The beginning.

665 53 8
                                    

                     Happy Reading 📖! ~

Matahari sudah muncul ke permukaan dan menyinari dunia dengan sinar nya, memasuki tiap tiap kamar melalui celah jendela
seakan akan ingin membangunkan orang orang yang masih saja terlelap.
Tak terkecuali Stefan Danendra ia terbangun juga karna sinar matahari yang masuk ke dalam kamar nya, stefan menyipitkan mata nya tanda ia baru saja sadar dari alam tidurnya
Ia melihat kekanan dan kekiri setelah itu medongak untuk melihat jam dinding yang ada di kamarnya.

06.00

Ia menghela nafas nya dan berniat bangun dari kasur nya yang nyaman itu, baru saja kakinya menyentuh lantai stefan sudah di kejutkan oleh seseorang yang membuka pintu nya dengan sedikit kasar.

"Stefan! Astaga bangun udah jam berapa ini"

stefan terkekeh pelan menyadari bahwa yang mendobrak pintunya adalah salah satu manusia yang sangat ia sayangi di dunia ini, Ya sang Bunda.
bunda nya lah yang mengejutkan dirinya tadi

"Iya bunda ku sayang ini stefan baru aja bangun" Ucap stefan sambil berjalan kearah pintu kamarnya

sang bunda mengerucutkan bibirnya tanda kesal, stefan hanya tersenyum kecil melihat tingkah bunda nya yang kelewat lucu itu. Jangan heran bunda nya memang suka bertingkah imut seperti itu

"Yasudah cepat mandi, sehabis itu bangunkan adik mu. OK?"

stefan hanya mengangguk mendengar perinta bunda nya itu

"Oh ya satu lagi jangan lama lama ayah kamu sudah menunggu di meja makan" timpal sang bunda sambil tersenyum manis

stefan mengernyitkan kening nya bukan apa apa ayahnya itu terbilang tidak suka menunggu biasanya juga sang ayah hanya akan pergi ke kantor begitu saja tanpa berpamitan kepada dirinya.
Menyadari raut wajah kebingungan di wajah anaknya membuat brenda buru buru menjelaskan

"Tadi ayah mu bilang mau anterin kamu ke sekolah mangkaya kamu ditunggu" Ucap brenda alias sang bunda
stefan mengangguk paham, "ohh oke bun stefan mandi dulu yaa"
Brenda mengangguk dan menutup pintu kamar anak pertama nya itu.




06.15

Stefan sudah rapih dengan seragam nya ia buru buru keluar dari kamarnya dan berlari kecil ke arah kamar sang adik, sejujurnya stefan agak sedikit takut dan panik. Entahlah mendengar ayahnya ingin mengantarkan nya membuat dia kembali berfikir, bagaimana dengan adiknya? Apa dia diantar juga?

Stefan mengetuk pintu kamar adiknya
Tok.. Tok.. Tok.. "Kalandra bangun! Nanti telat" Ucap stefan sambil sedikit berteriak
Tok.. Tok.. "Kal-
"Apa?"  Stefan sedikit terkejut ketika pintu kamar adiknya tiba tiba terbuka lebar, tapi wajah terkejutnya digantikan dengan wajah senang lebih tepatnya tersenyum senang. Tentu stefan senang bagaimana tidak? ternyata sang adik pun juga sudah rapih dengan seragam nya, jadi ia tak perlu kena ceramah kecil dari bunda nya karna ia yang gagal membangunkan adiknya tepat waktu.

"Ayo turun, katanya ayah udah nunggu dimeja makan"
Terdengar helaan nafas dari sang adik
"Tumben ayah mau nganterin kita kak? Gue lebih baik naik bus aja lah, males." Bukan karna berlebihan atau apa kalandra memang tidak terlalu dekat dengan ayah nya, jika dibandingkan dengan stefan kalandra-lah yang paling sedikit menghabiskan waktu dengan ayahnya. Ayahnya tidak semenakutkan itu hanya saja.. Kata kata dari mulut sang ayah terkadang mampu menyakiti hatinya

Stefan yang sadar bahwa adiknya sedikit takut pun tersenyum paham, bukan hanya kalandra yang takut. Stefan pun juga! Walau dia yang lebih dekat dengan ayahnya tetap percuma saja, karna yang dibicarakan stefan dengan sang ayah hanya  nilai, nilai, dan nilai.
Walau begitu stefan tetap merasa baik baik saja dia tidak setertekan anak anak yang lain dikala orang tua menekan soal pendidikan, stefan yang memang sudah sempurna sejak kecil tidak membuat ia takut jika ayahnya membahas pasal nilai. Yang membuat ia takut hanya perkataan yang keluar dari mulut ayahnya, karna setiap perkataan yang keluar dari mulut ayahnya pasti terdengar pedas dan sakit untuk kalandra, adiknya.

06.23

Kalandra makan dengan tenang sambil melirik lirik kearah ayahnya, yang dilirik tidak sadar bahwa salah satu anaknya terus memperhatikan dirinya diam diam. Kalandra menghela nafas nya lagi
Dan sial nya helaan nafas itu terdengar oleh ayahnya, sang kepala keluarga menatap kearah anak bungsu nya yang jarang ia perhatikan. "Ada apa kalandra? seberat apa beban hidup mu sampai sampai dirimu menghela nafas?"
Seketika kalandra menahan nafasnya, suara berat ayahnya benar benar mampu membuat dirinya gemetar ketakutan
Brenda yang paham akan situasi ini mulai menggengam tangan kalandra yang ada di samping kanan nya ini. "Sudahlah mas mungkin ada yang dipikirkan oleh nya" Ucap brenda sambil menatap jengah kearah sang suami
"Kau terlalu memanjakanya brenda, kasian sekali anak itu harus di didik oleh ibu seperti mu" ucap jevian sambil terkekeh sinis

Merasa situasi kian memanas stefan berdiri sambil memakai tas nya "Ayah ayo udah mau telat" Jevian melirik jam dan mengangguk ia berdiri namun tangan nya di genggam oleh anak pertama nya ini, stefan berbalik dan menatap ayahnya itu "bagaimana dengan kalandra ayah? ayah ga mungkin ninggalin kalandra kan?"
jevian melirik kearah kalandra
"Dia ikut bersama kita stefan, jangan khawatir anak ayah" Ucap jevian dengan senyum nya sambil mengusak rambut stefan, setelah itu ia berjalan terlebih dahulu untuk menyalakan mobil nya

Anak ayah...
Kalandra tersenyum miris mendengar ucapan yang keluar dari mulut ayah nya, lagi dan lagi setiap perkataan yang keluar dari mulut ayahnya mampu membuat luka baru di hati nya.
"Kal ayo! udah mau telat ini" Lamunan kalandra buyar ketika mendengar teriakan kakaknya dari pekarangan rumah , kalandra buru buru berdiri "bun berangkat sekolah dulu yaa" Ucap kalandra tak lupa untuk salim dan mencium tangan bundanya itu
Brenda tersenyum dan mengangguk "iyaa semangat belajar nya anak bunda"

Deg

Kalandra tersenyum penuh arti mendengar ucapan bunda nya, kalandra benar benar merasa bersyukur memiliki bunda seperti brenda yang benar benar memperhatikan nya dengan baik.













Chapter 1 done! Gimana gimana ceritanyaaa??? Komen dong hehehe oia jangan lupa voment nya, voment kalian ampuh banget buat aku lebih semangat lagii :) oia untuk tokoh orang tua nya gaada spesifik jelas yaa.. Jadi kalian bayangkan aja sendiri hehe soalnya bingung mau pake siapa sebagai orang tua nya

Happy Ending? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang