Perancis
"Lord, Myanmar meminta jatah pasokan senjata untuk mereka diperbanyak."
"Buat jadwal pertemuan untuk perundingan itu."
"Baik, Lord." Pria berambut pirang itu berjalan pergi setelah menunduk hormat.
Kini tersisa Sehun seorang diri di dalam ruangannya. Masih banyak yang harus diperiksa, tapi ia malah memilih untuk menyesap wine terlebih dahulu, menunggu kabar yang mungkin sebentar lagi akan tiba.
Tok Tok
Pintu ruangannya diketuk pelan. Perlahan pintu tersebut terbuka, memperlihatkan seseorang yang sudah dua hari ini tak dilihatnya. Pria jangkung dengan rambut berwarna silver tengah berdiri di ambang pintu, menunduk hormat saat melihat atasannya yang seolah sudah menebak kedatangan dirinya.
"Chanyeol."
"Lord."
"Dimana... dia?" tanyanya sedikit menjeda dan memelankan suaranya saat mengatakan kata 'dia'.
"Dia ada di bawah." Chanyeol tahu siapa 'dia' yang dimaksud oleh atasannya. Orang yang beberapa waktu lalu dibeli oleh atasannya dari acara pelelangan dengan harga fantastis. Pantas saja atasannya tadi terlihat seperti sedang menunggu sesuatu, ternyata sesuatu itu adalah pria tan itu.
Sehun langsung bangkit dari kursi kebesarannya. Berjalan menuju pintu ruangannya dengan wajah dingin. Tangan besarnya menepuk pundak Chanyeol pelan, meminta tangan kanannya itu untuk beristirahat, dibebaskan dari tugasnya untuk satu hari ini.
"Repose-toi, je sais que tu es fatigué (Istirahatlah, aku tahu kamu lelah)."
"Merci (terima kasih)." Chanyeol menunduk hormat sekali lagi. Membiarkan atasannya itu keluar ruangan terlebih dahulu, sebelum akhirnya ia menyusul dengan arah yang berbeda.
Sehun mengambil langkah lebar mendekati tangga. Tangannya memegang pagar pembatas, berdiri di tengah dua sisi tangga. Mata elangnya menatap pada objek di bawah sana. Pria tan berambut coklat yang kini terlihat lebih manis dari terakhir ia melihatnya.
Merasa dirinya sedang diperhatikan, pria tan itu pun mendongak ke atas. Mata keduanya bertemu, menatap satu sama lain dalam diam. Saat Sehun melangkahkan kakinya menuruni tangga, mata keduanya bahkan tak terputus sedikitpun. Pria tan itu hanya diam menunggu hingga si tampan berdiri di dekatnya.
"Tuan," serunya merdu. Menundukkan kepalanya hormat dengan pandangan tertunduk ke bawah, tak berani menatap pria di depannya.
Sehun terdiam. Kedua jarinya mengapit dagu si tan yang terasa begitu lembut di telapaknya. Ia lalu mengangkat wajah manis tersebut hingga membuat keduanya kembali bertatapan dengan jarak kurang lebih satu jengkal. Mata elang milik Sehun terus bergerak memperhatikan setiap inci dari wajah manis tersebut, hingga akhirnya berhenti tempat di kedua mata sayu yang kemarin mampu menghipnotisnya.
"Siapa namamu?" tanya Sehun tanpa memutuskan kontak mata keduanya.
"Jongin."
Pupil mata milik si tan membesar saat bibirnya ditekan oleh ibu jari tuannya. Jari itu bergerak mengusap bagian bibir atas dan bawahnya secara sensual. Dan entah mendapatkan reflek dari mana, Jongin membuka sedikit kedua belah bibirnya, memasukkan ibu jari milik si tuan ke dalam mulutnya. Dengan pandangan keduanya yang masih terhubung, Jongin menyesap ibu jari tersebut secara perlahan.
Sehun tentu menikmati apa yang sedang dilakukan oleh si tan. Pria itu mendorong ibu jarinya untuk masuk lebih dalam, menekan jarinya pada lidah kenyal si tan, membiarkan si tan menyesapnya. Saliva milik si tan mulai mengintip dari kedua sudut bibirnya, ia bahkan kini menggerakkan lidahnya untuk menggoda jari tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Horse
FanfictionCause i'm coming at you like a dark horse 🔞RATED M🔞 BXB AREA!!! Top! Sehun Bot! Jongin Typo is art!