DIA

189 21 1
                                    

"Al.." bisik Una disamping Alisa.

Mengapa sampai bisik-bisik? Karena saat ini mereka sedang bersama dengan teman segeng mereka di taman dekat kantin kampus.

"Hemm"

Saat ini mereka sedang berkumpul untuk mengerjakan tugas makalah yang harus dikumpulkan besok pada Mr. OV (Ordo Verlangga). Dosen kesayangan geng cowo, karena penampilannya yang biasa tidak modis dan mengikuti style masa kini meski usianya terbilang masih muda.

"Lu yakin ga kenal sama si maba?"

Una masih berusaha mengalihkan fokus Alisa dengan berbisik pelan ditelinga kirinya, mengingat didepan Alisa ada Yudha dan Elian sedangkan disisi kanan gadis itu adalah Minggu, lalu didepan Una ada Jiho dan Rose yang mana keduanya sedang menargetkan sang maba sebagai gebetan mereka, jadi tidak mungkin ia akan membicarakan sang maba secara gamblang didepan mereka.

"Hemm"

Alisa masih tak habis pikir dengan Una, sudah tau anak-anak sedang kumpul kenapa ia masih saja membahas maba itu disaat seperti ini.

"Tu maba liatin lu mulu ege dari tadi"

Kepala Alisa secara reflek terangkat memandang ke depan mencari.

"Arah jam 2"

Alisa segera menggerakkan matanya ke kanan, melirik dengan ekor matanya tanpa menengok sambil menekuk kepalanya ke kanan dan ke kiri berpura-pura pegal. Bahaya kalau yang lain liat. Dan benar saja anak itu sedang melihat kearahnya.

Alisa berpikir, apakah ia mengenalnya? atau adakah teman atau tetangga yang tidak ia ingat? Namun nihil, ia tak mengingat apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alisa berpikir, apakah ia mengenalnya? atau adakah teman atau tetangga yang tidak ia ingat? Namun nihil, ia tak mengingat apapun.

Lalu ia menggelengkan kepalanya, tidak.. tidak.. mungkin maba itu bukan melihatnya namun melihat yang lain yang arahnya sama pada posisi yang ia duduki saat ini pikir positifnya. Maka ia kembali menunduk fokus pada layar laptopnya.

Una yang mengamati gadis itu hanya menepuk jidatnya pelan. Ia tahu betul apa yang dipikirkan Alisa saat ini. Gadis itu cenderung pelupa, malas mengingat dan masa bodo.

"Al, pegel ya?" Tanya Elian yang mengamati Alisa dari tadi.
"Ehe.." Respon Alisa tak luput dengan cengirannya.
"Mau pulang aja?"
"Hemm, boleh"
"Aku pulang bareng Minggu aja ya, El?" sambungnya.

Mendengar Alisa ingin pulang bersamanya maka Minggu segera menatap Elian dan melihat El menggangguk, maka ia segera berdiri.

"Gu, gua bawa mobil tapi"

Minggu lupa kalo Alisa bawa mobil sendiri hari ini, maka ya sudah otomatis mobilnya akan ia tinggal di kampus hingga besok.

"Yauda yuk" Jemari Minggu meraih jemari Alisa dan menariknya pelan, maka gadis itu segera berdiri dan berjalan menjauh setelah berpamitan.

BACOTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang