"maaf sudah merepotkan mu, padahal aku sudah bilang ke Baba supaya kau tidak usah repot repot ke sini" sahut Chenle merasa sudah merepotkan pemuda di samping nya ini
yah, Chenle di tinggal oleh orang tua nya untuk urusan bisnis. hanya 5 hari, Chenle tidak masalah sebenar nya jika ia harus sendiri di rumah. tapi Baba nya selalu bilang 'kau bisa di culik sayang jika hanya sendiri di rumah, dan Baba tidak ingin itu terjadi' hei! memang nya siapa yang ingin menculik Chenle jika ia hanya berdiam diri di rumah, dan yah. Chenle hanya pasrah ketika Baba nya itu menelfon Jisung untuk menemani diri nya di rumah
benar benar Tn. Zhong, Chenle sebenar nya berharap Jisung akan menolak menggunakan alasan ia sibuk dengan pekerjaan di kantor, atau sibuk apalah itu yang penting alasan. tapi dengan licin nya Jisung bilang 'aku akan ke sana Baba, jangan biarkan Chenle sendiri di rumah. nanti calon istri ku hilang' benar benar manusia serba berlebihan
"aku tidak bilang kau merepotkan ku, aku sendiri yang mau. dan berhenti memasang wajah bersalah mu itu, mau ku cium?!" jawab Jisung dengan godaan di akhir ucapan nya
"Park . . . kenapa kau dan Baba sama saja hah?! sama sama berlebihan" pekik Chenle kesal dengan godaan Jisung, Jisung itu tidak memikirkan kondisi jantung nya apa?
"tenang sayang tenang, jangan marah marah seperti itu. aku tidak ingin saat menikah dengan mu nanti, wajah mu sudah keriput lebih dulu. aku sih tidak masalah jika wajah mu keriput, tapi apa kau tidak malu make up mu nanti harus tebal karena menutupi wajah keriput mu itu? terlalu banyak marah marah akan membuat seseorang cepat tua, tua berarti akan keriput hehe" benar benar Park Jisung, lalat cari kudis. bukan kah secara tak langsung Jisung mengatai nya itu pemarah? dan mengatai jika wajah nya cepat untuk keriput hanya karena marah marah, wahh
"Park Jisung!!! pergi kau dari rumah ku. aku tidak ingin mempunyai tamu seperti mu" Zhong Chenle, tolong kecil kan volume suara mu. suara mu itu benar benar menggema di seluruh sudut penjuru rumah mewah ini, dapat membuat orang tuli kapan saja. dan tanpa dosa nya seorang
PARK JISUNG-
"aku lapar, bisa masakan untuk ku? aku merindukan masakan mu juga" pinta nya tanpa merasa bersalah sedikit pun, tapi?! apa kuping nya tidak sakit setelah mendapat teriakan dari Chenle tadi? ahh mungkin ia sudah terbiasa
"hm oke, tunggu di sini. kalau bosan, susul aku ke dapur" dan apa apaan ini?! siapa tadi yang berteriak lalu marah marah? sekarang malah ingin memasakan makanan untuk orang yang sudah membuat nya kesal, sesuka hati Zhong Chenle saja
•
•
•
•
"Jisung, makanan sudah siap" 20 menit Jisung menunggu, akhir nya Chenle berteriak juga untuk memanggil nya makan
"wahh aroma masakan mu benar benar membuat siapa saja langsung bernafsu untuk makan" puji Jisung, agak berlebihan sebenar nya. tapi tidak dapat Chenle pungkiri, ia senang dengan pujian itu
"makanlah" suruh Chenle lalu menyodorkan satu piring yang berisi makanan yang sudah di masak oleh Chenle "kau tidak makan?" tanya Jisung saat melihat Chenle hanya diam saja memandangi nya, menikmati masakan yang diri nya masak beberapa menit lalu
"aku tidak lapar, kau saja" Jisung hanya mengangguk mendengar jawaban Chenle, untuk apa juga diri nya memaksa agar Chenle ikut makan. sedangkan anak itu saja tidak lapar, yang ada muntah nanti karena sudah memaksa makanan masuk ke dalam perut nya. ia juga bisa menikmati makanan yang banyak itu sendirian
"apa kau mempunyai sahabat? hm teman lah" tanya Jisung saat acara makan nya sudah selesai, ia tidak banyak mengetahui soal Chenle. ia hanya tau, Chenle itu anak angkat dari keluarga Zhong
"aku memiliki sahabat, sahabat terbaik ku. hanya ia, kau tau sendiri aku orang yang cukup sulit untuk bergaul. tapi dengan wajah riang nya itu, yang selalu menyapa ku. mendekati ku, sampai pada akhir nya aku merasa nyaman. tapi ia sedang tidak tinggal di Korea, melainkan di Amsterdam. negara yang sama dengan kekasih mu, dan alasan yang sama, yaitu melanjutkan pendidikan nya disana" jelas Chenle, Jisung lagi lagi menganggukan kepala nya saat mendengar jawaban sekaligus penjelasan dari Chenle. ia pun lanjut bertanya-
"kau hanya anak angkat Tn. Zhong bukan?" Chenle berdehem sebagai jawaban "lalu sebelum kau di angkat sebagai anak oleh Tn. Zhong, apa kau memiliki saudara?" ahh Chenle hampir melupakan saudara nya itu, hati nya merasa sakit jika mengingat sang hyung yang meninggalkan nya hidup sendirian dan tidak pernah datang kembali untuk menemui nya lagi
"hm, aku punya. hyung ku itu, ahh aku lupa dengan nama nya. saat ibu ku meninggal, 2 minggu kemudian ayah ku pun menyusul nya. dengan alasan bahwa ayah ku tidak sanggup menjalani hidup nya tanpa kehadiran ibu ku, dan aku hanya tinggal berdua dengan hyung ku saat itu. aku berumur 5 tahun, dan hyung ku berumur 10 tahun. hyung ku tidak pergi secara tiba tiba, namun ia berjanji sebelum pergi meninggalkan ku 'Chenle, hyung pergi dulu. hyung berjanji akan kembali lagi entah kapan waktu nya, yang jelas dengan keadaan kita sudah berubah menjadi lebih baik lagi dari pada keadaan kita yang sekarang. hyung akan datang mencari dan menjemput mu dengan versi terbaik hyung, dapat membuat mu hidup lebih nyaman dan tidak kesusahan sama sekali. jika kau merasa takut atau lapar, keluarlah meminta bantuan kepada tetangga kita. mereka pasti akan membantu mu, oke?' " Chenle menjeda nya sebentar, lalu
"- aku yang belum paham apapun hanya menuruti perkataan nya, dan berusaha mengingat janji yang telah ia janjikan kepadaku. sampai suatu ketika, aku ingin meminta bantuan kepada tetangga sebrang rumah. saat ingin menyebrang naas nya aku di tabrak oleh sebuah mobil yang melaju cukup kencang, yang ternyata orang yang menabrak ku itu mobil Mama dan Baba. mereka ada urusan mendadak yang cukup penting, alhasil supir mereka membawa mobil dengan cukup laju" cerita Chenle sempat dipotong oleh Jisung
"sesulit itu perjalanan hidupmu? dan kau masih bisa bertahan sampai sekarang?" ucap Jisung yang tak menyangka kisah hidup Chenle se tragis itu
"hahaha begitu lah, bahkan aku mengalami amnesia ringan. maka nya aku tidak dapat mengingat marga dan nama hyung ku, tapi sebuah keajaiban bukan? aku masih sangat amat mengingat janji yang di ucapkan oleh hyung ku itu, bahkan aku kadang berpikir. apakah hyung ku itu mengingat janji nya? apa sekarang dia sudah berubah menjadi orang yang lebih baik? apa ia sudah mulai untuk mencari dimana adik kecil nya itu hilang? atau bahkan ia melupakan janji nya? ku harap tidak" jawab Chenle di selingi kekehan kecil
"hei? jangan sedih seperti itu, kita bisa mencari hyung mu juga. apa kau mau? pernah tidak kau mencoba bertanya ke Mama dan Baba marga asli mu siapa?" tanya Jisung
"Na, marga asli ku Na. Na Chenle, sebelum mengangkat ku sebagai anak. Mama dan Baba meminta idzin terlebih dahulu dengan tetangga yang sering membantuku dulu, sekaligus mencari info lebih tentang diriku. dan ya, tetangga ku itu menceritakan semua nya tentang ku yang ia ketahui. dia juga mengatakan bahwa marga ku adalah Na, tapi ia tidak memberitahu siapa nama hyung ku. karena hyung ku lah yang tidak mengizinkan nya sebelum ia pergi meninggalkan ku dulu" jelas Chenle
TBC