4

353 43 2
                                    

Jongin meringis karena ia tak sengaja melebarkan kakinya saat tidur. Matanya terbuka, rasa kantuknya sekarang telah hilang digantikan oleh rasa sakit. Seluruh tubuhnya perih, terlebih di bagian belakang. Semalam pria brengsek itu tak melepaskannya setelah pelepasan pertama, pria itu masih terus menghajarnya hingga fajar tiba.

Tok Tok

Seseorang masuk ke dalam kamarnya. Jongin buru-buru mendudukkan dirinya, meringis saat kembali merasakan sakit di bagian bawahnya. Pria tan itu menatap Lauren— pelayan wanita yang kemarin mengantarnya ke kamar ini, orang yang ia asumsikan sebagai salah satu pelayan yang membelot.

"Lord meminta anda untuk segera turun dan sarapan bersama."

"Aku akan segera turun," ucap Jongin. Setelah mendengar jawaban Jongin, Lauren segera pergi dari kamar, menunggu pria tan itu di depan kamarnya.

Jongin menggerakkan kakinya perlahan ke arah tepi ranjang. Tangannya memegang kuat pinggiran ranjang untuk menumpu beban agar ia bisa berdiri.

"Argh, sial! Aku hanya ingin berhenti tapi kenapa sekarang harus terjebak di sini," keluh Jongin saat ia berjalan menuju kamar mandi.

Jongin terus mengeluarkan sumpah serapah selama berada di dalam kamar mandi. Rasa sakit yang dirasakannya bukan main-main. Butuh waktu lebih lama untuknya membersihkan diri di kamar mandi.

Setelah hampir setengah jam, akhirnya Jongin sudah berpakaian rapi. Pria tan itu menggunakan celana panjang serta kemeja satin yang sengaja dimasukkan ke dalam celananya. Menatap kembali penampilannya di cermin sebelum akhirnya melangkah keluar dari kamarnya.

'Orang-orang yang membelot, mereka memiliki garis merah di seragamnya.'

Jongin ingat kata-kata atasannya. Di sepanjang perjalanannya menuju ruang makan, Jongin menemukan lebih dari dua puluh orang memiliki tanda merah di setelannya, baik itu pelayan, penjaga, ataupun anggota.

Weak!

Jongin memejamkan matanya, memutar bola matanya remeh saat melihat begitu banyak orang-orang pengkhianat di dalam organisasi ini. Organisasi yang terkenal kuat dan disegani oleh orang-orang luar, ternyata memiliki begitu banyak celah di dalamnya. Jika boleh, dari awal kedatangannya kemari, ia bisa menaklukkan organisasi ini, tapi sayangnya ia tak diberi wewenang untuk bergerak cepat.

***

Sehun sudah duduk begitu lama di balik meja makan, menunggu seseorang yang sedari tadi belum terlihat batang hidungnya. Kesabarannya mulai habis, pria yang baru dikenalnya beberapa hari ini sudah dengan lancang membuatnya menunggu cukup lama di wilayahnya sendiri.

Tak

Gerakan kasar di atas meja yang ditimbulkan Sehun sukses membuat semua orang yang ada di sana berhenti melakukan aktivitas mereka sesaat. Sehun mengangkat tangannya saat mendengar suara langkah kaki yang dihasilkan oleh tangan kanannya. Ia berniat untuk bangkit dari kursinya, berniat mendatangi kamar budak tersebut. Namun, niatnya gagal saat ujung matanya melihat pergerakan di atas tangga.

Itu dia.

Orang yang ia tunggu akhirnya datang dengan penampilan sederhana. Pria tan itu berjalan begitu lelet, membuat Sehun geram karena gerakan lambatnya. Mata elangnya menatap datar saat pria tan itu sudah berada di hadapannya.

"Tuan, saya-"

"Hidangkan makanan sekarang!"

Para pelayan langsung bergerak menghidangkan makanan di atas meja. Tak ada yang mengindahkan kehadiran si tan yang masih berdiri di ujung meja. Sampai akhirnya Lauren menghampiri pria tersebut dan berbisik menyuruh pria tersebut untuk langsung duduk dan menikmati makanan dengan diam.

Dark HorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang