Happy Reading 📖 ~ !
Keesokan harinya keadaan mulai membaik, stefan pun sudah sadar begitu pula dengan kalandra.
Batara, juan, serta teja memutuskan mengambil cuti sekolah karna tak ingin meninggalkan keduanya.
Padahal stefan sudah berusaha meyakinkan ke-tiga nya, bahwa semuanya akan baik baik saja. Lagipula ia bisa menjaga adiknya sendiri.
Namun jawabannya selalu seperti..
"Enggak nggak! lo aja baru sadar mana bisa ngejaga kalandra, jaga diri lo sendiri aja masih kesusahan"
Sebenarnya tidak benar benar ketiganya, lebih kearah Batara yang sangat keras kepala..
Ah.. bagi kalian yang bertanya bagaimana dengan kejadian semalam, dimana batara mengungkapkan tentang keluarganya. Pada akhirnya teja tahu, namun hanya teja dan juan yang tahu.
Stefan ataupun kalandra belum mengetahui nya, biarlah itu urusan nanti, pikir batara.
"Eumm.. gue pamit pulang dulu ya, ada urusan di rumah. lagipula gue belom mandi dari kemarin, dripada kuman kuman nempel di baju gue" teja sambil melihat kearah jam di dinding kamar yang menunjukkan pukul 6 pagi
Juan hanya melirik sekilas, ia tahu teja tak benar benar pulang. oh ayolah, ayahnya saja ada dilantai bawah yaitu lantai 2
"Yaudah sana pulang, daripda lo sakit karna gak bersih bersih diri sendiri. apalagi ini rumah sakit pasti banyak penyakit" ujar batara
"Nanti kalau gue udah selesai bakalan balik lagi kok, tungguin aja ya"
"Hati hati di jalan teja" celetuk stefan sambil menampilkan senyum manis nya
Teja hanya menganggukkan kepala dan menghilang dibalik pintu.
Selepas teja pergi, juan meregangkan tubuhnya. ia berniat membeli makanan untuk dirinya dan batara.
"Gue mau keluar dulu ya, mau beli makanan"
"Eh gue nitip dong kak!" celetuk stefan
"Nggak nggak! lo baru sadar" cegah batara
"Apaansi? orang gue cuman luka dibagian hidung. jantung, usus, paru-paru, lambung semuanya baik baik aja. jadi gak ada hubungannya nya sama makanan!"
"Ck! yaudah yaudah jangan berisik, gue beliin juga makanan buat lo stef" juan memijit pelipisnya karna pusing mendengarkan perdebatan tak berbobot ini
"Jaga kalandra ya" bisik juan sebelum menghilang dibalik pintu
Reflek batara serta stefan memandang kearah kalandra yang sedaritadi hanya melamun melihat keluar jendela
"Kal..?" stefan mendekati brankar sang adik
Sebenarnya ia khawatir dengan keadaan kalandra, sudah dari jam 5 pagi ia sadar. Namun sampai sekarang ia tidak membuka mulut.
"Kalandra..?" panggil batara karna tidak ada satupun sahutan
Bisa stefan dan batara lihat mata kalandra yang kosong, memang raga nya berada disini. Namun seakan jiwa nya melayang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending?
Random"𝐀𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧, 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝒂𝒑𝒂 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧"