HS-09

1.9K 231 22
                                    

Hari libur, tidak seperti biasanya Jaemin telah bangkit dari ranjangnya dengan wajah bersemangat dan telah bersiap-siap seperti hendak pergi ke suatu tempat. Aneh. Satu kata yang mungkin ada dipikiran Yuta dan Winwin saat melihat anak tunggal mereka itu di pagi hari yang cerah ini.

"Kenapa?" tanya Jaemin bingung saat melihat kedua orangtuanya memperhatikan nya.

"Ingin jalan-jalan bersama pacar mu si Jisung itu ya?" Yuta bertanya.

Mendengar pertanyaan ayahnya itu, Jaemin mengerutkan keningnya. Sepengetahuannya, ayahnya itu tidak peduli dengan urusan pribadinya. Ayahnya itu tipe pria yang cuek dan terkesan tidak banyak bicara mungkin karakter itulah yang menurun ke dirinya.

"Memangnya sejak kapan ayah peduli aku menjalin hubungan?"

"Jawab saja" ucap Yuta datar.

"Kami hanya berteman" jawab Jaemin singkat.

Jaemin meliriknya arlojinya dan kemudian melangkah mendekati Winwin. Ia mengecup singkat pipi Winwin untuk berpamitan dan kemudian barulah ia pergi.

"Dia hanya menyayangi mu" jawab Yuta datar pada Winwin setelah Jaemin pergi.

"Dia hanya gengsi, dia menyayangi mu juga" ucap Winwin lembut sembari mengusap lembut punggung tangan Yuta dengan ibu jarinya.

Yuta menghela napas panjang sebelum kemudian ia mengangguk. Jaemin itu memang mewarisi karakter Yuta yang cuek, keras kepala, dan dingin. Dan karakter Jaemin itulah yang membuat dirinya dan ayahnya seringkali bertengkar karena keduanya sama-sama keras kepala.










Jisung memperhatikan laptopnya dengan seksama. Tubuhnya berkeringat dingin membayangkan apa yang ia tonton ini benar-benar harus ia lakukan nantinya. Sesekali Jisung akan menutup matanya jika merasa tidak nyaman.

"Jaemin sialan!" Jisung mengumpat pelan. Mengingat Jaemin lah yang membuatnya berada di situasi ini, dimana nantinya ia harus melepaskan sesuatu yang berharga hanya demi salah satu nilai yang setiap semesternya ia tidak lulus.

Tok! Tok! Tok!

Jisung mengalihkan pandangnya ke arah pintu kamarnya yang di ketuk dari luar. Ia mengklik tombol pause di video itu lalu kemudian melepaskan kedua earphone di telinganya untuk mendengar lebih jelas siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"Siapa?"

"Hyora, tuan muda"

Jisung beranjak dari ranjangnya saat mendengar kalau pelayan nya lah yang mengetuk pintu kamarnya. Melangkah menuju pintu, Jisung pun kemudian membuka lebar pintu kamarnya.

"Ada apa?" tanya Jisung dingin.

"Jay ingin bertemu anda"

"Hanya sendiri?"

"Sepertinya iya, tuan muda?

"Urusan apa katanya?"

"Saya tidak tahu, dia hanya mengatakan ingin bertemu"

Jisung memutar bola matanya malas. Ia kembali ke ranjangnya untuk menutup laptopnya yang tengah menampilkan gambaran praktek biologi yang dikirim Jaemin padanya dini hari tadi. Setelahnya barulah Jisung melangkah keluar kamar untuk bertemu dengan teman dari kekasihnya itu.

Setibanya Jisung di ruang tamu membuat Jay menampilkan senyum lebar saat tahu Jisung mau menemuinya. Terlebih saat melihat wajah kesal Jisung itu yang terlihat lucu dimatanya. Andai saja Jisung belum menjadi milik Yeonjun, Jay akan dengan semangat membuat Jisung menjadi miliknya.

Hell School 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang