-20-

718 104 2
                                    

Sedari tadi Jane hanya diam sambil memakan makan malamnya. Sejujurnya, dia sama sekali tidak menikmati makan malam itu karena dia masih memikirkan tentang sosok Jeykey.

"Apa ada yang mengganggu kamu?" Pertanyaan dari Rose membuyarkan lamunan Jane "Apa kamu masih pikirin soal omongan Jeykey?" Lanjut Rose peka.

Jane menghela nafasnya dan sedetik kemudian dia mengangguk dengan jujur.

Rose tersenyum tipis "Dia hanya mantan aku pas SD kok. Dulu kita masih kecil, jadi pikiran masih seperti anak anak. Bisa dibilang seperti cinta monyet si" dia terkekeh kecil sebelum melanjutkan omongannya "Pas SMP, kita putus karena dia harus ikut orang tua nya pindah. Awalnya aku memang ingin LDR saja si tapi dia yang tidak mau dan memilih untuk putusin aku. Akhirnya aku sama dia sudah lama tidak ketemu  bahkan aku sudah melupakan dia setelah aku mengenal kamu. Waktu ketemu kamu, aku sudah dewasa dan aku yakin rasa cinta aku buat kamu bukan main main. Aku memang sudah benar benar mencintai kamu"

"Jadi sekarang kamu sudah tidak ada perasaan buat dia?" Tanya Jane

"Kalau aku masih punya perasaan buat dia, untuk apa aku galau terus ke club huh?" Sahut Rose.

Jane tersenyum. Dia akhirnya bisa bernafas lega "Besok pagi kamu ikut aku ketemu client juga ya. Aku takut tinggalin kamu sendirian di hotel"

Rose menaikkan salah satu alisnya "Kamu cemburu aku ketemu sama Jeykey bukan?" Godanya.

Tanpa malunya Jane mengangguk "Aku tidak akan membiarkan dia dekatin kamu"

"Cie posesif, tapi aku suka" ujar Rose terkekeh geli.















Pagi sudah tiba dan Jane bersama Rose memilih untuk menikmati sarapan di restaurant hotel duluan sebelum bertemu sama client Jane.

"Client kamu itu cowok apa cewek?" Tanya Rose

Jane tersenyum jahil "Cewek. Karyawan aku bilang dia cantik banget si"

Raut wajah Rose menjadi datar "Oh"

"Bercanda Sayang. Kamu lebih cantik kok"

"Dih, gombal"

"Aku jujur loh"

"Iyain saja deh"

Cup

Dengan gemesnya Jane mengecup pipi Rose "Ihh malu. Nanti dilihat orang orang" ujar Rose sok malu walaupun nyatanya dia senang si:v

"Biarin dong" sahut Jane santai. Dia memang sengaja mengecup pipi Rose soalnya dia melihat ada sosok Jeykey yang menatap kearah mereka dengan tatapan cemburu.













Dengan tangan yang bergandengan, Rose bersama Jane memasuki sebuah perusahan yang akan mengadakan kerjasama sama perusahan Jane.

"Mendingan aku tunggu di cafe saja deh. Aku takut mengganggu kamu" bisik Rose.

"Client aku itu cewek loh. Kamu yakin tidak mau temani aku?" Tanya Jane kembali menggoda sang istri.

"Tidak jadi!" Ketus Rose "Aku ikut sama kamu" lanjutnya.

Jane terkekeh kecil. Ah, istrinya menggemaskan sekali si kalau lagi cemburu.

"Jane-ssi?" Pandangan mereka sontak tertuju kearah sosok yang menghampiri mereka.

"Ah, Julien-ssi" sahut Jane.

Julien menghampiri Jane dan memeluk cowok itu dengan singkat "Akhirnya kamu datang juga" ujarnya.

Rose menatap sosok itu dengan bingung. Kenapa sosok itu pintar berbahasa Korea?

"Jangan aneh. Daddy dia memang orang Korea" bisik Jane yang menyadari raut wajah sang istri.

Rose mengangguk dan menatap sosok itu dengan senyuman yang dipaksakan.

"Apa ini sekertaris kamu?" Tanya Julien.

Heol! Apa sosok itu tidak melihat Jane yang menggandeng tangan Rose itu huh?

"No, she's my wife" sahut Jane.

"What!? Are you kidding me? Kapan kamu menikah?" Kaget Julien.

"Sudah hampir 2 bulan" sahut Jane.

"Kamu masih kuliah bukan? Kenapa sudah menikah?" Tanya Julien penasaran.

"Menikah diusia muda tidak terlalu buruk si. Umur aku sama istri aku juga sudah matang. Lagian sekarang ada sosok kecil yang membutuhkan aku" Jane mengelus perut Rose membuatkan Julien mengerti.

"Ah, baiklah" sahut Julien "Siapa nama kamu?"

"Roseanne tapi kamu bisa memanggil aku Rose" sahut Rose.

"Baiklah Rose-ssi, Jane-ssi, ayo kita keruangan meeting" mereka akhirnya berjalan keruangan meeting.

Meeting diantara mereka akhirnya bermula dan Rose hanya mampu diam disamping suaminya. Dia sedikit mengerti soal bisness namun dia tidak ingin ikut campur. Suaminya pasti bisa menguruskan semuanya sendiri.

"Baiklah, itu saja untuk hari ini. Saya setuju untuk bekerjasama sama perusahan kamu" ujar Julien.

"Terima kasih Julien-ssi" ujar Jane.

Julien mengangguk "Berapa hari kalian bakalan ada di Hawaii?"

"Seminggu. Aku rencananya mau liburan bareng Rose" sahut Jane.

Julien tersenyum miris "Ah, sepertinya aku memang tidak ada peluang"

"Maksud kamu?" Bingung Jane. 

"Lupakan saja" sahut Julien "Semoga kalian menikmati liburan kalian"

"Baiklah. Kita permisi duluan" pamit Jane "Ayo Sayang" dia menggandeng Rose dan berjalan pergi bersama istrinya itu.

Rose memilih untuk diam. Dia cukup mengerti arti dari kata kata Julien. Tapi dia tidak akan mempermasalahkannya karena dia yakin Jane hanya mencintai dirinya.









  Tekan
    👇

Sincérité de l'amour ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang