RETAK II [09]

11K 1K 1K
                                    

Di tengah kota nampak jelas 2 bangunan mewah yang saling berhadapan, simbol toleransi yang sengaja dibuat agar tak ada rasisme dan semua umat beragama saling menghargai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah kota nampak jelas 2 bangunan mewah yang saling berhadapan, simbol toleransi yang sengaja dibuat agar tak ada rasisme dan semua umat beragama saling menghargai.

Sebagai laki-laki yang memiliki kewajiban setiap hari Jumat Zidan dengan langkah tegak masuk kedalam masjid yang diberi nama masjid Istiqlal.

"Eh Dan, tumben banget ketemu satu shaf." Pemuda dengan baju Koko warna maroon itu menyapa Zidan.

"Iya saking luasnya masjid ini."

"Haha, definisi kalau satu ruangan sekalipun kalau gak jodoh gak bakal ketemu ya." Pemuda bernama Risfan ini mulai melemparkan pertanyaan random.

"Random banget topik pembicaraan Lo, Fan." Zidan menanggapi dengan tawa kecil.

Risfan tersenyum manis menanggapinya, sosok Risfan adalah seseorang yang tenang. Laki-laki yang jika dilihat seolah menjadi sosok yang tak bisa digapai.

Laki-laki jangkung dengan tinggi 181 cm, berambut hitam kecoklatan, memiliki bola mata hitam, serta kacamata bertengger di hidungnya.

"Pendapat Lo tentang perjodohan gimana , Fan?"

Risfan terdiam sejenak terlihat berpikir, "Gue sih ada di tengah-tengah, ambil dua sudut pandang. Pertama, perjodohan udah pasti diridhoi sama orang tua, gak pacaran juga biasanya. Agak mirip sama ta'aruf cuma beda konsep, minusnya perjodohan itu bikin terbebani, kayak namanya aja perjodohan kalau gak jodoh gimana?"

Zidan mengangguk sedikit setuju dengan pendapat Risfan. Orang seperti Risfan memang cocok untuk diajak bercerita, tak pernah menyudutkan tidak banyak bicara.

"Emangnya kenapa Lo nanya begitu? Jangan bilang Lo di jodohin?"

"Haha, nggak lah. Udah mau mulai tuh, abis selesai sholat ngobrol bentar sama gue ya."

Keduanya fokus pada khatib yang mulai naik ke mimbar masjid, sebab khutbah akan segera dimulai.

Jika Jum'at masjid akan ramai, begitu pula dengan Minggu katderal di depan sana juga akan ramai. Sebuah perbedaan yang menjadi saksi bahwa berbeda sekalipun tak menjadi masalah, ini hanya dikhususkan untuk lingkungan.

Tidak untuk hubungan.

Jika kita mulai tak asing dengan pernikahan beda Agama, kita tahu bahwa keduanya kalah. Sebab yang menang bukan dia yang melepaskan agamanya, namun hubungannya.

Beberapa orang berpendapat bahwa menikah beda Agama adalah sebuah persatuan yang indah, namun banyak juga yang berpendapat bahwa itu melanggar norma.

"Waduh sendal gue mana, ya?"

Zidan melirik sana sini untuk melihat jejeran sendal yang sudah ia pastikan diletakan di sana. Solat Jumat sudah selesai, kini Zidan mulai sibuk mencari sendal. Risfan gang melihat Zidan kebingungan mulai menghampiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RETAK 2 || Narasi 2 hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang