Part 6

174 28 4
                                    

Haiii~

Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!

._.

Jungwon berjalan menuju pintu rumahnya. Seorang tamu telah menekan bel pintunya selama beberapa kali. Membuatnya kesal karena orang yang tengah berdiri didepan rumahnya itu adalah orang yang tidak sabaran.

Perlahan ia buka pintu itu sambil menampakkan wajah kesal, namun tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah drastis setelah melihat siapa orang yang tengah berdiri didepannya.

"Jay..." Gumamnya pelan.

Ia terkejut melihat Jay yang tiba-tiba datang sambil membawa sebuah kotak besar.

"Bisakah kita bicara?" Tanya Jay.

"Masuklah"

Jungwon dan Jay berjalan beriringan menuju ruang tamu. Jay meletakkan kotak yang dibawanya ke atas meja. Namun Jungwon tidak berniat menanyakan apa isi kotak itu, lebih memilih diam sampai Jay mau memberitahunya sendiri.

Mereka duduk bersebelahan namun tidak saling menatap. Duduk dengan kaku dan perasaan gugup.

"Maaf" Jay memulai pembicaraan.

"Aku yang seharusnya minta maaf"

"Aku tahu kau punya alasan kenapa kau melakukan itu"

Jungwon mengangguk. "Aku pernah mengatakan kepadamu bahwa aku ingin ibuku kembali bukan? Aku merasa kehidupan ku berubah setelah dia pergi, ayahku bersifat over protective padaku. Aku lelah, aku tidak bisa bebas pergi bersama teman-teman ku, aku sangat sulit melakukan apa yang aku mau, sangat sulit untuk mendapatkan kekasih, bahkan sekarang aku dijodohkan oleh ayahku" Ucap Jungwon yang tanpa sadar mengucapkan kalimat terakhir.

Ia ragu apa Jay telah mengetahui semuanya.

Jay hanya tersenyum kecil mendengar pengakuan Jungwon yang panjang lebar.

Jungwon mulai memberanikan diri untuk bertanya.

"Emm. Apa kau sudah tahu tentang...." Jungwon menggantung pertanyaannya.

"Tentang apa?"

"Emm, tentang...."

"Tentang perjodohan?" Tebak Jay dengan terkekeh kecil.

Wajah Jungwon mulai memerah. 'Dia benar-benar sudah tahu' Batinnya.

"Aku baru saja tahu kemarin. Maafkan aku telah meninggalkanmu waktu itu"

"Tak apa, kau berhak melakukan itu"

Jay kembali tertawa kecil. "Mungkin ini memang takdir kita"

"Takdir?" Jungwon terlihat bingung.

Jay mengangguk. "Kau melarikan diri karena akan dijodohkan denganku. Tapi kau malah datang sendiri padaku"

Kembali, wajah Jungwon memerah, sangat merah.

"Ah, aku hampir lupa" Ucap Jay sambil menepuk dahinya pelan. Ia meraih kotak yang tadi ia letakkan dimeja.

"Kau masih ingat dengan seribu bangau kertas?" Tanyanya.

Jungwon hanya mengangguk dan menampakkan wajah bingung.

Jay membuka kotak besar ditangannya yang ternyata berisi ratusan bahkan mencapai seribu bangau kertas warna-warni dari kertas origami.

"Aku membuatnya untukmu. Kau bisa memohon apapun sekarang"

Jungwon membulatkan matanya, tak percaya atas apa yang dilihatnya.

"Kau membuat semuanya?"

Jay tersenyum kecil. "Kau bisa mengucapkan permohonanmu, berharap ibumu bisa kembali"

"Kau bercanda? Sudah ku katakan bahwa itu hal yang tidak mungkin. Tapi aku tahu ibuku selalu berada disampingku, dan dihatiku" Ucap Jungwon tersenyum tulus.

"Dan sebagai gantinya aku punya permintaan lain" Lanjutnya.

Jay menyodorkan kotak besar di tangannya pada Jungwon. "Apa permohonanmu?"

"Aku ingin selalu bersama orang yang kucintai. Dan ku harap dia juga mencintaiku"

Jungwon diam sejenak, melihat respon Jay yang masih memperhatikannya. Ekspresi Jay perlahan berubah, seperti perasaan kecewa?

"Aku mencintaimu Jay." Ucap Jungwon tiba-tiba.

"Apa?" Jay membulatkan matanya.

"Maaf. Aku tak dapat menahan perasaanku. Tak apa jika kau ingin membatalkan perjodohan kita" Ucap Jungwon dengan kepala menunduk.

Lalu Jay tiba-tiba mengusap lembut kepala Jungwon.

"Lalu, bolehkan aku juga memohon satu permintaan?"

Jungwon hanya diam, ia mengangkat kepalanya dan menatap Jay dengan mata yang sedikit memerah menahan tangis.

Jay meraih tangan Jungwon dan menggenggamnya erat. Ia mengusap wajah Jungwon dengan lembut, menahan agar air mata itu tidak mengalir.

"Aku ingin ada seseorang yang membantu dan mengingatkanku karena aku selalu ceroboh dan pelupa. Mengajakku ke taman kanak-kanak untuk bermain dan menyegarkan pikiran. Dan disetiap pagiku dia akan membuatkan ku omelette rice yang persis seperti buatan ibuku"

"Menikahlah denganku. Aku mencintaimu Yang Jungwon."

***THE END***

._.

kkeut!

Yeeayy selesai, terima kasih yang udah mau mampir baca cerita ini ^.^

Semoga suka yeoreobun♡

Paper Cranes | JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang