The Happiest Girl : BROKEN
Pekerjaan yang menumpuk membuat Jennie pulang dari kantor pukul 11 malam. Ia memutuskan untuk mengambil kesibukan untuk melupakan rasa kesalnya terhadap keluarganya, dan juga ia tidak ingin dengan cepat kembali ke rumah karena ia muak melihat wajah orang-orang yang menghancurkan dirinya. Namun meskipun hubungannya dengan Seokjin tidak baik-baik saja, sebagai istri Jennie tetap memberi kabar dan meminta izin kepada suaminya.
Sampai di rumah, Jennie mendapati mertuanya yang menunggu di ruang tamu.
"Ada apa ma?"
"Yaa!!! Kau darimana? Teriak Hwasa.
"Kau tau suamimu mencarimu, kenapa kau pulang selarut ini??"
"Mencari?? Aku malam ini lembur, dan aku sudah meminta izin padanya."
"Kau ini mulai lagi... kau tak mengerti batasanmu Jennie..cari putraku sekarang juga!!"
"Baiklah... tapi biarkan aku mengganti pakaianku."
"Yaaa!!! Kau tak mengkhawatirkan suamimu??" Teriak Hwasa kembali.
"Baiklah," ujar Jennie lesu.
Ia segera kembali menuju mobilnya dan mengendarinya entah tak tau kemana. Beberapa kali ia menghubungi suaminya tapi nihil. Suami sialannya itu pergi entah kemana, Jennie sangat tidak tahu.
Setelah berfikir keras akhirnya Jennie memutuskan untuk menghubungi sekretaris suaminya.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya panggilan telfonnya terhubung.
"Hallo?" Suara seorang wanita yang baru bangun dari tidurnya.
"Ahhh hallo, maafkan aku Karina-shi.. aku pasti mengganggu tidurmu."
"Aniyaa... tidak apa-apa eonni kau tak menggangguku. Ada apa eonni menelfonku jam segini?" Ujar Karina sekretaris Seokjin.
"Hmm apakah kau tau keberadaan Seokjin oppa?" Tanya Jennie ragu-ragu.
"Sajangnim??" Karina sepertinya memikirkan sesuatu.
"Ahhh aku ingat, tadi sajangnim memintaku untuk memesan ruang VIP di club malam. Mianne eonni aku tak bertanya dan memberi tahumu." Ujar Karina.
"Ahhh gwencana... kau tak harus selalu memberiku jadwal tentang suamiku. Hmm apa boleh aku meminta alamatnya padamu?"
"Aku akan mengirimkannya padamu eonn..."
"Baiklah, terima kasih Karina-shi... maaf menganggumu."
"Ahhh iya eonnn aku senang membantumu dan ingat kau tak menggangguku." Ujar Karina.
Setelah memutup telfonnya Jennie segera melihat pesan yang sudah di kirim Karina. Ia segera memasang GPS mobilnya dan segera melaju menuju lokasinyang ditampilkan.
Setelah menempuh waktu beberapa menit akhirnya Jennie sudah sampai di club malam yang mana suaminya berada. Tapi karena Jennie sangat tidak familiar dengan suasana disana ia sangat gugup dan bahkan takut. Namun ia mencoba menenangkan dirinya dan mencoba melangkahkan kakinya masuk kedalam tempat maksiat itu.
Suara musik sungguh memekakkan telinga Jennie, asap rokok dan bau alkohol ada dimana-dimana. Orang-orang menari-nari tak mengenal dengan siapa ia menari, dan sungguh menjijikkannya orang yang menikmati ciuman liar di tengan kerumunan. Iuwwwwh...