O1

363 36 1
                                    

Suara dentuman musik yang memekakan telinga, serta orang-orang yang kini tengah menggila di lantai dansa seolah merupakan hal yang biasa bagi Biru.

Saat ini dirinya yang tengah menghabiskan malam dengan ditemani segelas alkohol disebuah pub yang sering ia kunjungi.

"Tumben minum sendiri?" Tanya bartender yang ada disana saat mendapati salah satu pelanggan tetapnya itu hanya sendirian.

Biru yang mendengar itu hanya terkekeh sambil menggoyangkan gelas kaca yang ada di tangannya.

"Lo cari siapa? Rayyan? Tuh bocah mungkin udah ngorok di kamarnya." Ujar Biru, dan terdengar suara ketawa dari bartender tersebut.

Biru memang terkadang datang bersama Rayyan, yang tak lain adalah sahabatnya. Ah, atau lebih tepatnya Rayyan yang sengaja mengikuti Biru.

Biru ingat dulu sahabatnya itu kerap marah setiap kali dirinya datang ke pub. Akan tetapi Biru yang memang sudah lekat dengan dunia malam sangat susah untuk menuruti ucapan sahabatnya yang melarang dirinya untuk datang kesini. Alhasil kadang Rayyan ikut untuk memastikan Biru aman saat mabuk.

Tetapi untuk malam ini, Biru datang sendiri karena dirinya memang sengaja pergi tanpa mengabari temannya itu. Ia hanya ingin menghabiskan malam ini sendirian.

"Pastiin buat pesan supir nanti pas mau pulang." Ujar Bartender tadi, dan diangguki Biru.

Lagipula Biru tidak segila itu untuk menyetir dengan keadaan mabuk.

"Oh iya gue denger dari Leon kemaren ada beberapa orang yang nanyain lo." Ujar bartender tersebut membuat Biru mengerutkan alisnya.

"Nanya apa aja?"

"Nanyain lo seringnya kesini pas hari apa, dari tampangnya mereka orang yang baru masuk ke pub ini, soalnya si Leon bilang asing sama muka-muka mereka."

"Saran gue hati-hati aja deh, musuh lo udah banyak soalnya." Lanjut bartender tersebut membuat Biru terkekeh.

"Makasih infonya." Ujar Biru.

Biru kembali menikmati minumannya, hingga ponsel miliknya bergetar dan mendapati nama Rayyan terpampang di ponsel tersebut membuatnya berdecak sebal. Karena ia baru sebentar di sini.

"Halo.."

Biru memilih bangkit dan sedikit menjauh untuk menjawab panggilan telpon dari Rayyan.

"Lo di Pub?"

"Gue lagi suntuk, jadi please jangan ngomel.."

Pasalnya Biru sangat hafal kebiasaan sahabatnya itu.

Terdengar helaan nafas dari Rayyan membuat Biru menggigit bagian dalam bibirnya.

"Udah lama disana?"

"Baru tiga puluh menitan."

"Gue jemput ya, tidur di tempat gue aja. Mama juga nyariin lo dari kemaren."

Mendengar itu membuat Biru tak bisa untuk menolak, karena jika berkaitan dengan Mama Rayyan itu adalah suatu hal yang mustahil untuk tidak ia penuhi.

Setelahnya Biru pun menyetujui dan segera menutup panggilan tersebut. Dengan tenang ia kembali ke tempatnya sambil menunggu Rayyan datang menjemputnya.

Saat tengah menunggu Rayyan, ponselnya kembali bergetar dan tampak sebuah pesan masuk yang mana dikirim oleh temannya yang lain.

======================
23.12

Anak-anak nanyain malam ini boleh turun apa enggak?

======================

Biru pun meletakkan gelasnya dan segera membalas pesan tersebut.

[ Y o u t h ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang