4

372 41 10
                                    



The Happiest Girl : KENYATAAN



Jennie Pov.

Aku kembali ke rumah bersama suamiku, kembali bertemu dengan mertua yang masih dengan sifat merendahkanku. Setelah mengetahui bahwa mereka memanfaatkan orang tuaku, aku tidak lagi peduli dengan mereka, aku sangat kesal, dan bahkan menegur mereka saja rasanya memuakkan.

"Kau sudah pulang?" Tanya ayah mertuaku ketika melihat aku dan suamiku memasuki rumahku.

"Iya Pa," jawabku singkat.

"Bergabunglah saatnya makan malam." Ajaknya karena memang ini sudah memasuki waktu makan malam.

"Hmm makanlah terlebih dahulu, aku mau ke kamar membersihkan badan terlebih dahulu." Ujarku berlalu meninggalkan mereka tanpa menunggu respon dari mertuaku.

Aku segera masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuh dan merelakskan pikiranku dengan berendam di bathup.

Setelah selesai dengan aktvitasku aku kembali ke kamar merebahkan tubuhku sejenak di ranjang, dan beberapa menit kemudian suamiku datang.

"Kau kenapa?" Tanyanya yang membuatku sedikit bingung.

"Kenapa bagaimana?"

"Kau tak pernah menolak ajakan papa  selelah apapun tubuhmu. Tapi apa tadi?"

Aku paham maksud suamiku namun aku menyangkalnya. "Tidak itu hanya perasaanmu saja oppa... tadi aku memang sangat lelah karena setelah sampai Seoul aku langsung menuju rumah duka."

"Hmmm baiklah," acuhnya.

"Kau ingin mandi? Biar aku siapkan." Ujarku kembali mencoba melaksanakan tugasku sebagai istri yang baik.

"Tidak perlu kau sudah bersih bukan? Lebih baik kau makan, jaga kesehatanmu Jane." Ujarnya yang seketika membuatku tersenyum. Aku tau secuek apapun Seokjin dia tetaplah lelaki baik yang peduli denganku.

"Iya oppa," jawabku masih dengan senyuman cerah.

Aku turun menuju ruang makan, karena sungguh selain mendengar ucapan suamiku sebenarnya aku juga cukup lapar karena hari ini aku hanya makan pagi saja.

Sampai di meja makan aku segera mengambil beberap makanan dan segera menikmatinya dengan tenang. Namun ketenanganku tiba-tiba terusik oleh mama mertuaku yang ikut duduk di sampingku.

"Mama tidak menyukai saat kau menolak ajakan makan malam tadi Jen.." ujar ibu datar.

Aku menoleh padanya dan tetap diam menunggu kalimat darinya lagi.

"Tak seharusnya kau menolak, kau ini menantu kami jadi kau harus mengikuti perintah kami."

Aku meletakkan sendok dan garpu yang kupakai di sisi piring, mencoba mengatur emosi karena sungguh rasa kesal akibat mengetahui kebusukan mertuaku kepada orangtuaku.

"Aku bukan buruh yang harus mengikuti perintah kalian," ujarku acuh.

Mama mertuaku terlihat kaget mendengar jawabanku, tapi biarlah aku juga kesal menahan amarah yang kupunya.

"Kau berkata apa? Kau membangkang?"

Aku menghembuskan nafas pelan, "maaf" jawabku tak ingin memperpanjang perdebatan ini.

"Dasar wanita tak tau diri, kau itu seharusnya bersikap baik di keluarga ini karena kami masih menerimamu meskipun kau tak kunjung memberi kami cucu."

"Ma bisakah mama tidak merendahkanku terus menerus karena masalah ini?" Tanyaku masih menahan kesal.

The Happiest Girl - 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang