Felix mendongakkan kepalanya saat dirasa ada yang menyentuh kepalanya. Sebuah senyuman manis langsung menyapa Felix saat ia melihat siapa yang menyentuh kepalanya itu.
"Hyunjin." panggil Felix pada orang itu. "Kenapa kau ada disini?"
"Ini tempat kesukaan kekasihku. Makanya aku kesini saat aku tidak menemukan dia di ruang latihan tadi." jawab Hyunjin sambil duduk di samping Felix.
Felix tersenyum kecil. "Kenapa kau mencariku?"
"Hanya ingin melihamu saja. Aku merindukanmu."
"Oh ayolah, kita bahkan datang bersama pagi ini."
Hyunjin terkekeh. "Aku bahkan akan merindukanmu meskipun kita hanya tidak bertemu satu detik."
"Aku baru tau kalau aku punya kekasih yang pintar menggombal."
"Hey, itu jujur tau."
Felix terkekeh.
Hyunjin mengusap kepala Felix dengan lembut. "Aku suka sekali saat kau tertawa kecil begitu. Kau manis sekali, Lix."
"Sudah ish, nanti aku meleleh karena ucapan manismu."
Hyunjin tersenyum lalu merangkul Felix. Felix langsung menyamankan kepalanya di pundak Hyunjin. Memejamkan matanya sambil menikmati hembusan angin yang mengenai wajahnya.
"Aku membuat kesalahan lagi di latihan hari ini." cerita Felix.
"Kau dimarahi?"
Felix menggeleng. "Sepertinya pelatih kita sudah lelah memarahiku karena aku tidak juga bisa mengikuti gerakannya."
Hyunjin terkekeh. "Kalau begitu lakukan kesalaham terus. Aku senang sekali kalau melihat dia kesal."
"Tsk, lakukan saja sendiri sana."
"Eyy, dia bukan pelatihku, mana bisa aku melakukannya."
"Tapi apa kau pernah melakukan kesalahan saat latihan?"
"Tentu saja pernah. Dan aku rasa malah sering. Aku tidak pernah memikirkannya karena kurasa itu adalah hal yang wajar."
"Hal wajar bagaimana?"
"Kita ini sedang berlatih, sayang. Dalam sebuah latihan, kesalahan adalah hal yang wajar. Kita berlatih untuk meminimalisir kesalahan itu."
Felix terdiam memikirkan kalimat Hyunjin barusan. Ya, yang Hyunjin katakan memang benar. Seharusnya latihan memang seperti itu. Tapi kalau melakukan kesalahan terus menerus juga kan tidak baik juga.
"Apa aku menyerah saja ya Jin?" tanya Felix.
"Kenapa harus menyerah?"
"Rasanya melelahkan. Aku selalu saja membuat kesalahan."
"Kalau kau lelah, yang kau butuhkan adalah istirahat bukan menyerah, sayang. Lagipula setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Tapi, dari kesalahan itulah kita bisa tumbuh menjadi lebih dewasa."
"Tapi aku terlalu sering melakukan kesalahan. Aku sampai berpikir kalau aku memang tidak berbakat."
"Tapi aku rasa kau sudah melakukannya dengan baik. Bertahanlah sedikit lagi. Aku yakin kau pasti bisa melakukannya."
Felix membuka matanya lalu menatap Hyunjin. "Tidak bisakah aku berhenti saja? Aku tidak bisa melakukannya dengan benar. Rasanya aku ingin berlari menjauh dari semua ini."
"Daripada tenagamu habis untuk berlari menjauh, bukankah lebih baik kalau tenaga itu kau pakai untuk berlari mencapai apa yang kau inginkan?" Hyunjin mengusap kepala Felix. "Teruslah berlari meskipun tubuh dan pikiranmu sangat lelah. Kau harus tetap bertahan dan tidak boleh menyerah."
"Haruskah? Apa aku harus berusaha lebih keras lagi?"
"Tidak perlu terlalu keras. Sudah kubilang kau sudah melakukannya dengan baik. Kau hanya perlu memperbaikinya sedikit, sayang."
Felix menghela napasnya. "Apa aku bisa?"
"Tentu saja kau bisa. Kau adalah Felix ku yang terhebat."
"Terhebat apanya ish."
"Kau hebat karena kau tidak menyerah."
"Tapi baru saja aku berpikir untuk berhenti dan menyerah."
"Kau hanya berpikir kan? Nyatanya kau tidak melakukannya. Karena kalau kau memang ingin menyerah, kau sudah melakukannya sejak lama."
Felix tersenyum. "Entah apa jadinya aku kalau tidak punya kau disisiku."
Hyunjin ikut tersenyum. "Karena itu, daripada kau menangis sendirian di tempat seperti ini, bukankah lebih baik kau mencariku?"
"Aku tidak menangis ya."
"Hm? Bukan tidak, tapi belum. Untung saja aku datang dengan cepat. Kalau aku terlambat sedikit, kau pasti sudah menangis."
Felix menggembungkan pipinya. "Menyebalkan."
Hyunjin terkekeh lalu membawa Felix ke pelukannya. "Aku selalu disampingmu, dan akan terus berada di sampingmu. Tidak perduli berapa kalipun kau gagal, aku akan tetap bersamamu. Jadi, kau tidak perlu khawatir kau akan tertinggal. Bertahanlah sedikit lagi dan kau akan mendapatkan waktumu. Kau pasti bisa melakukannya dengan baik."
Felix mengangguk. "Aku akan berusaha. Kau akan membantuku, kan?"
"Tentu saja. Apapun untuk Felix ku tersayang."
"Kalau begitu tolong jangan terlalu manis seperti itu. Kau tau, kau bisa membuat banyak orang jatuh cinta padamu."
"Biar saja orang lain jatuh cinta. Nyatanya yang kucintai hanya kau. Kau yang harusnya tidak boleh terlalu manis. Apa kau tau banyak sekali yang menginginkanmu?"
"Benarkan? Aku sama sekali tidak tau."
"Pokoknya kau tidak boleh berpaling dariku. Aku akan menculikmu kalau kau berani melakukannya."
"Masa main culik-culik? Memangnya aku anak kecil yang bisa diculik dengan mudah?"
"Kau kuberi ice cream saja pasti sudah mau mengikutiku kan?"
"Hm kalau cuma satu sih aku tidak mau."
"Berarti kalau lebih dari satu, kau mau kan?" tanya Hyunjin yang siap-siap akan mencubit hidung Felix.
Felix tertawa. "Tidak kok tidak."
"Tsk dasar anak nakal."
Felix terkekeh dan memeluk Hyunjin dengan erat. Merasa sangat beruntung memiliki kekasih yang tampan dan baik seperti Hyunjin. Terima kasih pada Hyunjin, Felix kini merasa lebih percaya diri dan yakin bisa melakukannya dengan baik.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
[ HyunLix ] - I Am Not
Short StoryBeberapa cerita pendek tentang Hyunjin dan Felix dari lagu-lagu yang ada di album I Am Not.