Malam sudah tiba. Keluarga moon sedang bersiap-siap untuk pergi kediaman rumah Suh. Mereka akan membahas tentang perjodohan anak mereka. Jeno yang terpaksa harus ikut acara yang menurut dirinya tidak penting.
Disini lah mereka berempat didalam mobil. Taeil dan Doyoung berada di depan sedangkan Jeno dan yangyang berada di belakang. Jeno daritadi hanya diam sambil melihat pemandangan kota saat malam hari melalui jendela. Sedangkan ketiga orang tersebut terutama kedua orangtuanya sedang mendengarkan cerita yangyang.
"Ayah tau tadi yangyang habis bantuin bunda"
"Wah hebat sekali anak ayah. Lalu, bunda kamu kasih apa?"
"Bunda kasih ke yangyang kecupan di pipi yangyang"
"Pinter sekali anak ayah"
Jeno memutar mata dengan malas. Malas mendengarkan cerita yangyang. Dia malah tidak pernah seperti ini, Jeno masih melihat pemandangan yang hanya dibatasi oleh kaca mobil.
"Masih jauh?"
Suasana yang tadi sunyi tidak ada percakapan lagi tiba-tiba Jeno bertanya.
"Gak kok sebentar lagi sampai" ucap doyoung
Jeno tidak berkata lagi, ia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Taeil melihat sang sulung dari kaca spion nya hanya menghela nafas.
Butuh waktu beberapa jam untuk sampai ke rumah sang pengundang. Taeil dan Doyoung langsung turun dengan diikuti oleh kedua anak mereka. Seorang pelayan datang menghampiri mereka dan menyuruh mereka berempat untuk mengikuti. Taeil dan Doyoung dan juga anak mereka mengikuti pelayan tersebut.
Pelayan menunjukkan bahwa keluarga seo sudah menunggu dan taeil menggangguk. Pelayan tersebut meninggal keluarga moon dan mereka berempat berjalan menghampiri meja yang sudah terisi orang-orang.
"Akhirnya lu datang juga" ucap sang pemilik rumah
"Sorry ya telat, tadi macet banget" ucap Taeil
"Santai aja kali" ucap Johnny pemilik rumah
"Astaga Doyoung, sudah lama kita gak ketemu ya" ucap Kun
"Kun?! Astaga udah lama ya. Terakhir kita ketemuan pas kamu lahir anak terakhir kamu" ucap doyoung
"Hahaha, udah lama banget. Ini yangyang? Astaga manis banget. Seperti kamu Doy"
Kun langsung menghampiri yangyang yang berada di samping Doyoung. Jeno yang melihat pemandangan didepannya hanya membuang muka, berusaha ia tidak cemburu kembali kepada adiknya. Mata Jeno mengelilingi ruangan tersebut, walaupun Jeno sudah pernah ke sini tetapi dia tidak pernah melihat seluruh isi rumah ini kecuali kamar jaehyun.
Jaehyun yang melihat Jeno sedang melihat kelilingnya langsung menghampirinya, tepat disampingnya.
"Mau liat liat dulu?"
Jeno yang sedang fokus dengan seluruh jaehyun, langsung kaget. Dia langsung menengok ke arah kiri, telat jaehyun berdiri saat ini. Jeno hanya diam, tidak menjawab pertanyaan jaehyun.
"Ayah, bunda, tante Doyoung dan om Taeil. Jaehyun ijin bawa Jeno keliling sebentar ya?"
Ketika keempat orang dewasa itu mengobrol dengan tawa canda mereka. Mereka langsung menengok ke arah jaehyun sang sulung Suh. Johnny dan Kun memasang wajah bertanya, sedangkan Doyoung dan taeil hanya tersenyum.
"Tentu saja, itu lebih baik buat kalian untuk saling mengenal" ucap Taeil dengan senyumannya. Jeno yang melihat senyuman sang ayah hanya diam, dia tidak pernah melihat senyuman sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WORLD [JAENO]
RomanceDunia memang belum berpihak dengan kita, dunia selalu memberi cobaan. Pria kecil yang selalu dilupakan dalam keluarganya. Dia hanya memiliki sahabat dan pamannya. Dan mempunyai sindrom "LITTLE SPECA SYNDROME" Tiba-tiba seorang pria muncul ke dalam k...