HS-10

1.9K 213 20
                                    

Seperti rencananya Jaemin akan menemui Jisung. Hari telah menjelang malam saat Jaemin menghentikan mobilnya di halaman rumah Jisung. Sesampainya di sana seperti biasa ia disambut oleh para pelayan yang bekerja dengan Jisung.

Pertemuan Jaemin dengan Felix tadi membuat Jaemin tahu kalau apa yang dimiliki Jisung sekarang adalah berasal dari orang yang telah membeli Jisung dulu untuk menjadi pemuas nafsu nya. Jaemin kira Jisung berasal dari keluarga kaya raya tapi siapa sangka Jisung hanyalah anak polos yang berasal dari panti karena dibuang orang tuanya.

Felix menceritakan banyak hal tentang Jisung pada Jaemin. Jaemin tahu sekarang kalau Jisung menyimpan banyak kenangan pedih di dalam hidupnya. Jisung itu tidak suka dikasihani. Perjalanan hidupnya tentang kerasnya dunia yang ia jalani membuatnya menjadi sosok yang ingin terlihat kuat walaupun sesungguhnya di dalam dirinya ia adalah sosok yang hancur dan rapuh.

Jaemin tidak menyukai Jisung dipertemuan pertama mereka karena ia pikir Jisung adalah sama dengan mereka yang merundung orang-orang yang lemah dari mereka. Dan tujuan Jaemin sebelumnya hanyalah ingin memanfaatkan Jisung untuk mencapai keinginannya balas dendam pada Yeonjun. Tapi saat mendengar kisah Felix tadi tentang Jisung tidak bisa dibohongi itu membuat Jaemin tersentuh walaupun hanya sedikit. Karena jiwa Jaemin sendiri sudah bersatu dengan neraka maka tujuannya sekarang adalah untuk menyeret mereka yang jiwanya sakit ke dalam neraka untuk mendapatkan hukumannya.

"Ku kira kau tidak datang"

Jaemin tersenyum menanggapi ucapan dingin Jisung. Pemandangan pertama yang didapatkan Jaemin setelah ia membuka pintu kamar Jisung adalah mendapati Jisung yang tengah duduk di kasurnya sembari membaca sebuah buku. Kacamata bulatnya yang bertengger di hidung mancungnya membuat penampilannya terlihat polos dan imut. Ditambah lagi Jisung sendiri hanya mengenakan kemeja hitam lengan panjang yang hanya menutupi setengah pahanya. Seharusnya Jaemin biasa tetapi penampilan Jisung malam ini terlalu luar biasa membuat darah Jaemin berdesir saat mendapatkan sambutan panas seperti ini. Penampilan Jisung membangkitkan sisi iblis Jaemin membuat api neraka di dalam diri Jaemin membesar.

"Sepertinya kau sudah tidak sabar, haruskah kita pemanasan dulu atau langsung inti saja?" Jaemin bertanya.

"Kau terlalu lama, mood sex ku sudah menguap" Jisung berucap dingin sembari menutup buku yang ia baca dan menatap Jaemin datar.

Jisung melepaskan kacamata nya dan beranjak dari kasurnya untuk meletakkan buku novelnya ke meja belajarnya. Kemudian ia berlalu melewati Jaemin namun baru beberapa langkah tangan Jisung ditahan oleh Jaemin sehingga membuat langkahnya terhenti.

"Aku bertemu dengan Felix tadi. Dia menceritakan banyak hal tentang mu. Dan Jisung bukankah seorang budak tidak boleh terlalu banyak berbicara?"

Umpan Jaemin dimakan Jisung. Terbukti dengan Jisung yang berbalik menghadap ke arahnya dan ekspresi nya tampak terkejut. Sepertinya Jisung tidak mengira Jaemin akan tahu rahasianya.

"Maaf aku mengetahui hal itu. Aku tidak menyangka saja di balik wajah polos mu ternyata kau adalah pembunuh, tapi tidak salah juga karena kau punya alasan melakukan itu. Sekarang kita akan melakukan ini dan kau akan kehilangan sesuatu yang berharga dari mu, apa kau akan membunuh ku? Bagiku yang sudah biasa melakukan ini bukanlah masalah besar tapi kau tentu akan menjadi beban pikiran mu" Jaemin melangkah ke arah meja belajar Jisung dan ingin mengambil botol wine yang diletakkan disitu.

"Jangan" cegat Jisung sebelum tangan Jaemin menyentuh botol itu.

"Ada apa?"

"Ini mengandung perangsang, Jay memberikannya tadi"

"Bagaimana kau tahu itu ada perangsang nya?"

