IV

1.2K 153 45
                                    

Jaemin mendekatkan wajahnya ke area dada Jisung, dirinya menjilat puting Jisung. Dia melakukannya sembari menatap Jisung yang sedang tertidur pulas.

Jaemin tersenyum beberapa saat, kemudian menyesap puting Jisung dengan kuat secara bergantian, menyedot puting itu seakan-akan Jisung mengeluarkan susu.

Tangannya mengelus pipi Jisung yang masih asik di alam mimpinya. Jisung benar-benar tidak terganggu dengan perbuatan asusila yang dilakukan oleh Jaemin.

Setelah puas menyusu, akhirnya Jaemin melepaskan pautannya pada puting Jisung yang sudah membengkak akibat perbuatan dirinya.

Jaemin menurunkan baju Jisung, kemudian berbaring di sebelah Jisung, memandangi Jisung dari jarak yang dekat.

"Kau seorang pembuli namun, kau begitu bersinar sampai-sampai menarik diriku yang berada di dalam kegelapan, jadi jangan salahkan aku jika nantinya aku akan menelan dirimu dalam kegelapan seutuhnya," bisik Jaemin, dirinya menusuk-nusuk pipi Jisung.

Jaemin kemudian mengambil tangan Jisung, mengecup tangan itu dan mengelusnya dengan lembut. Jaemin tertawa sedikit, "Tadinya aku akan membiarkanmu tinggal sendirian, pacar. Tapi sekarang aku menjadi tidak tenang membiarkan dirimu tinggal sendirian, Pacar. Apalagi saat tadi aku menemukan seseorang yang menguntit dirimu!"

Jaemin menatap Jisung dengan tatapan memelas, dirinya menaruh tangan Jisung di kepalanya.

"Tinggallah bersamaku, pacar. Agar kau tidak lagi diuntit ataupun diikuti oleh bajingan mesum yang masokis itu." Seru Jaemin dengan senyuman manisnya.

"Bukankah aku pacar yang baik? Aku melindungi dirimu dari penguntit yang bajingan itu! Ayo puji aku!" Seru Jaemin dengan bahagianya.

Jaemin menggerakkan tangan Jisung seperti Jisung lah yang mengelus-elus kepalanya karena bangga memiliki pacar seperti Jaemin padahal kenyataannya Jisung masih asik di dalam dunia mimpi miliknya sendiri.

"Karena kau tampak bahagia, aku akan membawamu pulang ke rumahku, pacar! Tenang saja, pintumu akan aku ganti," ucap Jaemin, dirinya langsung menggendong Jisung yang masih tertidur.

Jaemin membawa Jisung ke dalam mobilnya, dirinya duduk di kursi penumpang memangku Jisung yang sedang mencari tempat yang nyaman agar tidurnya lebih tenang.

Jaemin mengelus punggung Jisung, dirinya menatap Ken yang baru saja masuk ke dalam mobil. Jaemin menatap Ken dengan tatapan tajam, dirinya tak suka dibuat menunggu tapi kali ini dia akan memaafkan Ken karena ada Jisung yang sekarang sedang tertidur dalam pelukannya.

"Kita, pulang!"

Ken mengangguk, dirinya sedikit bersyukur karena Jaemin tidak marah saat ini. Buru-buru dia menjalankan mobilnya, Ken takut semakin membuat Jaemin marah.

Selama di perjalanan hanya ada keheningan, hingga akhirnya Jaemin merasakan bahwa tubuh Jisung mendingin, bibir Jisung juga mendecih beberapa kali.

Jaemin mendengus beberapa saat, sial dirinya lupa bahwa Jisung hanya memakai piyama tanpa alas kaki, lalu bulan ini adalah bulan Desember yang tentunya suhu saat ini sangatlah dingin.

"Matikan pendingin dan hidupkan penghangat, pacarku kedinginan." Titah Jaemin.

Ken mengangguk, dia hanya menuruti perintah Jaemin tanpa membantah apapun.

Selama di perjalanan Jaemin terus menggumamkan sesuatu sembari mengecup pipi Jisung.

"Cantik! Cantik! Pacarku sangat cantik!"

Ken yang mendengar itu lagi-lagi diam, dia merasa tuannya tidaklah jatuh cinta melainkan terobsesi pada Jisung, pemuda yang terkenal sebagai seorang pembuli.

Jujur saja, melihat Jaemin yang bergumam seperti itu Ken mendadak merinding karena dia tau tuannya itu seperti apa.

Ken hanya bisa berdoa agar Jisung selamat dari sosok masalah yang tak lain adalah tuannya, tapi bukankah mereka pasangan yang cocok?

Jaemin si monster yang gila akan kekuasaan dan Jisung adalah seorang pembuli yang suka memberontak, sungguh Ken tidak bisa membayangkan apa jadinya jika mereka di sandingkan.

Jaemin telah sampai di kediamannya, Ken membukakan pintu untuk Jaemin.

Jaemin keluar dengan Jisung dalam gendongannya, dia membawa Jisung diikuti oleh Ken dibelakangnya, sedangkan mobil mewah Jaemin telah diambil alih oleh supir milik keluarga Na.

Seluruh orang menatap Jaemin yang sedang membawa seseorang, ada rasa penasaran dan kasihan pada orang tersebut. Sungguh, sial nasibnya karena berurusan dengan monster seperti Jaemin.

Jaemin membawa Jisung ke kamar khusus yang di siapkan oleh Jaemin, kamar itu berwarna hijau tua yang terkesan gelap namun menenangkan, warna ini dipilih berdasarkan kesukaan Jisung.

Jaemin mengecup tangan Jisung, "Kau suka dengan kamar ini, pacar?"

Jaemin menatap sekitar, ah sepertinya dia harus menyatukan kamar dan ruang kerjanya. Agar dia bisa melihat Jisung setiap saatnya, bukankah itu ide yang bagus?

Wrong Number Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang