan entah kenapa jantungnya berdebar tak karuan, dan juga perasaan apa yang Samudra rasakan ini .

" Gak usah segitunya kali ngeliatinya, gue tau, gue tampan tapi sorry gue bukan GAY ." Perkataan orang tersebut menyadarkan Samudra dari lamunannya

" Cihh, lebih gantengan gue kali, dan juga gue bukan Gay seperti apa yang lu kira ." Setelah mengatakan itu Samudra pun pergi bukan kekelasnya melainkan ke belakang sekolah, karena setelah mengatakan itu entah kenapa hatinya merasa sakit .

Sedangkan orang itu hanya bisa menatap bingung Samudra " aneh ." Namun saat orang itu akan melanjutkan jalannya untuk mencari ruang guru ternyata ada orang yang ia kenal berjalan kearahnya " BAGAS ." Teriak orang itu

Bagas yang merasa namanya terpanggil langsung berjalan menghampirinya " ngapain lu disini ." Tanya Bagas

" Gue pindah sekolah kesini ."

" Semoga lu betah, lu nyari ruang kepsek kan ." Dan hanya dibales anggukan oleh orang itu

" Yaudah ikut gue ." Bagas pun mengantarkan orang itu keruangan kepsek

Samudra sudah duduk diatas kursi yang sudah tidak terpakai dibelakang sekolah " ini hati gue kenapa nyesek gini dah ." Gumam Samudra sambil memukul pelan dadanya " gue harus ketemu lagi sama orang itu, dan pastiin apa yang gue pikirin dan rasaan semua ini salah ." Bagaimanapun perasaan ini agak sedikit aneh, kenapa Samudra harus merasakan itu kepada orang yang baru saja ditemuinya

Bagas dan orang itu sudah sampai didepan ruangan kepsek " lu masuk sendiri kagak papa kan?. Soalnya gue masih harus keliling nyari anak anak yang bolos ." Tanya Bagas kepada orang itu

" Yoi, btw thanks dah nganterin gue ."

" Hmm, gue pergi dulu ." Bagas pun menepuk pundak orang itu sebelum pergi

Tok
Tok
Tok

" Masuk ." Orang itupun masuk kedalam ruangan kepsek

Kepsek melihat siapa yang barusan masuk " kamu pasti Zevan Xelyendra ?." Tanya kepsek

" Iya pak ."

Zevan Xelyendra atau sering dipanggil Evan, Evan merupakan anak satu satunya dari pasangan Seyel dan Zendra , keluarga ini merupakan keluarga terpandang, Evan juga sudah mempunyai tunangan, tunangan Evan adalah SARON  mereka berdua adalah teman masa kecil dan baru baru ini Evan dan Saron memutuskan untuk bertunangan.

" Oke Zevan, kamu masuk kelas XI ipa2, mari saya antar kekelasmu Zevan ." Zevan pun mengikuti kepsek untuk menuju kelasnya

Sedangkan Bagas yang sedang keliling sekolah untuk mencari anak anak yang bolos, membawa langkahnya kebelakang sekolah dan Bagas melihat Samudra yang sedang melihat keatas langit , Bagas pun  Menghampiri Samudra dan duduk ditempat yang kosong samping Samudra .

" Apa yang kau lihat ?." Tanya Bagas

Samudra yang sedang asik melihat kelangit dikejutkan dengan seseroang yang bertanya " anjing lu, bisa kagak kalau datang tuh bilang bilang bukan kaya jelangkung ".

" Makanya jangan terlalu fokus terhadap sesuatu sampai kau tidak melihat disekitarmu ." Bagas

" Bacot lu ." Samudra

" Kau tidak bisa dibilangin dengan kata kata ." Bagas

" Maksud lu ..." Ucapan Samudra terpotong karena dengan tiba tiba Bagas mendorong Samudra kebelakang dan menyudutkan Samudra ke tembok

Tok
Tok
Tok

" Maaf mengganggu waktu belajarnya, saya cuman mengantarkan murid baru dikelas ini ." Ucap kepsek

Zevan pun masuk kedalam kelasnya " terimakasih pak." Ucap Zevan dan hanya dibalas anggukan oleh kepsek, kepsek itupun pergi kembali keruanganya

" Oke anak anak, kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu ." Ucap guru yang sedang mengajar dikelas itu, dan meminta Zevan untuk memperkenalkan dirinya

" Zevan Xelyendra cukup panggil Evan saja ." Ujar singkat padat dan jelas

" Kalian mau tanya tanya nanti saja, setelah jam pelajaran saya selesai, baik Zevan kamu duduk di samping Samudra, Samudra angkat tanganmu ." Guru itu mencari Samudra namun tidak ada Samudra dimejanya " dimana Samudra, kenapa waktu absen tadi dia ada ?."

" Ke WC Bu, tadikan udah bilang ." Siapa lagi kalau bukan Wawan, tadipun yang angkat tangan saat absen itu adalah Wawan karena Wawan tau Samudra telat dan sedang dihukum oleh si ketos

" Perasaan ibu tidak mendengar Samudra meminta izin, tapi ya sudahlah, kamu silahkan duduk disana ." Tunjuk Ibu guru pada meja Samudra

Zevan memberikan anggukan pada Ibu guru dan berjalan kearah meja yang ditunjuknya, Zevan pun sudah duduk disamping meja Samudra , namun Zevan tidak melihat ada tas dimeja sampingnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terimakasih sudah mampir
Jangan lupa vote dan komen
See you dichapter selanjutnya



7samudra {BL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang