Part 4

111 23 0
                                    

Haiii~

Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!

._.

Satu bulan sudah Jungwon tinggal bersama Jay di apartemennya. Jejaknya masih belum diketahui oleh sang ayah beserta anak buahnya. Untuk saat ini ia bisa bernapas lega karena telinganya mendengar kabar bahwa ayahnya itu telah terbang ke negeri sakura untuk mengurus bisnisnya selama seminggu.

"Menyebalkan sekali. Seenaknya saja membatalkan meeting penting, dia bahkan membatalkannya setelah semua orang telah berkumpul diruang rapat" Jay berdecak kesal sambil memasuki mobilnya.

Jungwon yang duduk disebelahnya hanya terkekeh kecil.

"Apa yang lucu?" Jay bertambah kesal setelah melihat Jungwon yang tertawa disampingnya.

"Tidak ada. Hanya saja wajahmu berubah merah sekarang" Jungwon kembali tertawa kecil.

Jay berdecak kesal, ia lalu menjalankan mobilnya perlahan.

"Aku tidak ingin pulang. Aku ingin menjernihkan pikiranku. Menurutmu, kemana sebaiknya kita pergi?" Ucap Jay yang mulai melepas rasa kesalnya.

"Hmm, bagaimana jika kita ke taman kanak-kanak?"

***Paper Cranes***

"Ada yang bisa ku bantu?" Tanya seorang wanita paru baya yang merupakan salah satu guru ditaman kanak-kanak yang Jay dan Jungwon kunjungi.

"Bolehkah kami bergabung? Aku dan teman ku sangat menyukai anak-anak, jadi kami mampir untuk sekedar membantu mereka dalam belajar" Ucap Jungwon sopan.

"Tentu saja. Kami menerima siapapun untuk bergabung disini, selama itu adalah hal yang positif" Sahut wanita itu ramah.

"Silakan masuk" Ajaknya sambil menunjukkan sebuah kelas dimana puluhan anak-anak sedang bermain berbagai permainan masing-masing.

Beberapa anak tengah menggenggam sebuah crayon warna dan mencoretkannya pada sebuah kertas putih membentuk gambar gunung, matahari, atau manusia buatan mereka. Beberapa anak yang lain juga tengah sibuk menyusun balok-balok kecil yang mereka buat menyerupai rumah-rumahan.

Seorang anak perempuan kecil berlari kearah Jungwon dan tiba-tiba menarik tangannya.

"Kakak, ayo kesini" Ucap perempuan kecil itu sambil terus menarik tangan Jungwon.

Jay yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan melangkah mengikuti mereka.

"Kakak, bantu aku membuat bangau kertas" Perempuan kecil yang menarik Jungwon itu menyodorkan sebuah kertas origami berwarna biru.

"Tapi.... aku tidak bisa membuatnya" Aku Jungwon dengan wajah sedih.

Si anak perempuan kecil didepannya tampak murung.

"Kau ini bagaimana? Membuat bangau kertas saja tidak bisa" Jay meraih kertas origami yang lain dan mulai melipat-lipatnya dengan cekatan.

Tidak membutuhkan waktu lama, Jay dapat menyelesaikan satu bangau kertas dan memberikannya pada perempuan kecil didepannya.

"Terima kasih, kak!" Ucap perempuan kecil itu senang dan berlari menghampiri teman-temannya.

"Bagaimana kau membuatnya?" Tanya Jungwon.

"Tentu saja dengan dilipat, bukan digunting" Jawab Jay bercanda.

Jungwon terkekeh kecil. "Aku ingin sekali bisa membuatnya. Kau pernah mendengar tentang seribu bangau kertas? Kau bisa mengucapkan permohonan dan itu semua akan terkabul"

"Benarkah? Aku tidak pernah mendengarnya. Memangnya, apa kau mempunyai sebuah permohonan?"

Jungwon mengangguk. "Aku hanya ingin ibuku kembali. Tapi, itu tidaklah mungkin"

Jay merasa bersalah karena kembali membahas hal yang membuat Jungwon bersedih. Ia pun mengambil lagi kertas origami berwarna merah dan mulai melipat-lipatnya. Namun bukan jenis bangau yang menjadi hasil akhirnya, melainkan setangkai bungai mawar yang memiliki detail hampir mirip dengan aslinya.

Jay menyerahkan hasil origaminya pada Jungwon yang kini telah kembali tersenyum manis.

"Terima kasih" Ucap Jungwon.

Perempuan kecil yang tadi bersama mereka kini kembali dengan membawa beberapa orang temannya.

"Kakak, teman-teman ku juga ingin yang seperti ini" Ucapnya sambil menyodorkan bangau kertas yang telah dibuat Jay tadi.

Namun pandangan perempuan kecil itu tiba-tiba beralih pada bunga kertas ditangan Jungwon.

"Apa itu bunga? Kakak memberikan bunga itu padanya?" Tanya perempuan kecil itu polos.

Jay hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Berarti kalian adalah sepasang kekasih" Sahut anak kecil yang lain dengan gembira.

Seketika itu juga wajah Jungwon semakin memerah.

"Adik kecil, itu tidak benar. Kami hanya berteman. Lagipula dari mana kau tahu tentang hal seperti itu eum?" Ucap Jungwon lembut.

"Aku melihatnya di televisi kak" Jawabnya polos.

Jungwon dan Jay hanya tertawa kecil mendengar jawaban dari anak kecil itu.

._.

kkeut!

Semoga suka yeoreobun♡

Paper Cranes | JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang