Kedatangan Lisa sebagai siswi baru dikelas Rose malah membuatkan Rose melotot kaget. Dia tidak pernah membayangkan kalau sahabatnya itu akan kembali dan bersekolah ditempat yang sama dengannya.
"Lis, kok lo pindah kesini?" Gara gara lagi jamkos, Rose bisa deh ngobrol sama Lisa.
"Ya bisa lah" sahut Lisa
"Lo memang langsung pindah kesini?"
Lisa mengangguk "Iya. Gue bakalan tinggal disini sama Oma gue"
"Bagus deh. Akhirnya sahabat curhat gue kembali... By the way, kenapa lo tidak bilang sama gue kalau elo bakalan kembali?"
Lisa cengesan "Kejutan buat elo si"
Rose mendengus "Ya ya ya serah lo saja deh"
"Nanti lo kenalin gue sama doi elo ya. Gue penasaran sama wajahnya"
Rose sontak tersenyum malu "Pokoknya dia yang paling ganteng Lis"
Lisa hanya mengangguk. Dia memang terlalu penasaran si sama sosok yang sudah mengambil hati sahabatnya itu.
Jam istirahat tiba dan sekarang Rose sudah membawa Lisa menuju kekantin. Kebetulan sekali, ada sosok Jisoo bersama Jane yang juga lagi menikmati makan siang mereka.
"Inilah yang dinamakan jodoh" gumam Rose bahagia
"Itu Oppa elo bukan?" Tanya Lisa.
Rose mengangguk "Kita gabung sama mereka saja" dia langsung menggandeng Lisa menghampiri sang Oppa "Permisi, apa kita bisa gabung?"
"Duduk saja" sahut Jisoo
Kedua yeoja itu langsung saja duduk "Erm Oppa, kenalin ini Lisa. Dia sahabat aku" ujar Rose.
"Hai, aku Lisa" ujar Lisa.
"Aku Jane. Kamu bisa memanggil aku Oppa" ujar Jane memperkenalkan dirinya.
Lisa mengangguk dan beralih menatap Rose. Dia tersenyum menggoda. Setelah mengetahui nama Jane, dia yakin kalau Jane adalah orang yang selama ini Rose ceritakan kepadanya "Ganteng juga si. Cocok sama elo" bisik Lisa
"Jadi elo mendukung gue untuk mendapatkan dia?" Tanya Rose ikutan berbisik.
"Iya dong. Gue inginkan yang terbaik buat elo" sahut Lisa.
"Thanks Lis"
"Bisik apaan tuh?" Kepo Jisoo.
"Kepo saja deh" sahut Rose.
Jisoo mendengus "Nanti Oppa tidak akan membantu kamu dekatin cowok yang kamu taksir itu lagi" ceplosnya.
"Siapa cowok yang Rose taksir?" Tanya Jane.
Rose menatap sang Oppa dengan tatapan membunuh dan dia beralih menatap Jane dengan senyuman yang kaku "Ahaha, tidak ada siapa siapa kok. Oppa aku memang ngaco orangnya" ujarnya terkekeh kaku.
"Kalau ada cowok yang kamu suka, kamu kenalin sama aku juga ya. Aku harus memastikan dia baik apa tidak. Aku sudah menganggap kamu seperti adek aku jadi aku tidak ingin ada yang menyakiti kamu"
Duh, kata kata Jane memang perhatian si tapi bukan ini yang Rose inginkan. Rose ingin dinggap sebagai seseorang yang Jane cintai, bukan sebagai adek.
"Yang sabar ya" bisik Lisa mengelus punggung Rose.
Rose mengangguk dan tersenyum palsu "Apa Oppa juga sudah menemukan orang yang Oppa cintai?" Walaupun Rose takut sama jawaban Jane nanti, dia tetap harus menghilangkan rasa penasarannya itu.
"Awalnya belum si tapi sekarang sepertinya aku sudah ketemu" sahut Jane melirik Lisa sekilas.
Sejujurnya, dia sudah mula terpesona dengan sosok yeoja berponi itu. Dan dia yakin kalau dia sudah jatuh cinta pandang pertama.
Andai Rose tahu soal ini, pasti hatinya akan benar benar terluka.
Rose mati matian menahan air matanya setelah mendengar jawaban jujur dari Jane "Rose, Oppa ingin bicara sama kamu" ujar Jisoo menarik Rose pergi dari sana.
Lisa tersenyum canggung kepada Jane "A-aku kekelas duluan ya"
"Kamu tidak ingin makan duluan?" Tanya Jane.
"Oma aku sudah menyiapkan bekal untuk aku. Aku makan dikelas saja bareng Rose. Permisi ya" Lisa bergegas bangkit dan berganjak menuju kekelasnya. Hah~ tiba tiba saja dia merasa kesal sama Jane yang tidak peka sama perasaan sahabatnya itu.
"Menangis saja. Jangan dipendam" Jisoo membawa Rose kedalam dakapannya. Tidak butuh waktu yang lama, isakan adeknya itu mula kedengaran.
Hati Jisoo ikut merasa sakit ketika mendengar isakan itu. Dia bingung. Apa yang harus dia lakukan untuk kembali membahagiakan adeknya itu? "Apa kamu ingin Oppa memperkenalkan kamu sama teman Oppa yang lain? Masih banyak yang lebih ganteng dari Jane loh" ujar Jisoo berusaha menghibur sang adek.
Rose menggeleng "Hiks aku hanya mau Jane Oppa" sahutnya
Jisoo beralih menangkup kedua pipi Rose. Jempolnya itu mengusap air mata yang mengalir dipipi sang adek "Jane bukan milik siapa siapa. Dia belum menikah jadi kamu masih punya kesempatan untuk mendapatkan hati dia. Jangan menyerah ya. Oppa akan mendukung kamu"
"Gomawo Oppa" Rose tersenyum haru. Walaupun Jisoo adalah Oppa nya yang menyebalkan, dia tetap bersyukur karena mempunyai Oppa seperti Jisoo.
Apa pun yang terjadi, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Oppa nya itu.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincérité de l'amour ✅
FanficMencintai tanpa harus memiliki dan membiarkan orang yang dicintai bahagia bersama kebahagiaannya. Apa itu yang dinamakan sebagai cinta sejati? Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 Fanfiction📌