"Dari awal Jay memberikannya itu sudah tidak wajar. Karena penasaran aku pun memberikannya pada pelayan ku dan memintanya untuk meminumnya dan reaksinya sangat cepat tapi sekarang dia di urus oleh gigolo di kamar nya" jelas Jisung.

Jaemin akui insting Jisung cukup kuat untuk menjaga dirinya. Sisi binatang nya untuk bertahan hidup membuatnya peka terhadap bahaya di sekitarnya.

"Soal melakukan sex dengan mu, ku pikir itu bukanlah masalah besar karena umurku sudah cukup sekarang. Lagipula aku butuh nilai itu untuk lulus. Dan soal masa lalu ku itu inilah caraku berjuang untuk bisa tetap hidup" Jisung berucap tanpa melihat Jaemin.

"Jujur, sekarang apa kau sudah siap?"

Jisung terlihat berpikir. Raut wajahnya jelas sekali di penglihatan Jaemin kalau Jisung itu masih ragu dan takut. Dari awal Jaemin tahu Jisung tidak pernah ingin melakukan sex itu dengannya.

"Sudah ku bilang mood sex ku menguap karena menunggu mu lama" jawab Jisung dingin untuk menyembunyikan ketakutannya.

"Kau yakin? Bukan karena kau takut 'kan?" Jaemin menyeringai tipis.

"Ti-tidak"

Jaemin tersenyum. Sudah ia duga Jisung masih belum siap. Tangannya terangkat untuk menepuk-nepuk kepala Jisung lembut layaknya memperlakukan anak kecil. Jisung sendiri hanya diam menunduk, bibirnya mengerucut dan kedua pipinya menggembung lucu karena perlakuan Jaemin.

"Tidak apa-apa, kita akan lakukan saat kau siap" ucap Jaemin lembut. Bagi Jaemin sendiri sex dengan perasaan akan lebih nikmat  dan pastinya atas keinginan Jisung sendiri untuk jatuh bersama dalam lingkaran api neraka itu.










Erangan kesakitan bercampur kenikmatan memenuhi kamar rahasia milik Yeonjun sampai terdengar ke luar ruangan. Yeonjun sendiri tengah meluapkan kemarahannya pada seorang jalang yang ia sewa untuk semalam.

Jay, Hyunjin, dan Hangyul yang duduk di ruang tamu hanya diam mendengarkan sembari menonton tv. Tidak ada yang berani menambah volume suara tv nya karena takut itu akan membuat Yeonjun semakin marah. Beberapa kaleng soda sudah mereka tegak sampai habis sembari menunggu Yeonjun keluar dari kamar itu.

Tidak lama pintu kamar khusus tempat Yeonjun memenuhi hasratnya itu kini terbuka menampilkan tubuh atas Yeonjun yang penuh keringat dan ia hanya mengenakan boxer saja. Yeonjun melangkah menuju ketiga sahabatnya itu dengan ekspresi yang masih terlihat marah.

"Sial! Kenapa Jisung tidak kunjung menghubungi ku?" Yeonjun mengacak rambutnya frustasi. Ia sudah menunggu lama tetapi hasilnya masih tidak ada. Sepertinya rencana Yeonjun untuk mencicipi tubuh Jisung gagal.

"Jisung itu punya kepekaan tinggi. Ku akui dia punya kelebihan yang membuatnya bisa menjaga dirinya dan bertahan hidup" ucap Jay yang diangguki setuju oleh Hyunjin dan Hangyul.

"Aku sudah tahu dia tidak mencintai ku, dia hanya memanfaatkan ku agar dia tidak diperlakukan sama seperti budak-budak itu. Tapi tetap, aku masih berharap dia mau membuka hatinya untuk ku. Bodohnya aku terlalu jatuh dalam pesonanya" Yeonjun menertawakan dirinya sendiri.

"Menurutku kau harus kuasai dirimu lagi. Buat dia bertekuk lutut di bawah mu. Kau ingat 'kan darimana Jisung berasal?" Hangyul bersuara.

"Apa maksudmu?" tanya Yeonjun datar.

"Jisung hanyalah seorang budak sex yang diambil dari panti asuhan awalnya, kau tidak mungkin lupa tentang itu kan?"

Yeonjun terdiam sejenak sebelum kemudian menyeringai saat sebuah ide terbesit di otaknya.

"Bayar orang untuk sex dan rekam lah lalu buatlah seolah-olah itu adalah Jisung. Itu akan menjadi senjata ku untuk mempermalukan nya nanti" Yeonjun menyeringai.












TBC.

See You

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria

Hell School 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang