Chenle, ia bingung harus senang atau sedih. semalam Jisung mengakui bahwa diri nya mencintai Chenle, tapi tidak hanya Chenle yang berada di hati Jisung. ada pria manis lain juga di hati nya, perasaan bersalah pun hadir secara perlahan. bukan kah secara tidak langsung dia sudah mempersulit sebuah hubungan seseorang? demi Tuhan, saat Chenle mendengar pengakuan Jisung pertama kali. Chenle tidak berharap sama sekali untuk Jisung mencintai nya kembali, dengan Jisung menerima nya sebagai suami saja sudah cukup. hari ini, Chenle berada di kantor pusat perusahaan nya Jisung. hanya ingin mengantarkan suami nya itu bekal, karena Jisung yang meminta nya
"eh? Chenle? sedang apa di sini?" sapa Mark sekretaris Jisung
"hai hyung, aku hanya ingin mengantarkan Jisung bekal. bisa tunjukkan dimana letak ruangan Jisung?" pinta Chenle, ya, ini kali pertama Chenle ke perusahaan Jisung. jadi ia tidak tau dimana letak ruangan Jisung, untung dia bertemu dengan Mark
"mari, sekalian aku juga ingin keruangan ku. ruangan ku dengan Jisung bersebelahan" Mark jalan terlebih dahulu
•
•
•
•
•"hyung? siapa dia?" ahh, ada Jeno ternyata. Jeno ini saudara Mark, sekaligus asisten Na Jaemin. kerap di panggil Tn.Na
"dia suami Jisung, Park Chenle. Chenle perkenalkan dia adik ku, Jeno Lee. dia juga asisten Na Jaemin, kerap di panggil Tn. Na yaitu rekan kerja sama Jisung" jelas Mark
"oh haii, kenalkan aku Chenle. senang bertemu dengan mu" Chenle memperkenalkan diri nya
"hai, aku Jeno. senang juga bertemu dengan mu" Jeno membalas jabat tangan Chenle 'apa dia orang nya? cukup mirip, tapi aku tidak boleh gegabah seperti ini' batin Jeno
"lagi? urusan itu lagi yang mereka bahas?" tanya Mark "ya, seperti biasa. Chenle? kau ingin masuk ya? masuk saja" suruh Jeno
"apa tidak mengganggu?" tanya Chenle
"tentu saja tidak, masuk saja. tapi ketuk terlebih dahulu" jawab Mark
tok tok tok
"masuk" jawab Jisung dari dalam sana "hm? Chenle? kau sudah datang ternyata" ujar Jisung
"Chenle? suami mu Tn. Park?" tanya orang yang Chenle tebak Jaemin nama nya, hanya ada Jisung dan pria itu. berarti dia yang di bilang Mark tadi, Na Jaemin atau Tn. Na
"iya hyung, Chenle kenalkan dia rekan kerja sama ku Tn. Na" Jisung memberi kode kepada Chenle untuk berkenalan dengan Jaemin
"salam kenal Tn. Na, saya Park Chenle suami Jisung. senang bertemu dengan anda" tidak, itu bukan embel embel biasa hanya untuk berkenalan. tidak tau mengapa Chenle memang merasa senang saat bertemu Jaemin, Chenle makin merasa senang saat
"aku Na Jaemin, rekan suami mu. salam kenal kembali, senang juga telah bertemu dengan mu" Jaemin membalas jabat tangan Chenle, Jisung kaget melihat nya. sejak kapan seorang Na Jaemin ingin berjabat tangan dengan orang yang baru ia kenal, persetan jika itu rekan kerja sama nya sekalipun
'kenapa? kenapa aku tertarik untuk membalas ulur tangan nya? padahal bisa saja aku mengalihkan pembicaraan' batin Jaemin, ia sendiri pun bingung. kenapa ia sangat tertarik untuk menerima ulur tangan Chenle
"mau makan bersama hyung? Chenle membawakan ku bekal cukup banyak" tawar Jisung, sekedar basa basi
"tidak perlu, aku tau kau hanya basa basi. mana mungkin kau ikhlas berbagi makanan dengan orang lain" jawab Jaemin, Jisung hanya terkekeh mendengar nya. hyung nya yang satu itu sudah sangat mengenal diri nya rupanya
"hahaha, tidak hyung. jika kau mau mari" ajak Jisung lagi
sedangkan diluar ruangan..
"hyung, ku harap kau akan selalu memantau Chenle. aku takut Chenle akan masuk di dalam hubungan kerja sama antara Jisung dan Jaemin" peringat Jeno
"pasti, pasti aku akan melakukan nya. kau tenang saja, aku tidak akan membiarkan Chenle pria tidak berdosa itu terjerumus di dalam kerja sama tidak sehat antara Jisung dan Jaemin" jawab Mark
kembali lagi diruangan Jisung..
"tidak perlu, aku masih ada urusan yang lain. aku pergi dulu, jangan lupa besok Park. aku minta tepat waktu, jangan seperti yang semalam. kau telat mengirimkan nya, apalagi yang kau kirim kepadaku sangat keras kepala" ujar Jaemin
"iya hyung, kau tenang saja. hati hati dijalan, titip salam dengan Jeno dan Renjun hyung" lalu pintu ruangan pun tertutup
'kerja sama apa sebenarnya yang telah dilakukan Jisung dengan Tn. Na? apa aku ber hak untuk menanyakan nya dengan Jisung? tapi bisa saja itu hal privasi, aku harus mencari tau nya sendiri' batin Chenle
"kenapa melamun sayang? ada yang mengganggu pikiran mu?" tanya Jisung
"hah? ohh, tidak ada. makan lah, lalu istirahat sebentar baru lanjutkan pekerjaan mu. boleh ku bantu?" tawar Chenle
"boleh, kerjakan berkas berkas yang ber map kuning saja ya. sisa nya tidak usah" idzin Jisung
"emm Jie?" Chenle ingin bertanya, tapi takut jika Jisung merasa kurang nyaman dengan pertanyaan nya
"ada apa?" jawab Jisung
"kapan kekasih mu akan kembali kesini? sekedar berlibur, maaf jika aku lancang" Chenle merasa tidak enak hati, tapi dia juga ingin tahu
"hei, hahaha tidak papa, mungkin libur akhir tahun nanti. sebulan lagi berarti ya? ahh aku akan bertemu dengan nya sebentar lagi" jawab Jisung
"sangat merindukan nya ya Jie? pasti ia juga sudah sangat merindukan mu, jika ia pulang nanti gunakan waktu itu sebaik mungkin, oke?" Chenle kuatkan hati mu sedikit lagi
"kau?.. tidak marah? tidak, maksut ku apa kau tidak khawatir jika waktu ku nanti akan terbagi?" tanya Jisung
"untuk apa? aku sudah terbiasa untuk hal seperti itu, bahkan aku bisa bertahan hidup sendiri dulu. lalu saat menjadi anak Baba dan Mama, mereka juga harus membagi waktu untuk anak dan pekerjaan mereka. begitu pun juga saat bersama mu, iyakan? kau harus membagi waktu mu antara suami dan pekerjaan" jelas Chenle, lalu Chenle melanjut nya
"-saat ia datang nanti perbanyak waktu bersama nya, karena itu kesempatan terbesar mu. aku dan Mark hyung akan membantu mu mengerjakan sebagian pekerjaan di sini, kau tenang saja" Jisung merasa tidak enak hati dengan Chenle, kenapa ia sangat beruntung mendapatkan suami seperti Chenle? tapi Chenle tidak seberuntung itu mendapatkan suami seperti dirinya
"Chenle.. aku mencintai mu, tp aku juga mencintai nya. maaf, aku terlalu denial dengan perasaan ku sendiri. aku tidak tau harus melepas siapa, sekali lagi maafkan aku" ucap Jisung tiba tiba
"Jiee? jangan seperti itu, aku tidak menyalahkan mu atas tindakan yang kau lakukan. dari awal perjodohan ini memang sudah salah kan? kau sendiri yang mengatakan nya, aku yang tidak bisa menolak karena tidak ingin mengecewakan Baba dan Mama. dan orang tuamu juga yang menginginkan anak nya untuk memiliki pendamping hidup, sedangkan kekasih mu belum bisa untuk itu. tidak apa, suatu saat pasti ada jalan keluar nya. jangan terlalu di pikirkan ya?" jawab Chenle lalu memeluk Jisung erat, ia tidak mau jika Jisung merasa terbebani dengan hal ini
'sampai pada akhir nya, aku yang akan melepaskan diriku dari mu Jisung' batin Chenle
TBC