24. KESEMPATAN

222 2 0
                                    

DANIEL

24. KESEMPATAN

Lea pulang bersama Daniel dengan tangan yang di gips harusnya Daniel kerja namun malah memilih menemani Lea. “Makanya jangan sok-sokan jatoh kan.” Sindir Daniel saat Lea duduk di kasurnya. “Resiko punya istri cantik kemana mana banyak yang suka.” Balas Lea membuat Daniel badmood.

Memang Daniel akui Lea itu cantik bahkan semenjak menikah sudah banyak laki laki yang terang terangan dekat dengan Lea, sorenya saat Lea sudah masuk kedalam kamar mandi namun kembali keluar lagi karna lupa sesuatu. “Kenapa???” Tanya Daniel saat melihat Lea balik lagi. “Mau panggil bibi suruh bantuin lepas baju.” Balas Lea. “Kenapa ga aku???” Tawar Daniel.

“Yeee mauan lo.” Sahut Lea. “Yakin mau sama bibi???” Tanya Daniel memastikan membuat Lea mengangguk. “Ga malu???” Tanyanya lagi membuat Lea mengangguk lagi. “Yaudah.” Balas Daniel kembali membaca buku. “Aaaa yaudah deh sama kamu.” Balas Lea membuat Daniel berdiri lalu mengikuti Lea dari belakang berjalan kearah kamar mandi.

“Ini resletingnya tolong dong.” Ucap Lea melihat resleting dari depan membuat Daniel segera menurunkan resleting baju Lea. “Jangan liat.” Ucap Lea sudah merasakan mata Daniel yang jelalatan. “Udah liat semuanya.” Balas Daniel santai, resleting terbuka membuat Lea segera menurunkan bajunya kini hanya tersisa dalamnya ya pikir Lea Daniel sudah melihatnya semua ngapain harus malu. “Bra-nya juga dong.” Ucap Lea.

Daniel yang kaget saat melihat Lea nekad di depannya hanya bisa menelan ludahnya karna melihat tubuh Lea yang sangat putih. “Niel!!!” Ucap Lea membuat Daniel segera sadar dalam lamunannya, Daniel segera melepaskan pengait bra membuat bra itu jatuh kebawah. “Udah makasih silahkan keluar.” Ucap Lea namun Daniel tak bergeming masih stay berdiri.

“Helow?!!” Ucap Lea membuat Daniel segera tersadar dan langsung keluar, Daniel duduk di sofa meredakan bawahnya yang berdiri akibat melihat Lea tadi, 20 menit Lea keluar dengan menggunakan handuk kimono, Lea tersenyum kearah Daniel. “Tolong lagi.” Ucap Lea sambil senyumnya yang manis, Daniel berdiri lalu membantu Lea memakaikan baju.

Sorenya saat Lea dan Daniel turun untuk santai santai dan di luar tengah hujan lebat. “Lea tangan kamu kenapa sayang???” Tanya Lita panik tangan menantunya yang di gips. “Ah gapapa ma cuman jatuh doang pas tadi di kampus.” Balas Lea membuat Lita mengangguk. “Tapi gapapa kan???” Tanya Lita membuat Lea mengangguk.

Saat mereka bertiga tengah bersantai pintu diketuk membuat bibi segera membuat pintu dan ternyata Sarini dan Anton datang berkunjung, pintu dibuka. “Nyonya.” Ucap Bibi sambil menunduk membuat Lita menatap kearah pintu ternyata ibu mertuanya datang bersama ayah mertuanya Lita berjalan kearah pintu bersama Lea dan Daniel. “Ma kenapa engga kasih tau Lita kan Lita bisa jemput.” Ucap Lita sambil mencium kedua tangan mertuanya itu membuat Sarini tersenyum. “Ora apa apa lagian aku ada supir.” Balas Sarini, kini giliran Lea dan Daniel yang mencium kedua tangan kakek dan neneknya.

“Lea tangan mu kenapa kok di gips???” Tanya Sarini sambil memegang tangan Lea yang bekas jatuh tadi. “Tadi jatuh pas lagi kunjungan ke kampus tapi gapapa kok nek.” Balas Lea. “Kamu lagi Daniel bukannya jagain istri kamu.” Ucap Sarini marah. “Engga Nek Mas Daniel engga salah Lea kok yang salah.” Sahut Lea namun Daniel langsung menatap ke samping saat mendengar kata Lea yang menyebutkan mas entah kenapa membuat Daniel senyum senyum sendiri.

“Yaudah mending masuk dulu yu.” Ajak Lita membuat semuanya mengangguk lalu masuk kedalam rumah, mereka duduk di sofa ternyata minuman sudah siap. “Bi taruh koper di kamar mama ya.” Ucap Lita membuat bibi mengangguk lalu membawa koper milik Sarini ke kamarnya. “Renal mana Lita???” Tanya Anton. “Mas Renal masih kerja Pa.” Balas Lita membuat Anton melihat kearah jam tangannya menunjukan pukul 5 sore. “Jam segini emang belum pulang???” Tanya Anton. “Hujan kali jangan gitu.” Sahut Sarini.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang