Part 5

111 21 0
                                    

Haiii~

Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!

._.

Jay dan Jungwon berjalan beriringan menuju ruang rapat. Hari ini Jungwon ikut serta dalam meeting karena Jay yang akan melakukan presentasi.

Namun belum sempat mereka sampai ke tempat yang dituju, langkah Jungwon terhenti setelah melihat seseorang telah berdiri tepat dihapannya.

"Ayah..." Gumamnya pelan namun terdengar jelas ditelinga Jay karena jarak mereka yang begitu dekat.

"Ayah?" Ulang Jay yang tidak yakin akan pendengarannya. Yang ia tahu, kedua orang tua Jungwon telah meninggal dunia.

"Jungwon, apa yang kau lakukan disini? Ayah mencarimu kemana-mana" Ucap orang itu yang ternyata adalah ayah Jungwon.

'Oh benar, ini sudah satu minggu' Batin Jungwon. Lupa bahwa ayahnya telah kembali dari Jepang.

"Maaf Tuan Yang, apa maksud Anda? Jungwon adalah anak Anda?" Tanya Jay pada ayah Jungwon.

"Ya Jongseong. Jungwon adalah anakku"

Jay benar-benar terkejut atas apa yang telah didengarnya. Kepalanya menoleh kearah Jungwon yang juga tengah menatapnya sendu. Matanya memancarkan rasa penyesalan, terlihat memerah dan siap meluncurkan beberapa bulir kristal bening dari mata indahnya.

Jay menghembuskan napasnya berat lalu kembali mengarahkan wajahnya pada ayah Jungwon.

"Saya permisi dulu" Ucapnya sambil membungkukkan sedikit tubuhnya pada ayah Jungwon dan berlalu pergi.

"Jay!" Panggil Jungwon namun tak ada sahutan.

"Maaf" Gumamnya.

"Ayah, aku akan pulang"

***Paper Cranes***

"Jadi, kau sudah mengenalnya?" Tanya ayah Jungwon pada sang anak yang tengah duduk melamun didepan jendela.

Tidak ada sahutan, Jungwon hanya diam sambil menatap kosong pada butiran air yang turun membasahi bumi. Hatinya benar-benar merasa bersalah pada Jay, pria yang tulus menolongnya, tapi ia malah membohonginya.

Jika ia bisa mengulang waktu, ia akan memilih untuk tidak melarikan diri dari ayahnya dan menerima perjodohannya. Maka dari itu ia tidak akan bertemu dengan Jay yang telah mengisi hari-harinya selama hampir dua bulan ini.

Entah sebenarnya ini rasa bersalah atau rasa yang lain. Hatinya benar-benar sakit setelah melihat Jay berjalan menjauh darinya, meninggalkannya tanpa menoleh kembali.

"Jungwon." Panggil ayahnya.

Masih tidak ada sahutan.

"Apa kau tinggal bersamanya selama kau melarikan diri?"

"Jungwon. Kau mendengar Ayah?" Tanya ayah Jungwon sedikit keras.

Sontak Jungwon tersadar dari lamunannya dan menatap ayahnya yang tampak tengah mengintrogasinya.

"Maaf Ayah. Iya, tapi kami tidak melakukan apapun, dia hanya ingin menolongku"

"Tidak apa-apa, Ayah percaya. Lagipula, mungkin itu semua akan terjadi lagi"

"Maksud Ayah, aku akan kabur lagi?" Tanya Jungwon bingung.

"Bukan itu, tapi mungkin kalian akan tinggal bersama lagi"

"Aku tidak mengerti Ayah. Bicaralah dengan jelas" Ucap Jungwon kesal karena ucapan ayahnya yang terlalu berbasa-basi.

"Ayah tidak salah pilih" Sahut ayahnya sambil tertawa kecil.

Jungwon semakin bingung. Namun setelah beberapa saat dia tersadar.

"Maksud Ayah, dia..." Jungwon menggantung kalimatnya.

Ayahnya mengangguk mantap sambil tersenyum, bisa menebak apa yang akan diucapkan putra semata wayangnya.

Jungwon yang mendapat jawaban seperti itu hanya bisa membiarkan mulutnya menganga dengan matanya yang membulat sempurna.

"Apa dia mengetahuinya juga?"

***Paper Cranes***

Tanpa sengaja Jay berjalan melewati kamar tempat Jungwon tidur dulu. Perlahan memori otaknya mengingat kembali kenangan bersama lelaki mungil bersurai dark brown itu.

Senyumnya tiba-tiba terukir jelas setelah ingatannya memutar dimana mereka mengunjungi sebuah taman kanak-kanak beberapa waktu lalu.

Jay memasuki ruangan itu dan membuka lemari dimana terdapat baju-baju Jungwon yang masih tersusun rapi disana. Ia merindukan lelaki mungil itu, sangat merindukannya.

Ia sedikit menyesal karena telah meninggalkan Jungwon waktu itu, tanpa mendengar penjelasan apapun darinya. Jungwon pasti memiliki alasan kenapa ia sampai berbohong tentang orang tuanya.

Jay merasakan ponselnya bergetar. Tertera sebuah panggilan masuk dari ayahnya.

"Iya Ayah. ...."

._.

kkeut!

Semoga suka yeoreobun♡

Paper Cranes | JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang