Musim panas telah tiba dan kabar buruknya, sebuah wabah penyakit mematikan juga datang menghampiri kota ini.
Sebenarnya situasiku akan aman-aman dari wabah itu saja karena aku tinggal berada di hutan terdalam, yang berarti aku jarang berinteraksi dengan banyak orang kecuali Ranpo, dan aku memiliki kekebalan tubuh yang baik karena aku adalah pengguna sihir suci, jadi kemungkinan kami akan terjangkit penyakit itu hanya sedikit.
Hanya saja sejak kemarin Kunikida telah memohon-mohon padaku untuk datang ke kota dan membantunya merawat orang-orang yang terjangkit. Dia melaporkan di sana tenaga medis semakin lama menjadi sedikit karena kebanyakan dari mereka pun turut terjangkit.
Aku tidak ingin pergi sebenarnya, tetapi banyak orang yang tak berdosa dan tidak ada sangkut pautnya dengan masalahku, ikut menjadi korban wabah itu. Aku harus menolong orang-orang seperti mereka dan mengesampingkan luka pribadiku.
Masalahnya bagaimana dengan Ranpo? Aku tidak mungkin mengajaknya ke kota karena situasinya sangat berbahaya, namun membiarkannya di rumah ini pun sama saja tidak aman, karena binatang-binatang buas tersebut sedang ganas-ganasnya sekarang. Dari kemarin saja sudah terhitung dua puluh binatang buas yang aku bunuh karena mereka terus mendekati rumahku.
"Kau pergi saja, aku akan baik-baik di sini."
Itulah jawaban Ranpo ketika kutanya apa yang harus kulakukan di situasi mengkhawatirkan seperti ini.
"Namun siapa yang akan merawatmu? Apa kau bisa melakukannya sendiri?" Jujur saja, walau perkataan Ranpo selalu dapat dipercaya dan aku selalu mempercayainya, tapi kali ini aku malah meragu.
Dia tetap mengangguk dengan mantap. "ketika aku menghabiskan waktu bersamamu, aku selalu mempelajari bagaimana gerak-gerikmu lewat suara, aroma, dan sentuhan. Aku sudah hafal semuanya, kau tidak perlu khawatir, Yosano."
Memang akhir-akhir ini aku sudah melihat ada beberapa kegiatan yang Ranpo dapat lakukan sendiri, contohnya dia sudah bisa makan dengan rapih tanpa perlu aku suapi, dan dia sudah bisa melepas bajunya atau memakai bajunya sendiri.
Namun, tetap saja aku ...
"Yosano."
Ranpo menggamit tanganku, kemudian dia menggenggamnya erat-erat.
"Pergilah. Ada banyak orang yang memerlukan tangan ini di sana. Ada banyak orang yang perlu kebaikan hatimu sekarang. Jadi apa yang harus kamu khawatirkan di rumah ini? Aku janji akan menunggumu dengan baik di rumah sampai kau kembali. Kau percaya padaku, bukan?"
Meski keraguanku belum hilang, aku tetap mengangguk dan mempercayainya.
Walaupun aku tahu, bahwa penyesalan selalu datang di akhir.
Seharusnya aku tetap berada di sisi Ranpo, tetap melindunginya.
◆◆◆
Tidak terasa, sudah dua minggu lebih aku menetap di kota. Lebih tepatnya, aku tinggal di apotik Kunikida, dan terus-menerus membuat obat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑬𝒏𝒄𝒉𝒂𝒏𝒕𝒆𝒅┊ RANPOSANO ˎˊ-✔️
Fanfic≡;- ꒰ ° ☕ F A P R O J E C T 𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ [ 𝗙𝗮𝗻𝘁𝗮𝘀𝘆/𝗪𝗶𝘁𝗰𝗵! 𝗔𝗨] ;; 𝑴𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒕𝒐𝒑𝒆𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒓𝒂𝒎 𝒊𝒕𝒖, 𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒊𝒉𝒊𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒎𝒃𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂. ─────────────────────────...