I

1.2K 169 7
                                    

Jisung masuki kelasnya dengan senyum senang, dia menyapa teman-temannya yang sudah menunggu kedatangan dirinya.

"Kau sudah melakukan hukuman mu?" Tanya Beomgyu.

Jisung mengangguk, "Tentu saja! Tidak sulit bagiku untuk membuat si bodoh itu menjadi pacarku"

"Kalau begitu berikan ponselmu aku ingin mengecek apakah kau benar benar menelepon dirinya atau tidak!" Ucap Beomgyu sanksi, karena biasanya Jisung itu ingkar janji.

Jisung yang merasa tidak melakukan kesalahan akhirnya memberikan ponselnya kepada Beomgyu yang sepertinya tidak percaya bahwa dirinya melaksanakan hukuman tersebut.

"Aku tidak menemukan nomor Ren sama sekali di riwayat panggilan mu, kau pasti menipu aku bukan?" Tanya Beomgyu.

Jisung mendelik tidak terima, dirinya sudah melakukan tugasnya. "Aku sudah menelepon Ren dan memintanya menjadi pacarku."

"Tidak ada bukti Jisung," ucap Beomgyu sekali lagi.

Jisung buru buru mengambil ponselnya kemudian dia mengecek riwayat panggilan miliknya dan disana masih tertera nomor Ren yang semalam dia telepon.

"Belom, aku rasa kau buta ya? Lihat ini! Aku sudah menelepon Ren!" Ucap Jisung sembari menunjuk nomor yang kemarin dia telepon.

Beomgyu yang melihat itu langsung melotot terkejut, "Park Jisung bodoh!"

Jisung langsung menatap Beomgyu dengan tatapan keheranan, "Kau kenapa?"

"Kau salah nomor, sialan! Siapa yang kau hubungi tadi malam?" Tanya Beomgyu kepada Jisung yang kini mematung.

"Jadi yang semalam itu bukan Ren? Jadi siapa?" Gumam Jisung kebingungan.


°°°°

Jisung kembali kerumahnya dengan rasa kebingungan dan penasaran yang muncul di benaknya. Dirinya bingung siapakah orang yang mengangkat teleponnya dan juga penasaran orang seperti apa yang dia ajak pacaran.

"Lebih baik aku membersihkan diri terlebih dahulu kemudian menelepon nomor itu kembali dan meminta agar dia tidak menanggapi omonganku dengan serius," ucap Jisung yang langsung pergi menuju kamar mandi.

Setelah membersihkan diri, Jisung memakai bathrobe. Dirinya akan segera berpakaian jika saja dia tidak mendengar suara bel yang berbunyi.

"Siapa yang datang kerumahku?" Gumam Jisung.

Pemuda Park itu langsung saja pergi menuju pintu depan dan dirinya langsung dikejutkan dengan seorang pengantar paket yang membawa boneka beruang besar serta sekotak pizza.

"Atas nama Park Jisung?" Tanya sang pengantar paket.

"Iya benar, tapi saya tidak memesan apapun." ucap Jisung yang masih kebingungan.

"Ah itu, anda hanya perlu menerima ini saja!" Ucap sang pengantar paket.

"Siapa yang mengirimi ku benda ini?" Tanya Jisung.

"Saya tidak tahu, dia hanya memberikan inisial 'NJM', tanda tangan disini dan saya akan pergi"

Jisung yang masih kebingungan tidak memperhatikan kertas yang dibawa sang pengantar paket. Dia langsung menandatangani kertas itu kemudian mengambil barang tersebut dan masuk kedalam rumah tanpa banyak berucap.

"Misi sudah selesai bos" bisik sang pengantar paket kepada sang atasan yang sedari tadi menelpon dirinya.

"Bagus, secepatnya berikan dokumen itu kepadaku" titah sang bos.

°°°°

Jisung meletakkan pizza di ruang tamu, sedangkan boneka beruang besar itu dia letakkan boneka tersebut di meja tempat dia belajar yang terdapat di sudut kamar.

Jisung memperhatikan boneka itu dengan seksama dia merasa heran siapakah orang yang memberikan dirinya hal seperti ini?

"Kira kira siapa orang gila yang memberikan ku hadiah seperti ini? Tapi tidak apalah akhirnya kamar ini tidak sepi" gumam Jisung senang.

Setelah puas memandangi boneka itu Jisung mulai memakai pakaiannya, tentunya di kamar tersebut.

Jisung tidak sadar bahwa ada yang aneh di boneka itu. Jika diperhatikan ada benda kecil yang menyala di mata boneka itu. Benda itu adalah kamera yang disiapkan untuk merekam segala kegiatan Jisung dan beruntung nya Jisung menaruhnya di sudut kamar yang bisa menangkap seluruh isi kamar tidur miliknya itu.

"Tubuh dan wajah yang sangat indah" gumam seseorang yang tak lain adalah Jaemin, dirinya melihat Jisung  melalui boneka tersebut.

°°°°

Bersambung...

Wrong Number Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang