Part 1

248 24 0
                                    

Haiii~^^~

Welcome to another of my wattpad story. I hope you enjoy reading it.

Mari kita mulai, Let's go~

._.

Jay mendengus kesal. Baru saja beberapa jam yang lalu dia kembali dari London, tapi ayahnya malah menyuruhnya segera mengunjungi tempat pengerjaan proyek untuk mengecek perkembangan pembangunannya.

Pria dengan rambut berwarna hitam legam itupun berjalan gontai menuju pintu apartemennya dan akan segera menuju lokasi proyek.

Sesampainya di lift, ia teringat akan sesuatu.

"Kunci mobil!" Serunya sambil menepuk dahinya pelan.

Jay kembali untuk mengambil kunci mobilnya dengan mulut yang terus mengeluarkan gerutuan. Dan sekarang ia baru menyadari bahwa tadi ia juga lupa mematikan televisi.

"Kenapa aku sangat ceroboh?" Gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Setelah yakin pintu apartemennya terkunci rapat, ia pun segera menuju parkiran mobilnya. Keadaan terlihat sepi sore ini, hanya ada dia dan beberapa pejalan kaki yang lewat di trotoar jalan.

Namun baru saja ia membuka pintu mobil, seorang lelaki mungil tiba-tiba menubruknya dari arah belakang. Membuat Jay kembali mendengus karena ada saja kejadian yang membuatnya semakin kesal.

"Tolong! Tolong aku!" Ucap lelaki mungil itu sambil mengguncangkan lengan Jay.

"Tolong aku! Ku mohon!" Lanjutnya sambil memelas.

Belum sempat Jay membuka mulutnya untuk bicara, dua orang pria dengan tubuh besar dan berpakaian serba hitam berlari kearah mereka.

"Tolong aku!" Desak lelaki mungil itu sambil terus mengguncangkan lengannya.

Jay pun ikut panik melihat ekspresi si lelaki mungil yang ketakutan.

"Cepat! Masuk ke mobilku!" Perintah Jay dan sang lelaki mungil itupun menurutinya.

Dengan segera ia menginjak pedal gas sehingga menimbulkan bunyi berdecit antara aspal dengan ban mobil.

Setelah merasa jaraknya agak jauh dan yakin bahwa orang-orang yang mengejar si lelaki mungil itu tidak mengikutinya, Jay lalu menurunkan kecepatan mobilnya.

"Kenapa mereka mengejarmu?" Tanya Jay membuka pembicaraan.

"Eeuummm..." Lelaki mungil yang duduk disebelahnya nampak sedang berpikir.

"Kau terjerat hutang?" Tebak Jay tanpa babibu.

Lelaki mungil itu membulatkan mata sipitnya. "Iya!" Jawabnya cepat.

"Orang tua ku mempunyai banyak hutang di bank, dan mereka datang untuk menagihnya" Lanjutnya.

"Tapi kenapa kau yang dikejar oleh mereka?"

"Karena..." Cukup lama lelaki mungil itu menggantung jawabannya.

Jay masih diam menunggu lanjutan kalimat dari si mungil disebelahnya.

"Orang tua ku sudah meninggal, jadi orang-orang itu mengejarku" Ucap lelaki mungil itu dengan ekspresi sedih.

"Benarkah? Maafkan aku" Ucap Jay dengan nada menyesal.

"Jadi, kemana aku harus mengantarmu?" Lanjutnya.

"Eeuummm..." Lelaki mungil itu nampak kembali berpikir.

"Aku tidak tahu." Jawabnya.

Jay tidak menyahut namun ia nampak bingung dengan jawaban si lelaki mungil disebelahnya.

"Aku takut kembali ke rumah dan mereka akan datang lagi, aku tidak punya uang untuk membayar semua hutang orang tuaku. Bahkan aku sudah menyerahkan surat-surat rumah ku, namun tetap saja tidak cukup untuk melunasi semuanya"

"Lalu kau akan tinggal dimana?"

"Entahlah" Lelaki mungil itu menunjukkan wajah sedihnya.

"Jika kau tidak keberatan, kau bisa tinggal di apartemen ku. Sebenarnya aku tinggal sendiri, tapi lebih baik daripada kau tidak punya tempat tinggal sama sekali." Tawar Jay.

"Apa itu tidak merepotkanmu? Kau sudah menolongku untuk lolos dari mereka, dan sekarang kau menawariku tempat tinggal?"

"Tentu saja tidak apa-apa. Aku suka menolong orang lain" Ucap Jay sambil tersenyum kecil.

"Kau benar-benar orang yang baik" Sahut lelaki mungil itu dan ikut menampakkan senyum manisnya.

"Astaga! Aku lupa!" Jay kembali menepuk dahinya.

"Ada apa?" Tanya si mungil bingung.

"Aku harus ke suatu tempat sekarang. Apa tidak apa-apa jika kita kesana terlebih dulu?"

"Iya, tidak papa" Lelaki mungil itu kembali tersenyum.

Sesampainya di tempat tujuan, Jay mengajak si lelaki mungil disebelahnya untuk turun. Sang lelaki mungil awalnya memang ingin keluar dari mobil Jay, namun ia mengurungkan niatnya kembali.

"Kenapa?" Tanya Jay.

"Aku tunggu di mobil saja. Lagi pula kau tidak lama bukan?"

Jay mengangguk. "Tunggu sebentar ya" Ia pun keluar dari mobilnya dan berjalan menuju seorang pria paru baya yang mengenakan pakaian rapi dengan jas dan dasinya.

"Kenapa orang itu ada disini?" Gumam si lelaki mungil yang tengah berada dalam mobil Jay.

._.

kkeut!

Semoga suka yeoreobun♡

Paper Cranes | JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang